6

561 51 1
                                    

Berkat rekomendasi teman sekelasnya, kini jimin mempunyai pekerjaan paruh waktu.

Dia saat ini bekerja di cafe ceria, bekerja dengan posisi sebagai kasir.

Dia berpikir lumayan juga penghasilan dari kerja paruh waktunya ini, lumayan untuk biaya hidup dan jajan di sekolah nya.

Pekerjaan nya tidak melelahkan, dan juga tidak berat. Jimin sudah menyamankan diri dan beradaptasi di lingkungan pekerjaan nya.

Begitupun partner kerja nya, dia menyukai kinerja kerja jimin yang selalu cekatan dan juga semangat itu.

...

Setiap pulang sekolah, jimin mengharuskan dirinya untuk berpamitan pada gurunya disana.

Dia memohon maaf karena tidak bisa untuk mengikuti pelajaran tambahan karena harus bekerja paruh waktu, tetapi dia juga berjanji akan giat belajar dirumah nya, dan gurunya memaklumi nya, gurunya tahu kalau jimin kini hidup sebatang kara jadi pasti sulit untuk hidup kalau tidak bekerja dan tidak ada penghasilan.

Jimin selalu senang kalau guru gurunya selalu memaklumi nya, guru nya malah memberinya semangat untuk bekerja, tetapi juga menasehati nya kalau dirinya masih jadi pelajar sekolah. Itu kata gurunya.

Kedekatan jimin dan taehyung kini terbilang berjarak, jimin tahu pasti pacar nya taehyung yang melarang nya, dia akan memaklumi nya dan tidak mempermasalahkannya.

Bahkan dirinya acuh acuh saja kalau pun melihat kemesraan taehyung dengan pacarnya di sana, dia tak memedulikan nya lagi dan mencoba terserah, asalkan  sahabat nya itu masih terlihat senang dan bahagia.

.

Tetapi taehyung sebenarnya merasa kehilangan jimin.

Dua minggu tak melihat jimin dipelajaran kelas tambahan membuat nya bertanya-tanya, kemana sahabat nya itu, kenapa bangku yang tepat disisinya itu selalu kosong.

Dia bertanya pada teman nya yang lain , tetapi mereka hanya mengangkat bahu nya, tidak tahu menahu.

Dan tekad taehyung , dirinya harus tahu dimana dan sedang apa sahabat kecil nya itu, dan juga kenapa kini jimin malas untuk mengikuti pelajaran tambahan.

Taehyung menyadari nya kalau sekarang dirinya tak lagi memperhatikan sahabat nya itu, dia sampai aneh pada dirinya sendiri kenapa dia sampai seperti ini dan sampai tidak tahu apapun tentang jimin sekarang.

Semenjak kau punya pacar, dan kau berubah. Aku sampai tak mengenalimu lagi kalau kita berpas pasan.

Ucapan jimin kala itu, terngiang di kepala nya, dia merasa bersalah pada jimin.

dan akhirnya dia pamit untuk pulang terlebih dulu, berbohong pada gurunya disana, kalau dirinya dipanggil orangtua nya karena ada masalah keluarga. Katanya.

...

"Kenapa tidak ada di rumahnya, kemana dia sebenarnya?" Taehyung kebingungan karena tidak melihat jimin  didalam apartement nya.

Bahkan taehyung tahu pasword nya apartement jimin.

Dia menghembus lelah, mendarat kan pantat nya di sofa jimin. Membuka satu kancing seragamnya kepanasan.

"Jimin.. Maafkan aku, kini aku tak tahu apapun tentangmu, dan kau pun tak tahu apapun tentang ku" Ujarnya dengan menatap poto yang berbingkai candy itu.

Itu adalah poto dirinya dan jimin di studio dulu, mereka yang hanya iseng memasuki studio kecil akhirnya berswa poto dengan gaya absurd nya, dan tenyata jimin juga mencetak nya, malahan jimin membingkai nya dengan bingkai yang cantik.

Poto itu selalu terpajang dimeja dapur sana.

...
Kenapa disimpan di dapur sih, tanya nya.

Biar tikus pada pergi kalau liat poto kita yang begitu, kekeh jimin yang membuat dirinya juga terkekeh
...

Itu hanya kenangan percakapan mereka dulu, taehyung tersenyum miris lalu meletakan poto itu kembali pada tempat nya, membuka kulkas milik jimin yang hanya berisikan soda soda kaleng itu, dan dia mengambil nya satu.

Lalu setelah itu pergi dari apartment kecil itu, berjalan gontai menuju supermarket kecil disana, berharap dirinya bertemu dengan jimin disini.

Hingga akhirnya matanya tertuju pada gadis yang memakai celana jeans dan juga kemeja kotak disana.

"Jimin" Gumam nya kecil terus menatap pada gadis yang hanya menunduk fokus pada ponsel nya.

"Darimana dia memakai pakaian seperti itu, ahh dia kencan dan tidak bilang apa-apa padaku, dan lebih memilih kencan daripada belajar untuk ujian" Dia mengoceh sendiri geram menatap jimin yang cengengesan sendiri disana.

Taehyung sebal dan menyipitkan matanya, melangkah dengan asal menuju jimin.

"Ya!! Park jimin"  Suara bariton nya membuat jimin berangsur mundur, terkejut karena jalan nya dihalang oleh badan taehyung yang tiba-tiba ada dihadapan nya.

"Eoh, kau kenapa?" Jimin kebingungan.

Sedang taehyung menatap nya dengan sebal, memelototkan matanya pada jimin "kenapa katamu, aku yang seharusnya bilang seperti itu" 

Jimin mengerutkan keningnya "perasaan aku tak buat masalah apapun dengan mu" Ujarnya seraya melangkah kembali menghindari taehyung yang masih menghadang nya.

"Ya!! Kau tidak takut aku marah ha?" Taehyung mengejar langkahan jimin, kini keduanya berjalan bersisian.

"Kenapa harus takut pada manusia sialan seperti mu" Kekehnya pelan.

"Ck.. Sialan kau park jimin"

Jimin terkekeh kecil, melirik taehyung yang kini terdiam.

"Kau baru pulang sekolah?"

Merasa jimin menanyainya, taehyung berdehem kecil seperti 'hm'

"Kau darimana jiminah, kenapa kau tak mengikuti pelajaran tambahan, apa kau pergi berkencan dengan pria, hah jadi itu alasan mu ha, baguss biar ga lulus ujian, lagian pasti gantengan aku kan dipada dia- dan lain lain nya.

Ocehan taehyung membuat jimin jengah, dia hanya memutar bola matanya malas.

tetapi jimin juga akan menggoda taehyung dengan mengatakan kalau pria nya lebih tampan daripada dirinya, dan taehyung tidak Terima, taehyung terus memarahi nya, mengoceh sampai akhirnya jimin memasuki apartment nya.

"Yaish sialan,,, ya! Park jimin, kutunggu kau disekolah besok"   Teriak nya saat jimin mengunci apartment nya dan tidak memberi taehyung masuk.

...


"Bagaimana bisa aku berkencan, sedangkan aku saja bekerja seperti ini, ah sibodoh itu tak pernah mau mendengar penjelasan ku dulu"

Dirinya menghembus lelah dan merebahkan badan nya disofa, menutup kedua mata dengan pergelangan tangan nya.

.
.
.
.
.





Just (vmin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang