"Kau, yang lucu."
Entah darimana datangnya sosok yang ceria, Hyunjin seperti baru saja lepas dari ikatan. Dia terkekeh keras, meremehkan hanya dengan tarikan di ujung bibirnya. Dagunya terangkat naik, percaya diri memupuk seorang Hwang Hyunjin layaknya penguasa.
Pertunjukkan sudah dimulai.
"Kenapa aku lucu?"
Hyunjin mempernyaman duduknya, "mereka tidak punya kewajiban, tapi kau harus membuat mereka menyukaimu agar bisa diterima."
Bomin menengahi, "itu tidak benar. Kau tidak perlu--"
"--kau mungkin berpikir kalau menjadi pacar Bomin, kau otomatis menjadi bagian kami. Cih, jangan bercanda. Kau meremehkan kami."
Yerim merasa takjub dengan bagaimana Hyunjin bicara. Dia diam tak banyak berkutik ketika ada Chaewon didekatnya. Tetapi saat gadis itu pergi, dia langsung agresif. Gayanya mungkin sombong dan bicaranya juga tinggi, tetapi sikap seperti itu adalah sasaran empuk bagi Yerim.
Yerim menggigit apelnya santai, menunjukkan ekspresi tenang, bagai tak ada yang mengintimidasinya. "Tapi kalau jadi pacarmu, aku pasti langsung diterima, kan?" Dia terkekeh geli seraya mengunyah apelnya. Menurutnya, dia sangat keren saat ini. Bahkan respons Beomgyu dan Sungchan sangat membuatnya terhibur.
Senyuman terlukis di wajah Hyunjin, tampaknya dia juga menyukai kalimatnya itu.
"Tenang saja." Yerim bicara lagi, "aku tidak terlalu peduli dengan pendapat orang lain. Aku sudah punya banyak musuh. Menambah satu atau dua lagi tidak akan masalah."
"Seperti orang-orang di lapangan waktu itu, ya?" tanya Sungchan, sangat baik untuk memunculkan obyek kebencian sekarang.
"Benar." Yerim mendesis, "mereka lebih buruk dari sampah."
Tiba-tiba Bomin bicara, "kau hanya butuh aku. Itu cukup."
Yerim merasa rayuan itu murahan sekali, tetapi respons dari pendengar membuat dia tertawa. Sungchan merinding, Beomgyu berlagak seperti hendak muntah, bahkan Hyunjin juga tertawa. Pelakunya bahkan geli sendiri, menunduk malu.
"Sial," umpat Sungchan. "Telingaku seperti dimasuki nyamuk."
Beomgyu ikut berkomentar, "menggelikan sekali, bukan?"
"Kau sama saja, Choi Beomgyu. Budak cinta yang menggelikan."
"Diam kau."
Bomin terkekeh, "oh, sial. Aku mungkin akan berakhir seperti anak itu."
"Apa? Apa salahnya jadi aku? Hah? Kenapa? Dasar kalian lajang selamanya."
"Aku punya Giselle."
"Tapi Giselle tak menganggapmu sebagai pacarnya."
"Diam, kau! Choi Beomgyu!"
Yerim merasa empat orang ini cukup akrab daripada saat ada para gadis. Suasananya lebih nyaman. Pertemanan mereka terasa lebih hangat. Mungkin mereka tak seburuk rumornya.
"Hebat juga kau, Yerim. Bisa membuat buaya seperti Bomin."
Yerim tergelak, "tolong, jangan terlalu memujiku. Aku belum berkata aku akan jadi pacar siapapun."
"Kau dengar, Choi Bomin? Kau baru saja ditolak!"
"Sial, suaramu keras sekali."
"Kau dengar, kan? Jangan besar kepala!"
Beomgyu tertawa nista sementara beradu mulut dengan Sungchan, Bomin malah mengabaikan mereka dan menatap Yerim. Tatapan itu cukup dalam, seperti dia memikirkan sesuatu. Bisa saja dia marah karena merasa dipermalukan, atau dia sedang geram karena gadis itu berlagak jual mahal. Mungkin juga dia sedang memikirkan siasat tepat untuk membuatnya jatuh cinta, atau saat ini dia sedang berimajinasi mendapatkan blowjob dari mulut tidak tahu malu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GAMBLER 2: Big League🔞 | TXT & EN-
Fanfiction🚫PLAGIAT ADALAH TINDAKAN KRIMINAL🚫 HOTTER, BADDER, BRAVER Kim Yerim bersama kawan-kawan barunya memutuskan untuk membalas dendam pada orang-orang jahat di masa lalu. Namun, akankah semua berjalan sesuai rencana? .Kim Yerim (OC) .Lee Heeseung (ENHY...