Bimbang

125 6 0
                                    


Rania termenung di pinggir kolam menatap lurus kedepan terngiang ucapan Vallerie semalam.

"Are u sure he is yours?" sahut Vallerie sembari menatap Rania

Rania terhenyak

"Kenapa Rania? kalian pasti faham, seberapa keraspun kalian mencoba kalian ga akan bisa sama sama Rania" ucap Vallerie 

"Vale vale, kalaupun aku akan melepaskan Kevin, aku akan melepaskannya untuk perempuan layak, yang tidak perlu berpura pura pingsan hanya untuk sekedar perhatian kekasih orang"

"Bagaimana jika aku layak Rania?"

Rania terdiam dan berlalu meninggalkan Vale tanpa meninggalkan sepatah katapun. Mungkin saat itu Rania tampak tegar dan tenang, tapi tak bisa dipungkiri keraguan kembali menyelimuti hatinya saat ini.

"Hei, kenapa disini sayang? angin malam nggak bagus buat kamuu ibu dokter" ucap suara yang tak asing bagi Rania, siapa lagi jika bukan Kevin sanjaya

"Im good Vin"

"no u are not sayang"

Rania hanya tersenyum kecil, dan suasana menjadi hening sampai Rania membuka suara paraunya

"Vin.."

"hm?"

"Apa kita bisa selalu sama sama?"

Kevin terdiam sejenak, melihat kekasihnya yang bahkan tak melirik sekilas padanya. 

"Hei... whats wrong? kenapa kamu tanya gitu?"

"Kayaknya kita cuma hidup di dunia yang sebenernya gabisa kita jalanin Vin"

"Sayang, lets not talk abt this okay?"

"Sampai kapan?" kini intonasi suara Rania agak meninggi sembari menahan dadanya yang terisak

"........................"

Rania menarik nafas panjang berusaha mengelola kembali segala emosi yang bergejolak dalam hati.

"Vin, kita sama sama tau kita nggak bisa ada di kapal yang sama"

"Rania aku tahum, tapi aku nggak bisa"

"Tapi sampai kapan Vin? Kevin kamu layak dapat kehidupan yang baik, punya keluarga yang bisa dukung kamu, kamu berhak punya tempat untuk pulang dan jadi teman masa tua kamu Vin"

"Aku punya Ran, itu kamu"

"Kevin plis, jangan bohongin diri kamu sendiri, kamu juga nggak bisa mengorbankan keluarga kamu hanya demi bersama aku kan?"

"Rania sayang, kenapa tiba tiba kamu mikir kayak gini sih, kamu capek kayakya kita istirahat yuk" bujuk Kevin, jujur Kevin sangat takut akan kehilangan Rania sosok yang begitu ia cintai, meski tak bisa dipungkiri kebersamaan mereka kini hanya angan belaka

"Kevin cmon, kita juga harus ngomongin ini, apalagi ibuku sudah jelas nggak setuju sama hubungan ini, karena ibu nggak mau lihat kamu atau aku saling berkorban satu sama lain" Rania mulai terisak, buliran air jernih kini menetes menyentuh pipinya

"Heii noo..no sayang, its okayy " Kevin segera menyeka airmata kekasihnya yang kini kian deras mengucur 

"Vin, im sorry, tapi Vale benar. Kita ini sedang memperjuangkan apa? semuanya cuma angan vin." ucap Rania sambil menyeka air matanya

"Jadi ini  semua karena Vale? dia bialng apa sama kamu Ran?"

"Nggak penting Vin, mungkin kita butuh waktu untuk mikirin ini"

"Rania plis, kita lagi liburan we should be happy sayang"

"Not today Vin, aku mau pulang ke Yogya" Ucap rania sambil berlalu meninggalkan Kevin

Kevin hanya terdiam, terpaku berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. Seolah dunia dongengnya diputarbalikkan hanya dalam semalam. Senyum kekasihnya itu seolah hilang sudah. Bahkan saat Rania berlalu, menatap matanya saja tidak. 

Kevin berjalan dengan langkah cepat menemui seseorang yang sedang duduk bercanda dipinggir kolam

"Valee" ucapnya dingin bahkan semua orang merasakan ekspresinya yang menusuk siapa saja yang ada disana

"mm iya Vin"

"Kita harus bicara"





Authors closing :
im so sorry its take too long for updates, aku akan menyelesaikan cerita ini ya gaiss... terimakasih untuk yang sudah ngikutinn ceritaku selama ini heheehe sampe Kevin mau punya baby girl omg im so happy hehe 


See u soon..


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sisa Rasa - Kevin Sanjaya STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang