Secret Affairs

632 54 0
                                    

"Oh, yang bener aja kak... Masa gua harus kerja bareng Keenan sialan itu?" ucap Adnan dengan sedikit nada yang sedikit merengek.

Ia sedang bercerita tentang ketidakpercayaannya tentang hasil audisi pemain sebuah drama dengan tema percintaan antara kedua lelaki kepada kakaknya, Aksara (Bas Asavapatr Ponpiboon). Karena Adnan sangat tidak suka dengan seseorang yang bernama Keenan, menurut Adnan dia adalah aktor pendatang yang cukup menyebalkan. Gemar mencari perkara dengannya.

Sebenarnya Adnan dan Keenan sudah kenal cukup lama, sejak mereka duduk di bangku SMP. Tentu saja mereka selalu berkompetisi dalam banyak hal sejak saat itu. Kedatangan Keenan dalam dunia industri hiburan pun menjadi malapetaka bagi Adnan. Benar-benar tidak ada lelahnya mengganggu ketenangan karir Adnan.

"Yaudah, sesekali gak apa-apa lah main drama bareng. Udah jangan dipikirin. Kalau kalian mainnya bagus juga kan kalian berdua yang diuntungkan."

Adnan memicingkan mata dan mendengus kesal.

"Tapi kan-"

"Shusssh," Aksara membuat Adnan terdiam dan membuang muka. "Udah dua hari lu ngoceh terus, Nan. Udah, terima aja dulu. Apalagi ini ceritanya karya penulis novel terkenal itu, kan? Jangan disia-siain, Nan. Nanti nyesel."

Sang kakak hanya berkata seperti itu dan berjalan kembali ke kamarnya, sementara Adnan masih terduduk di sofa yang berada di ruang tamu dan berusaha menghibur diri dengan melihat postingan penggemar di media sosial.

***

Dua bulan kemudian.

Adnan berangkat dengan asistennya ke lokasi syuting. Ia berangkat tentu saja masih dengan perasaan yang sedikit dongkol. Selama perjalanan Adnan hanya menatap keluar jendela mobil di bangku penumpang, masih merasa kesal harus bertemu dengan seseorang yang selalu menjadi rival-nya.

- LOKASI SYUTING -

"Ah, lo dateng juga akhirnya." ucap seorang lelaki yang tidak ingin Adnan ketahui tentang keberadaannya.

Adnan hanya menatap dan tidak tersenyum sedikit pun. Sungguh, Adnan ingin menyiram wajah pria yang sudah terlihat sangat rapi itu dengan segelas jus jeruk yang ada di tangannya. Namun Adnan tentu saja mengurung niat buruk itu, Ia merasa dirinya harus mampu bersikap profesional ketika berada di lokasi syuting.

Keenan duduk di kursi sebelah Adnan sambil membaca naskah. Ia benar-benar terlihat fokus, membuat Adnan semakin jengkel.

"Kalau dia bisa, kenapa gua gak bisa juga fokus sama kerjaan gua sih? Peduli amat dengan Keenan yang sok OKE itu, gua juga bakalan tunjukin bakat gua."

***

"Cut!", ucap sang sutradara. Keenan dan Adnan menghentikan akting mereka, beberapa staff menghampiri mereka bedua untuk menambahkan sedikit riasan yang terlihat luntur pada kamera. Sambil menyibukkan diri, Adnan kembali membaca kertas naskah sementara Keenan berbincang dengan seorang staff. Membuat Adnan sedikit kehilangan fokusnya. Menyebalkan, Keenan sungguh menyebalkan.

"Keenan, Adnan," panggil sang sutradara. Keduanya menoleh ke arah sumber suara. "Adegan selanjutnya kalian harus agak lebih deket ya. Soalnya habis ini bakalan ada adegan ciuman yang agak intim, jadi harus bisa keliatan lebih deket. Kalian masih agak kaku."

Oh, inilah bagian yang Adnan tidak suka. Sangat tidak suka.

Ya, adegan ciuman. Karena lawan mainnya saat ini adalah orang yang paling Ia tidak suka. Adnan hanya mengangguk dan menghela napas panjang, Ia juga meminta salah satu staff untuk mengambil botol minum.

Satu teguk..

Dua teguk..

Adnan kembali menutup botol dan memberikannya pada staff. Ia berusaha mengalihkan emosi yang sedang Ia rasakan saat ini dengan membaca ulang naskah. Adnan benar-benar tidak ingin mengecewakan penggemar yang sudah menantikan drama ini sejak lama.

SECRET AFFAIRS - [ BibleBuild ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang