24. Lies.

13 1 0
                                    

"Dok, makasih ya" ucap Dewa
"makasih udah bohong? Dewa gegar otak yang kamu dapat itu beresiko kalau ga segera di tanganin" balas fernand serius

"kata dokter gaperlu di khawatirin kan?" ia menaikan alisnya

"tetap saja Dewa, memang gegar otak bisa sembuh paling lamanya 3 bulan, tapi semua orang tidak seberuntung itu" ucap fernand sembari mengusap kepalanya merasa heran dengan Dewa yang terlalu santai menanggapi kondisinya

"Dewa bakal rajin minum obat dok" ucap Dewa sembari beranjak bangun dari kursinya, ia akan meninggalkan dokter itu dan pulang ke rumahnya

"Dewa, kamu lupa satu hal" ucap fernand membuat Dewa bingung
"apa dok?" tanyanya
"tumor otakmu" Dewa tiba tiba terbungkam

"kata dokter, tumor nya jinak.." raut Dewa berubah
"tidak lagi dewa, kamu lalai, kamu terlalu banyak stress, tumor kamu sekarang sudah ada di tingkat 3.., sudah menjadi kanker, kanker otak stadium 3" ucap fernand, suaranya bergetar terdengar seperti sangat khawatir

kaki dewa melemas, ia kembali terduduk di kursi yang baru saja ia tinggalkan dan mengacak mukanya frustasi

"umur saya tinggal berapa lama dok?" tanya dewa lemas
"dewa saya yakin kamu bisa berta-" ucapan fernand terpotong oleh
"saya tanya umur saya tinggal berapa" dewa memotongnya dengan emosi bercampur dengan pasrah yang meluap luap

"dewa, saya bukan tuhan" ucap dokter fernand

tak disangka ada sepasang telinga yang mendengar perbincangan mereka

.
ternyata dewa sudah memendam hal ini 2 tahun lamanya, ia berobat diam diam agar tak ketahuan temannya apalagi keluarganya, tidak ada yang tau soal ini kecuali dokter fernand dan ia sendiri, ia dulu menolak keras untuk operasi disaat tumornya masih jinak, namun sekarang...

.
"dewa" ucap jaehan dengan kesal, matanya berkaca kaca, wajahnya terlihat memendam emosi
"Jaehan? sejak, kapan lo disini? dan, ngapain lo kesini" ucap Dewa bingung sekaligus gugup
"lo jahat wa, nyembunyiin ini dari kita kita" balas Jaehan
"ngga han, gagitu" Dewa menghindari pertanyaan Jaehan

"dewa beneran sakit kanker otak stadium 3 yah?" tanya Jaehan kepada fernand yang mematung di dekat mereka

"yah? lo anaknya dokter Fernand?" tanya Dewa bingung
"iya" balas jaehan

hari itu dewa terpaksa bercerita soal sakitnya, dan meminta Jaehan agar tak memberi tahu siapapun

"han, umur gua tinggal berapa ya haha?" tanya Dewa pasrah di rooftop rumah sakit

"gua bukan tuhan wa" jawab Jaehan
"haha bokap sama anak sama aja jawabannya"
"hahaha, kan gua benihnya" balas Jaehan terkekeh

"han, lo suka aura kan?" tanya Dewa membuat Jaehan terbungkam

"kata siapa?"
"keliatan kali han"
"hahaha, lo bukan mau marah kan?"
"ga, ga sama sekali, itu hak lo buat suka sama siapa, gua boleh minta tolong ga?" ucap dewa yang sebenarnya menahan cemburu

"pertahanin rasa suka lo ke Aura, gua, gua mau putusin dia" ucap Dewa dengan sangat berat hati

"gila lo ya wa, Aura cinta mati anjing sama lo wa, lo mau putusin dia seenaknya?" Jaehan terlonjak kaget dengan ucapan dewa yang keluar begitu saja

"gua juga cinta mati sama Aura han, tapi lo tau sendiri kondisi gua, hidup gua gaakan lama lagi" ucap Dewa dengan perasaan yang abstrak

"siapa yang tau? cuma tuhan yang tau umur lo wa, gua mohon bertahan lebih lama lagi, buat Aura, buat nyokap lo, dan buat phi ya?" Jaehan meyakinkan Dewa

"gua juga mohon, tolong jaga Aura, ya? gua gapernah minta apa apa sama lo han, tolong turutin satu permintaan gua ini"

setelah perdebatan panjang dengan sangat terpaksa Jaehan menyetujui permintaan Dewa

.
Dewa hari itu keluar dari rumah sakit, ia tak membalas chat Aura, bahkan melihatnya saja tidak
keesokannya, Dewa sudah masuk, tapi ia tak mampir ke warung bakso maupun cafe Veno, Dewa masih tak membalas chat Aura

"ka Dewa kenapa sih" eluh Aura sembari memakan makanannya kesal
"kenapa lagi si Dewa?" ucap Helga
"dia ga bales chat guaaa Helga dari kemaren coba" balas Aura kesal
"sibuk kali, dia kan kedokteran" sahut Veno

"emang iya ka Mika? ka Dewa sibuk?" tanya Aura
"harusnya sih ngga terlalu, dia kan kedokteran jiwa" ucap Mika
"tuhkann, apa jangan jangan dia udah keemu cewe cantik sexy tajir aduhai gimana dong" ucap Aura sembari berekspresi aneh

"mulai deh lebaynya" ledek Veno
"han, diem aja lo" Helga menyenggol bahu Jaehan
"eh, gua kepikiran tugas gua nih, udah seabrek"
"lo sih"
.

SADEWA & RAHASIANYA (REFISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang