prolog

3 1 0
                                    

Hancur

Bukan hanya tubuhnya, hati dan pikirannya hancur dalam sekejab. Remaja 15 tahun itu ingin sekali berteriak, meminta kepada sang Tuhan untuk berbaik hati kepadanya. Tubuhnya bergetar dengan kepala menunduk dalam, hatinya hancur mendengar mesin EKG yang menunjukkan garis lurus tanpa gelombang didepan tubuh wanita penuh kasih diranjang rumah sakit itu.

Remaja balutan kaos putih yang kini terlihat sangat kotor, tubuh yang tidak bisa dikatakan baik karna banyaknya goresan luka yang ada. Matanya menyiratkan luka yang amat dalam, ditinggal bukan lah hal tabu. Sekarang wanita yang selalu memanjakannya terbujur kaku dengan mata terpejam erat, ia lelah. Dia sangat lelah dengan kenyataan harus ditinggalkan seorang diri ditengah kerasnya dunia, bunda nya telah berpulang karna penyakit jantung bawaan.

Dia hanya diam,
Menangis dalam keheningan, kenyataan yang baru dirinya terima membuatnya tidak bisa berbuat apa apa.

Tadi pagi dirinya masih melihat senyum itu, senyum dengan pancaran mata penuh kasih saat menatapnya serta usapan lembut dan kecupan selamat pagi saat dia bangun tidur.

Kini dia tidak akan pernah mendapat usapan lembut itu lagi, kecupan untuk bangun tidur maupun masakan dipagi dan malam hari untuknya.

Aksa termangu, dia sudah pernah kehilangan. Kehilangan kakek dan neneknya saat berumur 10 tahun, kini terulang lagi dengan dirinya kehilangam sang poros hidup diusia 15 tahun.

Dia hanya anak remaja yang masih membutuhkan bimbingan orang tua, butuh pelukan saat dirinya lelah, butuh kasih sayang yang tiada habis untuknya. jujur saja ini sangat menyakitkan, lebih menyakitkan dari pada saat dirinya terserempet dan hampir menabrak mobil.

-

dia tadi sedang di bengkel untuk bekerja seperti biasa, namun saat menjelang magrib. Handphone yang ada disakunya berdering, terpampang nama sang bunda sebagai pemanggilnya. Dirinya buru buru mengangkat panggilan tersebut dengan senyum diwajahnya, namun saat panggilan tersambung yang diseberang sana mengatakan bahwa ibundanya tengah berada dirumah sakit.

Karna panik yang mendera, aksa langsung melesat ke rumah sakit tanpa pikir panjang. Namun naas nya, saat diperjalanan dirinya hampir menjadi korban kecelakaan saat ada mobil sedan hitam dengan kecepatan tinggi lawan arah yang mengarah padanya. Untung saja dirinya langsung menghindar dengan membelokan stang motornya ke arah samping, tapi tetap saja dirinya harus terjatuh dari motor karna tidak seimbang dan ada pengendara lain disebrang jalan.

Karna tidak mau mengulur waktu, tanpa melihat bahwa dirinya terluka aksa mendirikan lagi motornya dan melesat tanpa menoleh kebelakang lagi. Dirinya mengendarai motor dengan cepat ke rumah sakit, hanya saja dirinya terlambat. Terlambat untuk melihat bundanya tersenyum untuk terakhir kalinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Askara Tanpa Cahaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang