🎨🎨🎨

344 44 3
                                    

Annyeonghaseyo yeorobun, selamat datang di cerita pertama gue! Semoga kalian suka yaa ^,^

Jangan lupa follow dan kasih vote di tiap Chapter ♡♡♡ Kasih komen juga biar kita bisa ngobrol. Enjoy
😊😊😊😊😊

========================================

Begitu Nara menutup telepon nya, panggilan Jaehyun langsung masuk.

"Ra, sorry." Hanya itu, tapi Nara langsung mengerti. Wanita itu menghela nafas dengan putus asa.

Nara mematikan teleponnya dan langsung keluar kamar. Tanpa berkata apapun, dia menyambar kunci mobil dan pergi begitu saja. Jaemin berusaha mengejar istrinya karena khawatir, tapi langkahnya terhenti oleh panggilan telepon Jaehyun.

*****
"YA! KIM DOYOUNG!" Nara mengatur nafasnya begitu sampai, wanita itu berlari dari parkiran hingga gallery.

"Jelasin sama aku apa maksud semua ini, Ra!" Doyoung berjalan menghampiri Nara dengan tergesa-gesa dan terlihat sangat marah.

Nara juga berjalan menghampiri Doyoung, dia langsung menarik lelaki itu ke ruangan kosong yang hanya bisa diakses oleh Nara. Nara tidak ingin para staf terganggu, apalagi mereka harus membereskan pekerjaan sebelum pulang.

Doyoung menepis tangan Nara begitu mereka masuk ruangan.

"Jujur sama aku, Ra! Apa bener anak kamu itu darah daging aku?! Apa bener Doyie itu anak aku?! HAH?!!!!"

Nara tak bisa menjawab apapun, dia hanya membisu di tempatnya berdiri.

"Jangan diem aja, Ra! JAWAB AKU!" Doyoung mengguncang bahu Nara dengan kedua tangannya.

"Maafin aku, Doy." Ucap Nara lirih.

Doyoung begitu frustasi, tubuhnya melemah seketika, tangannya meluruh melepaskan tubuh Nara, dia mundur satu langkah dan menatap Nara dengan tatapan nanar.

"Bisa-bisanya kamu menyembunyikan ini semua dari aku, Ra?" Doyoung seolah kehilangan tenaganya.

"TEGA BANGET KAMU LAKUIN INI SAMA AKU!!!" Kini amarahnya tak bisa lagi dibendung.

"HARUSNYA KAMU BILANG DARI AWAL SAMA AKU, RA!!!"

"GIMANA AKU MAU BILANG, DOY?! Kamu begitu menginginkan New York! Kamu begitu menginginkan impian kamu!" Nara menahan air matanya.

Doyoung tertegun.

"Kamu begitu bahagia setiap membicarakan New York! Kamu begitu bahagia setiap kali bercerita tentang impian-impian kamu! Gimana bisa aku menghancurkan kebahagiaan kamu, Doy!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu begitu bahagia setiap membicarakan New York! Kamu begitu bahagia setiap kali bercerita tentang impian-impian kamu! Gimana bisa aku menghancurkan kebahagiaan kamu, Doy!"

"Jangan jadiin itu alasan, El Nara! Kamu tahu betapa sayangnya aku sama kamu! Kalau kamu ngomong dari wal, aku pasti akan milih untuk tinggal sama kamu!"

Ending Scene | Kim Doyoung | END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang