"Ge. Dia itu dewasa sebelum waktunya. Mirip dengan alphamu" kata Xiao Zhan menunjuk Liu Jingyi
"Jangan berbicara di depannya. Dia akan paham"
"Dia sudah jauh ge. Memang sekarang aku berteriak hingga dia dengar?"
"Tidak"
"Dia saat denganmu sangat manja, jika tidak seperti ingin terus bertengkar denganmu. Tapi, jika denganku atau anakku, sangat sopan, persis seperti Kuan Ge. Bersikap sangat dewasa"
"Aku juga heran. A- Yi seperti punya 2 kepribadian. Saat denganku selalu menjawab perkataanku. Tidak mau mengalah denganku. Jika minta sesuatu harus aku jawab ya. Coba denganmu atau Kuan Ge. Kuan ge geleng saja dia patuh. Coba denganmu. Memperlakukanmu dengan baik"
"Mungkin aku guru nya. Juga karena cacatku"
"Jangan memandang A-Yi seperti itu. Diam-diam hatinya mudah sekali tersinggung dan menangis. Seperti mu. Dia juga sangat menyanyangimu. Dia tau kau menjadi prioritasku"
"Aku juga sangat menyanyangi A- Yi ge. Aku tidak bisa tidak menganggapnya anak pertamaku. Di sekolah orang-orang tau hubunganku dan A-Yi. Hal ini yang membuatnya sering di pojokkan murid lain jika dia mendapatkan penilaian bagus dariku. Jika melihat hal ini. Sedih rasanya"
"Nyatanya kau tidak begitu Zhan. Aku dan A-Yi tau, kau orang yang profesional"
"Apakah A-Yi pernah marah padaku? jika terkadang aku memarahinya saat salah nada atau aku mengukumnya karena bermain dan tidak berlatih di rumah?"
"A-Yi tidak marah. Dia pernah bertanya saat awal masuk, paman Zhan sangat menawan saat mengajarinya musik. Meskipun sering memarahinya, tapi dia tau karena memang cara menghafalnya lambat. Tapi aku tau, dia melihatmu seperti melihat idola"
Xiao Zhan tersenyum "Dia sulit menghafal nada. Itu yang menjadi kendalanya selama ini. Tapi dia mempunyai kemauan keras"
"Beda lagi dengan A-Li. Entah apa yang terjadi, sejak 2 tahun saat pertama lihat dance Yibo ia suka menari"
"Mungkin bakatnya di tarian ge?"
"Emn mungkin. Lalu bagaimana dengan kedua anakmu?"
"Mereka baru 5 tahun. Aku memang memperlihatkan mereka berbagai hal. Musik, tarian, dan olahraga. Bahkan A- Zhi sampai terkadang masih mendiamkanku karena keinginannya ini belum ku wujud kan"
"Apa itu"
"Memanah. Ia sangat menyukai melihat orang memanah. Entah dia lihat dimana, tiba-tiba malam itu ia menunjukkan padaku. Dia ingin belajar memanah. Sedangkan A-Lin, dia seperti nya suka menyanyi. Saat aku bermain piano atau biola ia selalu ikut menyanyi bersamaku"
"Zhan"
"Hem"
"Mereka mirip denganmu"
"Mereka anakku ge"
"Hem. iya. iya. Tapi mungkin kau lupa"
"Lupa? Apa?"
"Saat umurmu 6 tahun kau ingin belajar memanah. Tapi papa memintamu belajar musik"
"Hem. Benarkah? Aku tidak mengingatnya"
"Karena sakit jantungmu. Papa melarangmu banyak hal"
"Emn. Semua itu memang benar. Sampai aku tidak ingat lagi apa keinginanku?"
"Lalu bagaimana jantungmu? Baik-baik saja beberapa waktu terakhir ini?"
"Jangan membicarakan hal ini ge"Hwwaaa
Hwwaaa
Hikss
Hiksss..."A-Lin? A-Zhi!?" panggil Xiao Zhan
"Atau A-Li?" celetuk Xiao Zhoucheng
"Maaa" panggil A-Lin langsung memeluk mamanya
"Hai. Ada apa sayang?" tanya Xiao Zhan
"Itu jahat. Mengatakan mama tidak punya kaki" kata Wang Tianlin
"Meraka jahat!" kata Tianzhi
"A- Zhi dapat kata seperti itu dari mana? Hem, mereka tidak jahat sayang. Mama memang tidak punya kaki" kata Xiao Zhan membuat tangisan Tianlin berhenti dan Tianzhi melongo
"Jiu jiu(sebutan paman dari pihak ibu),, daibuqi. Aku salah memilih saluran televisi" kata Jingyi
"Tidak apa A-Yi. Mereka juga harus tau jika ibunya tidak sempurna"
"Mama bohong" kata Tianzhi dan Tianlin bersamaan
"Mama tunjukkan"
Zhoucheng maraih lengan Xiao Zhan "Zhan, kau akan memberitahu anakmu kenyataannya? Kau yakin? Bukankah selama ini kau sembunyikan?"
"Harus aku sembunyikan sampai kapan ge? Mereka seharusnya tau. Jika orang tuanya memang cacat. Bagaimanapun mereka akhirnya padaku. Aku siap" kata Xiao Zhan lalu pergi menuju kursi di dekatnyaXiao Zhan duduk di kursi. Ia menaikan celananya hingga diatas lutut. Terlihat kaki palsu yang membantunya berjalan selama ini. Spontan Tianlin menangis lagi. Di ikuti Tianzhi. Tianzhi yang selama ini sudah jarang sekali menangis, ia menangis. Bahkan tangisannya lebih kencang dari pada Tianlin.
"Kami akan melindungi mama" kata Tianlin dan Tianzhi
"Mama tidak apa. Mama memang tidak punya kaki. Tapi mama bisa menjaga kalian dengan baik" kata Xiao Zhan
"Kelak kami yang melindungi mama"
"Kalian masih kecil. Kalian belum tau apa artinya" kata Wang Yibo muncul dari belakang Xiao Zhan
"Kami tau. Seperti A-Yi ge ge melindungi kami. Menjaga kami saat mama dan papa tidak ada" kata Tianzhi
"Apa maksudnya?" tanya Zhoucheng dan Xiao Zhan
"A-Yi ge ge selalu melindungi kami saat kami di jahati teman saat pulang sekolah"
"Dijahati?" tanya Xiao Zhan
"Diganggu" ralat Jingyi
"Mereka dewasa sebelum waktunya. Apa saja yang mereka lihat selama ini??" kata Xiao Zhoucheng
"Terima kasih anak-anak" kata Xiao Zhan "ayo makan. Atau kalian akan terlambat" ajak Xiao Zhan
"Ada makanan kesukaan kalian" ujar Liu Haikuan
"Siang nanti A-Yi dan lainnya akan ku jemput. Lalu kita makan es krim" kata Xiao Zhoucheng
"Waahhh. Asikkkk. Ayo makan" ajak Jingyi riang, ia berlari sambil menari diikuti anak yang lain yang ikut senang mendengar nama es krim
"A-Yi ge ge. A-Yi ge ge. A-Lin mau es krim coklat" ujar Tianlin dengan suara khas anak-anak
"Kita nanti beli" ujar JingyiXiao Zhan berbalik. Dia berjalan menuju ruang makan. Di urutan terakhir karena membenarkan celananya. Namun baru 2 langkah Xiao Zhan berhenti. Ia menekan dadanya. Ia berbalik lagi agar anak-anak tidak tau. Dengan berjalan lambat ia menjauhi mereka. Wang Yibo dan Zhoucheng menyadari hal aneh pada Xiao Zhan dan segera menghampiri Xiao Zhan.
"Sayang. Kau tidak apa?"
"Zhan. Kau kenapa?"
"Saaa... Kittt" ujar Xiao Zhan pelan karena terasa sesak
"Ma... Jiu jiu... Shu shu (sebutan adik laki-laki ayah. Untuk Yibo) ayo makan" panggil Jingyi
"Tunggu. Ini..!"
Xiao Zhan menarik tangan Zhoucheng dan menggeleng pelan "kalian makan dulu saja. Kami akan membicarakan pekerjaan sebentar" kata Zhoucheng yang mengedipkan mata ke Liu Haikuan. Liu Haikuan paham jika terjadi sesuatu dengan Xiao Zhan
"Ayo. Ayo makan" kata Liu Haikuan menggiring anak-anak ke meja makan. Liu Jingyi merasakan hal yang aneh. Tapi tidak terlalu ia pedulikan karena ia lapar dan segera ingin berangkat sekolah
"Obat. Dimana?" tanya Wang Yibo
"Gendong dia kekamar!" kata Zhoucheng
Xiao Zhan menggeleng. Ia menunjuk obatnya ada di kamarnya. Zhoucheng segera naik ke kamar Xiao Zhan dan mencarinya. Ia menemukannya dan segera ia berikan ke Xiao Zhan. Xiao Zhan akan meminumnya namun ia pingsan.Wang Yibo akan segera membawa Xiao Zhan kerumah sakit. Tapi mobilnya ada di garasi belakang. Dan untuk menuju garasi belakang ia harus lewat ruang makan. Yang mau tidak mau anak-anaknya akan melihatnya. Tapi ini demi nyawa Xiao Zhan.
"Ge. Bantu aku urus mereka" kata Wang Yibo
"Ma..." pekik Tianlin yang melihat Xiao Zhan dalam keadaan pingsan yang di gendong Yibo
"Ma... Mama kenapa? Ma" tangisan si kembar pecah
"Papa bawa mamamu ke rumah sakit ya. Kalian jangan khawatir. Nanti akan papa jelaskan" kata Wang Yibo langsung pergi
"Ma.... Mama... Jiu jiu... Mamaku kenapa?" tanya Tianzhi
"Mamamu sakit. Kita lihat nanti ya"
"Aku mau lihat mama... Aku mau ikut mama.. Mama...." isak tangis Tianlin
"Mama akan baik-baik saja. Sekarang hapus air mata kalian. Jika mama kalian melihatnya dia akan sedih" kata Liu Haikuan
"Mama tidak baik. Mama di gendong papa dan tidur" kata Tianzhi
"Temanku tidur lalu dia masuk rumah sakit" ujar Tianlin
"Tidur?" tanya Liu Haikuan
"Pingsan, pa" jawab Liu Jingyi
"Kami mau lihat mama. Kami ingin ikut mama" kata Tianzhi
"A-Zhi. A-Lin, kalian taukan mama kalian tidak ingin kalian membolos sekolah. Jika sampai mama kalian tau, dia pasti marah" kata Jingyi
"Mama tidak tau. Mama tidur"
"A-Zhi ge ge. A-Lin ge ge. Cekolah cama A-Li. Mau?A-Li ingin cekolah cama-cama..." kata Peili
"Kami mau mama" jawab Tianzhi dan Tianlin
"Anak kecil tidak boleh masuk ke rumah sakit. Bukankah tadi berjanji pasti akan memberi kabar" kata Jingyi
KAMU SEDANG MEMBACA
Zhan, Kau Keajaiban
RomanceXiao Zhan, seseorang yang sudah tidak sempurna sejak lahir. Sakitnya sejak lahir membuatnya lemah, dan sering sakit. Namun mengapa saat sakitnya sejak lahir sudah sembuh muncul hal lain yang membuatnya tidak bisa bangkit dan semakin menutup diri. In...