VI { Something }

153 20 0
                                    

Winter's POV

"Lo menang."

Aku dan Karina saat ini tengah duduk di salah satu bangku taman.

Hanya berdua. Hening dan tenang...

"Maksud?"

Karina terkekeh sinis. Ia mengangkat poninya hingga menampilkan luka gores besar di salah satu dahinya.

"Meja." Satu kata itu membuatku paham sekaligus lega. Ternyata kemampuanku masih sama.

Kemudian kami hanya diam. Aku tidak mengerti apa yang membawa kami duduk berdua disini, ditambah kehadiran gadis kecil bernama Ning yang sedang berdiri mengawasi dari sudut taman sana.

"Ekhem. Btw..."

Aku hanya mendengarkan. Menoleh bukan kebiasaanku.

"...sorry about that scar."

Manusia disebelahku mengarahkan pandangannya ke arah pergelangan tanganku yang terbalut perban, ya hanya sedikit deheman sudah cukup untuk membalasnya.

Karina tiba-tiba bangkit dari duduknya.

"Gue harus pergi," Ia berdehem canggung sebelum meninggalkan tempat.

Helaan nafas ku bahkan mungkin sudah dapat didengar oleh astronaut di luar sana.

"Jadi..." Ning-Ning berjalan mendekat.

"Gimana perjanjiannya?"

Winter's POV ends.

√^°^~~~

Karina berjalan tergesa-gesa, meninggalkan hotel tempat kedua keluarga terhormat itu baru saja melakukan pertemuan.

Gadis rupawan itu mengendarai mobilnya secepat kilat menuju sebuah tempat, sementara matanya sesekali bergerak resah.

"Yang bener aja,"

Salah satu tangannya ia gunakan untuk mendial nomor seseorang.

"Angkat, bangsat."

Matanya membelalak kala menemukan sebuah truk yang melaju dari arah berlawanan dan langsung membanting stir hingga membuat drift berulang-ulang.

Jalanan sekitar dipenuhi asap dan orang ramai mulai mendekat, namun sebelum itu terjadi, Karina sudah lebih dulu menginjak gas sedalam mungkin.

Ia berhenti tepat di depan sebuah bangunan besar. Mobilnya ia berhentikan di sembarang tempat, memberi kunci juga jaketnya pada seorang pria ber-setelan lengkap yang berjaga diluar.

"TAEYONG! LEE TAEYONG!"

Wajahnya memerah sebab tak kuasa menahan amarah. Setiap pintu ia banting untuk mencari keberadaan lelaki yang menjadi tujuannya saat ini.

"Wassup? Ga ada salam dulu gitu?"

Karina tidak mempedulikan pertanyaan itu. Tanpa basa-basi menarik kerah pakaian lelaki muda yang berstatus sebagai sahabatnya itu.

"Lo ngga bilang..."

Taeyong mengerutkan kening, membuka terlebih dahulu Welding Shield yang menutupi wajahnya sebelum merasakan hembusan nafas sang gadis yang begitu keras.

"Apaan? Lo kalo emosi kayak banteng merah, sumpah."

Karina tersenyum, alur nafasnya berangsur membaik dan perlahan.

"Astaga..., pasti cape banget ya?"

Gadis itu mengeluarkan sebuah sapu tangan dari saku celananya dan mengusap keringat di wajah Taeyong.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Partner ; Rôle De TueurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang