12. Nightmare

185 28 0
                                    

Soobin's pov :

Aku terbangun dari tidurku dengan keringat di sekujur tubuh. Aku baru saja bermimpi aneh.

Aku berjalan bersama Appa Joon memasuki aula tempat di mana upacara pernikahan akan diadakan. Kami berdua mengenakan kemeja putih dan setelan jas hitam. Para tamu undangan terlihat duduk memenuhi kursi yang sudah disediakan. Di salah satu sudut aula, terlihat Appa Jin dan Jungkook hyung yang menatap kami dengan raut kecewa dan mata berkaca-kaca. Tepat di depan altar, ada Yeonjun yang berdiri di samping ibunya. Namun, yang membuatku terheran adalah Ibu Yeonjun terlihat mengenakan gaun pengantin. Kami akhirnya sampai di depan altar dan barulah aku menyadari bahwa hari itu adalah hari pernikahan Appa Joon dengan Ibu Yeonjun.

Aku meraba pipiku dan menyadari bahwa air mataku telah mengalir di sana. Aku segera menyekanya. Selama beberapa menit, aku masih duduk di tempat tidurku untuk mengatur nafas dan detak jantungku.

Mimpi itu terasa begitu nyata dan mengerikan. Bahkan aku tidak pernah terpikir untuk membayangkannya. Melihat keluarga ini hancur dan terbelah menjadi dua? Aku tidak ingin hal itu terjadi. Aku takut.

Kulihat jam dinding kini menunjukkan waktu pukul satu tengah malam. Tenggorokanku kering. Aku meraih sebuah gelas yang terletak di atas nakas. Sialnya, ternyata gelas itu dalam keadaan kosong sekarang. Setelah memastikan bahwa air mataku telah sepenuhnya mengering, aku mulai bangkit berdiri, keluar dari kamarku, dan berjalan menuju dapur.

Lampu dapur terlihat dalam kondisi menyala. Aku segera mengenali sosok yang kini duduk di meja makan sambil mengetikkan sesuatu pada laptopnya. Sosok itu adalah Appa Joon.

"Kau belum tidur?" Tanyanya.

"Terbangun karena mimpi buruk." Jawabku apa adanya.

Pa' Joon menaikkan alisnya. "Mimpi tentang apa?"

"Um... aku tidak ingin mengingatnya lagi... Bagaimana dengan Appa? Mengapa belum tidur?"

"Appa tidak bisa tidur. Maka dari itu, Appa mencoba menyelesaikan beberapa pekerjaan untuk mengisi waktu."

"Mengapa tidak mengerjakannya di ruang kerja saja?"

"Mencari suasana baru."

Aku mengangguk paham. Aku berjalan mendekati water purifier untuk mengambil segelas air dan meneguknya.

"Bisa Appa minta satu hal padamu, Soobin?" Tanya Pa' Joon yang segera mengalihkan perhatianku.

Aku berjalan mendekatinya. "Apa itu?"

Pa' Joon terlihat ragu-ragu untuk mengucapkannya. "Jauhi orang itu."

"Siapa orang yang kau maksud itu, Appa?"

"Pemuda yang berkencan denganmu tadi."

Aku mengerutkan alisku. "Mengapa aku harus menjauhinya?"

"Itu..."

"Apakah... karena ia adalah laki-laki?"

"Bukan. Appa tidak bisa memberitahumu alasannya. Yang jelas, kau harus mulai berjaga jarak dari Choi Yeonjun."

Aku melebarkan mataku. "Appa tahu nama lengkapnya? Bukankah aku tidak pernah memberitahumu sama sekali? Sepertinya Appa tahu sesuatu tentangnya yang tidak kuketahui."

Appa Joon terlihat menyesali ucapannya barusan. "Entah aku mengetahui namanya atau tidak, kau tetap harus menjauhinya."

Aku menggeleng. "Tidak. Aku tidak akan melakukan apapun yang Appa suruh tanpa alasan yang jelas." Ujarku sebelum bergegas meninggalkan dapur.

Golden Spoon | BTXT [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang