34

82 14 0
                                    

Selama beberapa hari ini Matthew tampak sibuk mengurusi toko di Cibadak yang ia pugar agar bisa dijadikan restoran fusion makanan Cina dan Korea. Meski sibuk, ia tetap berupaya untuk menemui Dinda, apalagi sekarang mereka sudah officially berhubungan lagi setelah ia diusir dari rumah, setelah pertunangannya usai dengan perempuan pilihan orangtuanya bernama Yona. Restoran di Cibadak itu rencananya akan ia berikan untuk Dinda dan keluarganya jika kedua orangtuanya berbuat macam-macam kepada keluarga perempuan yang ia cinta itu.

Tidak muluk-muluk, restoran itu bahkan bisa ia jadikan mahar jika Dinda sudah siap dinikahinya.

"Interior-nya mau digimanain, Matthew?" Tanya Dinda sambil memutar tubuh, memperhatikan lantai dasar toko yang masih penuh oleh bahan dan peralatan bangunan.

"Bagusnya gimana menurut kamu?"

"Ala-ala restoran Korea di drakor kali, ya?" Dinda bertanya balik, tersenyum kecil membayangkan restoran Korea yang pernah ditontonnya dalam drama-drama Korea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ala-ala restoran Korea di drakor kali, ya?" Dinda bertanya balik, tersenyum kecil membayangkan restoran Korea yang pernah ditontonnya dalam drama-drama Korea. Ia cukup excited saat Matthew bercerita tentang konsep restoran yang ingin ia bangun tersebut.

"Gimana bentuknya?"

"Hmm..." Dinda bergumam, mencoba merealisasikan bayangannya dalam kata-kata. Karena gagal, ia pun langsung merogoh ponsel dalam kantung lalu mencari contoh design restoran Korea yang pernah ia lihat dalam drama.

"Biasa aja, sih. Tapi adain lesehan gitu kayak di drakor. Jadi ada dua tipe meja. Yang duduk pakai kursi sama yang lesehan gitu, Matthew."

"Yang lesehan bisa aku pikirin lagi." Kata Matthew lalu mengacak puncak kepala Dinda dengan gemas. "Lagian, restoran ini bakal jadi punya kamu." Lanjut Matthew membuat Dinda terkesiap di sisinya.

"M-maksud?" Dinda mendelik pada Matthew yang membalas delikan itu dengan senyuman yang lebar.

"Aku mau nikahin kamu, Din."

"Ya, nggak perlu pakai ngasih restoran atuh!"

"In case Mami Papi ngelakuin sesuatu sama toko kamu." Kata Matthew getir hingga Dinda speechless.

"Kamu tahu, kan? Mami Papi kayak gimana? Aku sengaja beli toko ini buat keluarga kamu, Din." Lanjut Matthew menceluskan hati Dinda yang sudah menghela napas gusar di sisinya.

"Matthew," panggil Dinda terdengar lelah. "Nggak gitu..."

"Mami Papi bisa aja ngelakuin hal-hal di luar nalar buat singkirin kamu dari hidup aku, Dinda."

"Tapi nggak sampai gini juga, Matthew. Aku yakin toko nggak bisa diapa-apain sama Mami Papi. Ayah sayang banget sama tokonya, rumah juga atas nama Ayah. Mami Papi pasti nggak bisa sentuh!" Seru Dinda kesal. Tentu saja kesal. Penuturan Matthew memunculkan rasa takut di relung hatinya. Rasa yang dari kemarin ia tekan untuk bisa membuktikan ucapannya kepada Matthew untuk kembali berusaha bersama.

Unbroken String [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang