Y/n kembali menyatukan bibir mereka, Jungkook tersenyum di sela-sela ciuman keduanya. Ia memegangi tengkuk wanita itu, untuk memperdalam lumatannya."Mphh..."
Sebelum benar-benar terbuai, Y/n dengan cepat melepas ciuman mereka.
"Em... Aku.. aku belum selesai menjahit lukamu," ucapnya kembali fokus ke pekerjaan nya tadi.
Setelah selesai, Y/n menutupi luka Jungkook dengan kapas, lalu merekatkan nya dengan plester.
"Sakit?"
Jungkook menggeleng. Ia menarik Y/n ke dalam dekapannya, lalu menyalakan benda kotak yang ada di depan mereka.
"Apa kau tidak takut dengan anak buah Ki Jun?"
"Tidak. Aku-"
"PAPA!!"
"ARKHH!!" Jungkook dan Y/n berteriak kaget karena Jini tiba-tiba saja muncul di belakang mereka.
Gadis kecil itu hanya tertawa lepas, seakan-akan tidak bersalah.
"Jini-ya, jangan muncul tiba-tiba seperti itu!"
"Kok buah di meja makan gak enak sih, Pa?" Jini menunjukkan sebuah apel yang sudah ia gigit sekali.
Jungkook dan Y/n membulatkan mata mereka karena kaget.
"Ya! Kenapa kau memakannya? Apa kau tidak tau? Ini buah plastik! Kenapa memakannya tanpa bertanya!?" bentak Jungkook membuat wajah gadis kecil itu memerah.
"Jini gak mau sama papa lagi!" Jini berlari keluar dari rumah, sedangkan Y/n ikut kesal karena Jungkook sudah membentak gadis kecil itu.
"Kau keterlaluan," ucapnya bangkit, lalu menuju ke dapur. Sedangkan Jungkook mengusap wajahnya dengan kasar.
. . .
Y/n membuka lemari es. Ia mengambil beberapa buah-buahan, untuk membuatkan gadis kecil itu salad buah.
Hanya butuh 5 menit, salad buah buatan Y/n pun sudah siap. Ia bergegas keluar, tapi di depan pintu, ia berpapasan dengan Jungkook.
"Kau marah padaku?"
"Eoh! Aku hanya tidak suka, kau membentaknya seperti itu. Jini masih kecil, kenapa tidak menjelaskan baik-baik padanya?"
Jungkook menghelah pelan nafasnya, "baiklah aku salah. Kau ingin memberikan itu padanya? Biar aku saja, aku ingin minta maaf juga."
Y/n tersenyum tipis, lalu memberikan salad buah itu pada Jungkook.
"Masih marah?" tanya Jungkook tapi di balas gelengan kepala oleh Y/n.
"Baiklah." Jungkook pun bergegas keluar untuk mencari gadis kecilnya.
. . .
Di dapatinya Jini duduk di bawa pohon di depan rumah, sambil bermain dengan kedua bonekanya.
"Permisi.."
Gadis kecil itu tidak menghiraukan Jungkook yang mulai duduk di sebelahnya, ia tetap fokus bermain dengan kedua bonekanya.
"Jini marah yah sama papa?"
"Gak tau!" balasnya sinis.
"Yaudah, papa minta maaf. Papa cuma capek doang tadi, jadi papa marah." Jungkook meletakkan nampan berisi semangkok salad buah itu ke atas rerumputan.
"Kalau capek, kenapa gak istilahat aja? Kenapa halus malah?"
Jungkook berniat menggendong anaknya itu, tapi Jini menolaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN PRIA BIASA [✓]
Random[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] [REVISI SETELAH TAMAT] Warning! Bagi yang Y/n phobic silahkan di skip atau cari cerita lain karena ini bukan bacaan yang tepat untuk anda. Cerita ini hanya fiktif belaka, tidak nyata dan tidak ada maksud melecehkan pemeran...