10 - Langsung ke Perangkap!

17 9 4
                                    

Cinderella dan Charles kembali menyusuri hutan untuk mencari tempat bermalam yang aman. Charles si gembung telah sedikit membaik selepas menyuruh Cinderella bernyanyi. Suara Cinderella seakan memang diperuntukkan untuk didengar, segenap rasa nyaman berangsur-angsur mengempiskan benjolan-benjolan di tubuh lelaki itu, para penghuni hutan tampak tenang seolah menikmati lantunan nada-nada yang mengalir dari mulut Cinderella.

"Mawar biru terjerat benalu.

Malam itu, aku bertemu.

Tanpa lagu, tanpa labu.

Lalu, segalanya baru, dan kebahagiaan telah berlalu."

Cinderella mulai melantunakan larik-larik yang memancing Charles menoleh.

"Cinderella yang ini, bukanlah Cinderella yang itu.

Pangeran Charming meninggalkanku bersama raga baru

yang busuk dan bau."

Charles tersadar, tiba-tiba saja ia paham dan merasakan kepiluan hati gadis desa lugu yang terjerumus dalam kesengsaraan oleh tangan-tangan tak manusiawi. Termasuk tangan Charles sendiri.

"Haha, maaf Charles, aku hanya melagu. Sebab, sebuah dongeng tidak pernah seindah itu."

Lalu Cinderella tersenyum seraya mengusap air matanya yang jatuh. Seketika sesuatu yang jauh di dalam hati Charles melemah, mencair. Hampir-hampir ia mematahkan perintah itu, segenap keinginan memutarbalikkan titah muncul, Charles ingin merenggut kebahagiaan mereka berdua saja dan pergi sejauh mungkin bersama Cinderella, menuju dunia yang tiada dongeng di dalamnya, kecuali hanya menyisakan akhir bahagia selama-lamanya.

Charles yang telah pulih seutuhnya tertegun. "Kau butuh bahu?" tawarnya ragu-ragu.

Cinderella hanya terdiam pada awalnya, tetapi air matanya tak mampu berbohong, dalam isaknya yang pecah, air matanya kembali berderai. Langkah gadis itu terhenti, dan yang kini dilakukannya hanyalah berdiri sambil menangis tanpa mampu menceritakan apa yang terjadi.

Tiba-tiba saja Charles bingung, kehilangan arah dirinya melihat Cinderella yang mendadak tersedu. "A-ada apa, Cindy?"

Cinderella masih menangis dalam benaman kedua tangannya. "Aku bertemu Charming," isaknya.

Charles terkejut. "L-lalu?"

"Ia ... ia memanah dadaku karena gentar," Cinderella akhirnya berujar. "Ia tak menginginkanku dalam keadaan buruk rupa, lalu meninggalkanku begitu saja. Seburuk itukah rupaku sampai ia tak lagi mengenaliku, Charles?" Cinderella terisak lebih dalam.

Charles kehilangan kata-katanya. Banyak hal yang tak dapat ia jelaskan, dan ia tak tahu bagaimana harus menghibur Cinderella kali ini. Soal rupanya sekarang, tak dapat dipungkiri bahwa gadis itu memang sulit dikenali sebagai Cinderella. Tetapi soal Charming yang Charles tahu ... pangeran itu tak begitu mengenal banyak wanita, dan yang tampak di hadapannya hanyalah wanita-wanita jelita. Ia takut Charming meninggalkan Cinderella hanya karena gadis itu berubah menjadi sangat jelek, padahal ia jelas tahu bahwa perempuan itu memanglah Cinderella.

Cinderella masih terisak.

"Kemari," kata Charles pelan dan lembut. Ia lalu bergerak ke hadapan gadis itu dan memeluknya. "Tak usah kau hiraukan. Kau punya teman sekarang." Charles lantas meneguk liurnya. "Kau punya aku."

Cinderella terisak kian menjadi-jadi dalam dekapan Charles.

Lama mereka berdekapan, Charles terasa menggores luka dalam hatinya sendiri. Ia telah menjadi orang jahat demi keselamatannya sendiri.

Aku akan mengembalikan kehidupanmu yang dulu, Cinderella. Aku berjanji.

Cinderella masih tersedu. Seketika itu, pohon-pohon rindang yang menaungi mereka menggugurkan daun, turut menghibur Cinderella menyudahi kedukaannya.

Wonderland: Tales of The Eight PawnsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang