Langit diatas Prambanan semakin mengerikan setiap menit berlalu diikuti dengan angin dan guntur yang menyambar kesana kemari dengan penuh keriuhan dari orang-orang yang berlarian kesana-kemari dengan panik. Teriakan yang paling terdengar ialah teriakan Regina yang diikuti oleh selendang kuning milik Putri Roro yang melayang bebas di udara seraya menarik mundur Regina kearah Putri Roro. Aku yang terjungkal akibat tarikan hebat dari Putri Roro segera bangkit dan berlari mengejar Regina. Namun, disaat bersamaan petir besar menyambar dan kini membuat tanah yang ada di hadapan ku terbakar dan menghentikan langkah ku.
"Tidak! Regina... tunggu aku! bertahanlah disana!" Teriak ku sambil berusaha memadamkan apinya dengan jubah yang sedang aku kenakan.
Dhafin, Raka serta Pandu yang melihatnya turut membantu-ku memadamkan api tersebut, setelah api padam, kengerian lain-nya ialah sebuah cahaya yang sangat terang bewarna merah menyinari seluruh langit Prambanan seakan sosok maha besar Dewata tengah turun dari angkasa ke bumi dari Khayangan.
Prabu Boko turun dengan segala kuasa dan kehebatan nya sebagai Maharaja Prabu Boko Sakti dan Mandraguna. Kaki raksasa Prabu Boko turun dan mengguncangkan tanah komplek Prambanan hingga membuat ku dan yang lain saling jatuh bersamaan dengan Raka, Pandu serta Dhafin. Sementara Regina yang sudah berada di-cengkeraman Putri Roro , kini hanya mampu menangis dan meratapi nasib nya karena sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa. Pemandangan semakin mengerikan setiap waktunya dan ditengah keadaan genting ini, Rachman yang baru saja ingin pergi untuk menyelamatkan pak Pratama, seketika terhenti oleh Prabu Boko yang berdiri dan menghadang nya seraya menatapnya dengan tajam.
Prabu Boko mengangkat Gada Wesi Kuning nya tinggi-tinggi, dan dengan sekuat tenaga ia hentak-an ke bumi, Rachman yang cekatan berhasil menghindari gebrakan itu namun membuat tanah sekitar tempat Prabu Boko berdiri terbelah dan menyemburkan lahar dari dalam bumi yang mana ini menjadikan tanah sekitar, Prabu Boko semakin mengerikan.
Rachman segera bangkit dan berlari kembali menuju kearah ku, Pandu, Raka dan Dhafin namun lagi-lagi Prabu Boko menghentikan langkahnya dan membuat ia hampir saja terhantam oleh Gada Wesi Kuning nya. Sementara Farras yang sudah panik tanpa pikir panjang segera masuk kedalam mobil dan mulai menyusul kearah Rachman.
"Cepat masuk!" Teriak Farras seraya membuka pintu untuk Rachman, aku, Pandu, Dhafin dan Raka.
Saat aku hampir masuk, dari kejauhan Regina berteriak yang membuat ku terhenti dan menatapnya dari kejauhan dengan lirih dan sakit. Aku tak bisa meninggalkan Regina seorang diri, aku harus menepati janji ku untuk terus bersama-nya dan menyelamatkan nya dari kekacauan ini. Aku turun kembali dari mobil dan perlahan berjalan dengan angin yang begitu kencang menerpa ku hingga membuat jubah ku beterbangan kesana kemari diikuti oleh teriakan dari Regina dan Auman dari Prabu Boko aku berjalan dengan binggung harus kearah mana.
"Kau sudah gila? Arga! cepat masuk!!" Teriak Raka sambil berusaha menarik-ku masuk kedalam mobil namun aku menghempas tangan nya dengan cepat.
"Tidak! Aku hanya ingin menyelamatkan Regina! aku sudah berjanji akan menjaga nya, jika aku pergi sama saja aku pengecut, tak mungkin aku biarkan ia ketakutan seorang diri... jika kau mau pergi untuk menyelamatkan yang lain, silahkan... tapi aku akan ada disini untuk menjaga Regina" Jawab ku seraya berjalan menuju Regina dan membiarkan amukan Prabu Boko tak menghentikan langkah ku.
"Arga! Tidak, aku sudah berhutang nyawa dan tak akan aku biarkan kamu pergi seorang diri... aku ikut bersama mu" Sahut Raka sambil berjalan menyusul ku dan saat kami sudah bersebelahan, dari belakang aku mendengar Dhafin serta Pandu turut melakukan hal yang sama.
Aku hanya mampu tersenyum melihat kesetiaan ini dan tak lama setelah itu, Rachman dan Farras pergi melesat dengan mobil nya kembali menuju parkiran untuk menelepon pihak berwajib, hanya saja belum sempat mereka sampai sana, Prabu Boko kembali menghalangi jalan mereka dengan kekuatan nya dan kali ini ia menarik lahar dari retakan tersebut dan ia buat tembok yang menghalangi Rachman dan Farras untuk bisa sampai ke parkiran.
Aku menengok kebelakang dan melihat keadaan itu tampak binggung dan tak tahu harus apa, namun wajah Putri Roro sudah berubah menjadi pucat dan murung bersamaan dengan wajah Raden Bandung yang dikuasai oleh rasa takut. Mereka berdua sama-sama tahu bahwa kemurkaan seorang Prabu Boko tak akan bisa diredam begitu saja dan satu-satunya langkah terbaik untuk hal ini ialah menarik nya kembali ke masa dimana ia masih berkuasa sebagai Prabu, yakni dijaman sebelum Candi Prambanan terbentuk.
Belum sempat aku membuat keputusan, ku melihat Putri Roro menghilang bersama dengan Regina dalam kepulan asap kuning yang membawanya ke-angkasa. Aku berteriak histeris dan berlari menuju kearah sana, tepat saat Raden Bandung berteriak dan dengan kekuatan-nya yang sakti mandraguna, ia menarik ku dari kejauhan.
"SIAPAPUN YANG BERANI MENCAMPURI URUSAN SAYA, AKAN SAYA JADIKAN BUDAK!" Teriak nya dan dengan cepat aku ditarik oleh kekuatan nya menuju kearah nya.
Aku terjatuh dan jubah ku terseret dibelakang ku, aku berteriak meminta pertolongan, bersamaan dengan Raka yang menangkap tangan ku dan dengan sigap ia menarik ku seraya memegangi tangan ku dengan erat.
"Bertahan lah! bertahan!" Teriak Raka sambil berusaha menahanku, namun laksana menarik seekor Gajah, Raka kalah kuat oleh kuasa Raden Bandung dan kini membuat Raka turut tertarik kearah Raden Bandung.
Pandu dan Dhafin yang melihat itupun berusaha untuk menahan ku dan menarik ku bersama-sama. Namun, seberapa kuat mereka mencoba hasilnya sia-sia saja. Dengan sekelibat cahaya aku, Raka, Dhafin dan Pandu tertarik ke angkasa mengikuti Raden Bandung menyisakan kemurkaan Prabu Boko di Prambanan dengan segala kekacauan dan kehancuran yang ada.
Prabu Boko yang melihat ini, dengan kesal melemparkan bola api kearah Raden Bandung, namun berhasil ditangkal oleh Raden Bandung dengan mudah. Melihat hal ini membuat Prabu Boko semakin murka dan semakin geram. Ia dengan cepat segera melesat menuju Raden Bandung dan kuasanya, saat Prabu Boko hampir mendekatinya, ia menutup pintu waktu dan mengembalikan baik Prabu Boko ataupun Putri Roro ke waktu dan zaman dimana Candi Prambanan belum terbentuk dan membawa aku, Raka, Dhafin, Pandu serta Regina kemasa lalu antara Raden Bandung dan Putri Roro.
KAMU SEDANG MEMBACA
👑PRAMBANAN👑
Romance👑BUKU KE 1 DARI PRAMBANAN TRILOGI👑 🎖️Spotlight Bulanan di Romansa Indonesia pada bulan Agustus 2024 kategori "Dangerous Love" atau "Cinta yang Berbahaya"🎖️ Kekacauan terjadi ditengah pertunjukkan drama di salah satu situs bersejarah di Indonesia...