Author's pov :
Jimin berjalan dengan ogah-ogahan menyusuri barisan rak berisi berbagai produk pembersih lantai dan deterjen. Seharusnya hari ini adalah giliran sepupunya pergi berbelanja. Namun, dirinya terpaksa harus menggantikan wanita itu karena yang bersangkutan mengeluh tidak enak badan.
"Permisi, bisa geser sebentar?" Tanya seorang pria dengan pelan.
"Ah, maaf." Jimin mendorong trolinya sedikit untuk memberi jalan. Ia terheran ketika pria itu malah diam saja. "Apa ada masalah?" Ia mencoba untuk menatap langsung wajahnya dan membeku seketika.
Sepasang mata itu. Bahkan walaupun pria itu mengenakan topi dan masker yang menutupi hampir seluruh wajahnya, Jimin masih mengenalinya.
"Jimin-ah..."
Kim Taehyung.
"WAH, ADA AKTOR TERKENAL DI SINI!"
"Hey! Apa yang kau lakukan?!"
Jimin menarik topi dan masker milik pria itu. "SEMUANYA! ADA AKTOR KIM TAEHYUNG DI SINI!"
Ia cukup kagum ketika menyadari bahwa kerumunan ibu-ibu kini mulai mengelilingi mereka. Ia segera memanfaatkan kesempatan itu untuk melarikan diri. Ia bahkan tak berniat untuk mengecek barang belanjaannya lagi. Yang terpenting baginya sekarang adalah keluar dari tempat ini secepat mungkin.
Dan sepertinya hal itu tidak akan berhasil karena ia mau tak mau harus terjebak dalam antrean kasir yang cukup panjang.
Ck, apakah ia akan melewati kerumunan ibu-ibu itu dengan mudah?
Jimin menatap ke arah topi dan masker yang ikut terbawa bersamanya. Seketika ia merasa begitu bodoh. Mengapa dirinya harus melarikan diri seperti seorang pengecut? Bukankah yang seharusnya merasa malu itu adalah Taehyung yang tidak menepati janjinya? Janji palsu yang konyolnya pernah Jimin percayai setengah mati dan kini hanya tinggal omong kosong belaka.
"Jimin!"
Jimin menghela nafasnya. Sepertinya ia tak memiliki pilihan lain selain menghadapinya. Dengan seulas senyum palsu, ia memberanikan diri menatap pria tadi. "Hai. Sepertinya kau famous sekali sekarang."
Jimin tertegun. Apa benar pria itu adalah orang yang sama dengan pemuda tengil sepuluh tahun yang lalu? Meskipun wajahnya tidak banyak berubah, namun perubahan auranya drastis sekali.
"Mengapa tidak mengabariku jika kau pulang ke Korea?" Tanya Taehyung.
"Aku ingin mengabarimu tapi aku kehilangan nomor kontakmu." Dusta Jimin.
"Bohong. Kau pasti sengaja menghindar dariku."
"Tidak."
"Kau berjanji akan kembali sesegera mungkin. Tapi, kau malah menghilang tanpa kabar sepuluh tahun lamanya."
"Dan kau berjanji untuk menungguku sampai aku pulang. Tapi, apa? Kau malah menikah dengan orang lain!"
"Maaf, Tuan. Mohon jangan menyumbat antrean." Tutur sang petugas kasir yang segera mengalihkan perhatian mereka.
"Ah, maaf." Jimin mendorong trolinya ke depan meja kasir. Ia pun mulai memindahkan barang-barang belanjaannya dari troli. Taehyung memakai topinya kembali dan segera membantunya tanpa berbicara apapun. Jimin pun tidak berniat untuk menolak bantuannya. Setelah selesai membayar, mereka pun mulai berjalan keluar dari supermarket.
"Biar kubawakan." Taehyung merenggut sebuah tas plastik dari tangan kiri Jimin.
"Tidak usah. Kau kira aku pria lemah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Spoon | BTXT [Ongoing]
Fiksi PenggemarSEQUEL OF "PARTNER" Ketika anak-anak pasangan 'Double Kim' telah beranjak remaja dan mulai menyembunyikan berbagai rahasia dari kedua orang tua mereka.