here u go, ini yg minta pt4 yaaa
***
Tiga bulan berpacaran dengan problematic boy sekolah bukanlah hal yang mudah untuk Megan, bukan sekali dua kali ia mendapati Hilmy menggoda gadis lain dan berkali-kali pula Megan menerima kata maaf laki-laki itu. Megan selalu tidak tega melihat Hilmy merengek seperti bayi padanya. Sedikit kaget hubungannya bisa berjalan hingga sejauh ini, sebab yang ia tau Hilmy tidak pernah bisa tahan dengan satu gadis saja. Bahkan dulu, Megan tidak pernah dengar Hilmy dekat dengan gadis lebih dari seminggu. Haruskah ia bangga?Cukup lama mengenal Hilmy, membuatnya tau kalau laki-laki itu adalah sosok kekasih yang cukup posessive padanya, belum lagi sikapnya yang terkadang seperti bayi yang selalu ingin dimanja membuatnya sedikit kerepotan. Seperti saat ini saat jam kosong sekolah datang, sebab para dewan guru sedang mengadakan rapat bulanan membuat para siswa siswa bebas berkeliaran kemanapun. Tanpa terkecuali pentolan Hilmy yang notabenenya tidak sekelas dengannya dan Hilmy.
Ketiga laki-laki itu datang menghampiri Hilmy dan duduk melingkari Megan dan Hilmy.
"Nggak ada kerjaan lo pada!?" ketus Hilmy yang jelas-jelas sedang ingin berduaan saja dengan Megan dipojok kelas.
Jovan, Maraka dan Revan hanya tekekeh lucu, menikmati betul wajah kesal Hilmy yang merasa terganggu karena kedatangannya.
"Kita dateng kesini untuk mencegah lo berbuat yang tidak baik dikelas, My," kata Jovan seolah ia adalah yang paling benar diantara keempatnya.
Megan sebenernya tidak tahan berada di lingkaran gengnya Hilmy ini. Ia benar-benar akan pergi jika saja Hilmy tidak menggenggam tangannya seerat ini.
"Makanya jangan pacaran sama adek kelas, biar tau enaknya pacaran sekelas!" cercah Hilmy.
Jovan kesal, "dih, nggak nyambung lo!"
Maraka dan Revan hanya bisa terkekeh melihatnya, menyaksikan perdebatan antara keduanya yang entah kapan berhenti.
Gadis digenggaman tangan Hilmy terus berusaha keras melepaskan diri, namun kelihatannya Hilmy masih memiliki kekuatan yang sangat besar sampai-sampai
tangannya digenggam semakin erat.Sampai ketukan diatas mejanya membuat perdebatan keduanya berhenti, mengambil penuh atensi keempatnya. Seorang gadis datang dengan malu-malu menatap wajah Hilmy.
"Apa?" tanya Hilmy kepalang kesal karena perdebatannya dengan Jovan.
"Iitu kak.. minjem kak Megan-nya boleh nggak? Soalnya—"
"Nggak!" sarkas Hilmy.
"Santai anjing, adek gue ni!" kesal Jovan menjadi-jadi, saat adiknya dibentak oleh Hilmy. Baru saja seragamnya mau ditarik Jovan jika saja Maraka dan Revan tidak menahannya.
Megan yang terkejut menatap Hilmy kesal, "Hilmy, dengerin dulu." Hilmy masih kesal, "lagian dia aneh-aneh aja, masa lo mau dipinjem."
"Makannya dengerin dulu, jangan main marah-marah," tenang Megan lalu menatap wajah adil kelasnya, "kenapa, Ka?"
Ika, gadis itu mendengus. Sebenarnya malas sekali berurusan dengan Megan sebab kekasihnya yang super posesif itu dan sialnya teman kakak laki-lakinya.
"Kan mau kumpulan OSIS, kak Megan ditungguin yang lain."
"Nggak usah nahan-nahan sat! Adek gue udah capek-capek jalan kesini nyamperin pacar lo!" Jovan menginterupsi, memperingati Hilmy yang baru saja akan membuka suara.
Megan juga tidak habis pikir dengan kelakuan keempat sekawan ini, yang kerjanya ribut mulu namun tetap bersama. Setelah mendapatkan izin dari Hilmy ia keluar kelas bersama Ika, meksipun wajah kekasihnya itu masih tidak rela samsekali.
***
Tidak bisa dipungkiri berpacaran dengan Hilmy membuatnya menjadi salah satu orang yang dielu-elukan disekolah ini, semua orang menghormatinya, semua orang memperhitungkan masukannya. Megan merasakan perubahannya, ia tidak lagi menjadi gadis pemalu, ia tidak lagi malu mengutarakan keinginannya.. semua ini karena Hilmy.
Seperti saat ini, ia tengah menjadi salah satu orang yang dipertimbangkan masukannya saat rapat OSIS seperti ini. Dulu, ia samasekali diam saja setiap kali rapat OSIS, namun sekarang, ia akan duduk paling depan untuk mengutarakan keinginannya.
Ditangeh-tengah rapat, ia terkekeh mendapati Hilmy mengiriminya banyak pesan singkat, padahal ia pergi baru lima belas menit yang lalu, dan laki-laki itu sudah bilang kangen saja.
Megan tau, setiap kali Hilmy mengatakan sesuatu, maka laki-laki itu tidak akan pernah main-main dengan apa yang ia ucapkan. Maka saat Hilmy mengatakan kalimat demikian, ia mendadak deg degan, ia membenarkan posisi duduknya.
Sebelum suara kencang dobrakan ruang OSIS terdengar nyaring sebab Hilmy mendobraknya dan main masuk kedalam, tanpa peduli rapat baru berjalan selama lima belas menitan.
Sebagai orang memberikan atensinya pada Hilmy yang terlihat marah menatap kearahnya, sementara yang lainnya menatap Megan penuh tanya membuatnya menelan ludah kasar.
"Hilmy.."
"Ikut gue!" seperti biasa, Hilmy tidak akan peduli sekalipun ia memberontak dan mengatakan tidak.
"Kak, rapatnya."
"Sssst! Rekam, abis itu kirim lewat email gue hasil rapatnya, nggak usah pada protes!" katanya sarkas lalu menarik Megan pergi dari sana.
Hilmy Anggra Juan, problematic boy of the school yang sudah jelas akan melakukan apapun demi kebahagiaan dirinya sendiri, tanpa memperdulikan sekelilingnya ataupun merusak namanya berulah kali—asal senang, semua dihajar.
Megan tau benar kemana tujuan Hilmy saat sange berat dan mereka sedang ada disekolah. Gudang rooftop sekolah.
Tangannya dilempar masuk kedalam gudang, dikuncinya pintu berdebu itu sebelum membalik tubuhnya menatap Megan yang duduk diatas meja, seolah tau apa yang harus ia lakukan, gadis itu membuka kancing seragamnya satu persatu.
"Makin binal ya lo," katanya sambil menghentak tangan Megan yang tengah asik melepaskan kancing seragamnya.
Di trakteer ada fake chat sama papnya ya guyss, yuk dicekk <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkness Think Fangirl - NC-21++ (NCT ot-23)
FanfictionORIGINAL FICTION! cerita ini hanya fiksi belaka. Saya harap pembaca bisa lebih bijak dalam menanggapi cerita ini. Sekiranya ada yang merasa terganggu mohon untuk tidak membuka work ini. ⚠️Member NCT hanya visualisasi ⚠️Mature ⚠️21++ ⚠️No children