BAB 01

2 2 0
                                    

Menceritakan tentang seorang pemuda bernama Riyan Damian. Ia baru menginjak usia 18 tahun. Riyan masih menjadi siswa kelas 2 SMA dan sebentar lagi akan naik kelas.

Pagi itu, sebelum berangkat ke sekolah, Riyan terlihat sedang menonton berita di televisi.

"Pemirsa, lagi-lagi kasus pembunuhan terjadi lagi. Kali ini seorang pria paruh baya ditangkap polisi karena diduga telah membunuh istrinya sendiri ..." Jelas penyiar berita dengan panjang lebar.

"Kasus pembunuhan lagi. Zaman sekarang makin aja orang-orang yang berbuat kejahatan. Andai gue punya sesuatu untuk menumpas semua kejahatan itu." Ujar Riyan kepada dirinya sendiri.

Tak lama kemudian, ibunya Riyan yang bernama Ayumi menghampiri putra semata wayangnya itu. Ayumi mendengar apa yang Riyan katakan barusan.

"Yan, kalo kamu sudah berhasil menjadi polisi nanti, kamu pasti bisa menyelesaikan semua kasus kejahatan itu." Ucap Ayumi sembari tersenyum.

Sejak kecil, Riyan memang bercita-cita ingin menjadi seorang polisi.

"Ya udah, Ma, Riyan berangkat ke sekolah dulu ya. Assalamu'alaikum." Ucap Riyan sambil mencium tangan ibunya, lalu pergi.

"Wa'alaikumsalam. Hati-hati, ya!" Ucap Ayumi.

"Iya, Ma!" Sahut Riyan.

***

Di perjalanan menuju sekolah, seperti biasa Riyan dan teman-temannya terpaksa melewati sebuah sekolah angker.

Setiap hendak melewati sekolah angker itu, terbesit di pikiran Riyan untuk masuk ke sekolah itu. Namun, hal itu dilarang oleh teman-temannya. Karena di sekolah itu, dulunya ada seorang siswa yang menghilang secara misterius.

"Gue penasaran banget sama sekolahan ini. Gue pengen tau cerita dibalik angkernya sekolah ini." Gumam Riyan.

"Riyan! Buruan!" Teriak temannya Riyan.

"Eh?! Oke!" Sahut Riyan.

Sesampainya di sekolah, Riyan berencana untuk masuk ke sekolah angker tadi. Rasa keingintahuannya yang kuat, membuat Riyan memberanikan diri untuk masuk ke sekolah tersebut.

"Sebaiknya pulang sekolah kali ini gue sendirian aja. Kalo pulang bareng temen-temen, mereka pasti bakalan ngelarang gue." Batin Riyan.

***

Jam pulang sekolah telah tiba. Saat hendak menuju ke tempat parkir motor, Riyan memberitahu sahabatnya akan sesuatu.

"Hen, kali ini gue pulang sekolahnya sendirian aja." Ujar Riyan.

"Loh? Kenapa?" Tanya sahabat Riyan yang bernama Hendra Syahputra.

"Gue ... Ada urusan soalnya." Jawab Riyan.

Hendra tetap mengangguk walau padahal ia mengkhawatirkan Riyan.

***

Kini, Riyan telah sampai di depan sekolah angker itu.

"Gue yakin gak akan terjadi apa-apa di sekolah ini." Ujar Riyan dengan penuh keyakinan.

Berbekal keberaniannya, Riyan memasuki sekolah angker itu. Hawa mistis pun mulai Riyan rasakan.

"Ternyata bukan cuma di luarnya doang yang serem, di dalamnya juga. Kira-kira udah berapa lama ya sekolah ini angker?" Gumam Riyan.

Ketika sedang melihat-lihat kondisi di dalam sekolah, tiba-tiba Riyan tak sengaja menginjak sebuah buku.

"Eh? Buku apa nih?" Riyan bertanya-tanya.

Riyan mengambil buku misterius itu, lalu membukanya. Buku tersebut bertuliskan "CATATAN KEMATIAN".

CATATAN KEMATIAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang