Prolog

37 3 0
                                    

Monster dengan panjang lima puluh meter meliuk diatas tanah. Tubuhnya yang begitu besar tampak seperti sebuah lelucon jika makhluk sebesar itu bisa bergerak dengan sangat cepat dan seakan tak terikat dengan hukum gravitasi.  Dua capit besar menggenggam batu dan hancur! Kaki tajam merobek tanah setelah melompat dan melingkar ditiang.

*Bruaaaaa bruuuum freeeereg urwwwww Szzzzzzz twiwwwww gregerrrrr*

Monster itu mengatupkan mulutnya dan ujung-ujung runcing duri melesat bagaikan busur panah. Langit-langit mulai runtuh dan disebelah sana bayangan putih melesat. Tampak seperti seorang gadis dengan gaun Lolita putih yang indah. Sosoknya seperti yang digambarkan dalam dongeng peri salju yang bertubuh mungil indah dan berkulit putih tak bernoda. Sama seperti dalam dongeng, peri putri salju, tubuhnya berwarna putih seperti salju yang turun dimusim hangat.

Tetapi gadis putih itu memancarkan sesuatu yang lain, sesuatu yang berlawanan dari tubuhnya yang berwarna putih dan indah, itu adalah aura hitam pekat yang mengancam seluruh ruangan dengan nafsu membunuh.

Gadis putih berlari dengan sepatu putihnya...  Kaki mungilnya dengan lihai berpijak diatas serpihan langit yang runtuh sebelum cahaya hitam merah merusak pertahanan Dewa gila dan mendorongnya mundur secara paksa.

*Bruangggg* dinding pecah dan melepaskan suara gemuruh yang sangat dahsyat.

Kejadian itu tampak tidak bisa diterima dengan akal, bagaimana mungkin gadis putih dengan tubuhnya yang mungil bisa melemparkan monster sebesar itu tanpa rasa susah. Seperti gadis itu adalah bagian dari kata definisi "Monster" tersebut.

Sebuah keberadaan yang mengancam dunia... Keberadaan Dewa gila yang merupakan sebuah keberadaan yang tercipta dari sisa-sisa Older God. Dewa gila, seperti namanya. Tidak hanya kuat secara kekuatan tapi juga secara level berada diatas monster bos lantai.

Level 100 dengan tubuhnya yang begitu besar sudah pasti apapun yang dilaluinya akan hancur tak bersisa. Meskipun dihadapkan dalam keberadaan yang menyimpang dari hukum dunia, gadis putih itu tampak tak bergeming dan takut. Bahkan gadis putih itu sudah menyiapkan sihir lain dengan kompresi energi sihir yang sama gilanya dengan keberadaan Dewa gila.

Bilah hitam tercipta *Szuarrtt* dan merobek kulit dewa gila memberikannya rasa sakit yang begitu tajam! Darah segar melubar dari garis serangan yang merobek kulit keras.

Tak berhenti dan melakukan sabetan demi sabetan... Gadis putih seperti ingin mengatakan jika keberadaan dirinya "Dewa gila" tidak sebanding dengan kekuatan miliknya.
Gadis putih itu mengambil langkah mundur dan menendang kaki mungilnya dengan keras kearah kepala sang Mad God membuat keberadaan yang mengancam itu tersungkur ketanah jatuh dengan suara yang dahsyat bagian tanah tempat monster itu jatuh hancur dengan kawah yang begitu besar menciptakan ledakan debu dan kerikil.

Disaat dewa gila jatuh kedasar seperti hukum gravitasi baru saja aktif... Rambut perak dari gadis putih berkibar dengan indah terkena angin dan kemudian gemuruh kilatan petir merah menghujani dewa gila dengan membabi-buta.

*Druuuum... gruuuuuum.... sruazhhhhh....*

Ini gila dan penuh kegilaan... Gadis itu tampak sangat marah meskipun gadis itu tak memiliki wajah. Gadis itu sedang meluapkan kegilaan yang tidak bisa dilukis dari wajah putihnya yang tak ada.
Kali ini gadis putih menciptakan bola hitam yang dibagian bola itu memancarkan kilatan petir. Berputar -putar dan semakin besar, kompresi sihir yang digunakan tak bisa diukur. Tetapi itu adalah serangan yang sangat mematikan untuk diterima d
Dewa gila.

Dewa gila terdengar sangat ketakutan dan dengan putus asa menyelamatkan diri tetapi kemarahan tidak bisa hilang sebelum mati adalah jawabannya bagi sang Dewa gila.

Disisi bawah yang tak jauh dari kegilaan itu berada... Sesosok pemuda tersungkur lunglai. Ada tombak panjang banyak yang menancap ditubuhnya. Matanya sangat gelap dan seakan kehilangan cahaya sedangkan pakaiannya robek dan tubuhnya tak berhenti mengeluarkan darah dari setiap robekan dikulit dan juga dari bagian tombak itu tertancap.

Berusa bergerak tetapi tulang-tulangnya mungkin telah remuk dan bagian sendi-sendinya mungkin telah pecah setelah dia dengan malangnya dilempar oleh Dewa gila dan menabrak tanah dengan sangat keras. Dihujani dengan ribuan tombak yang menembus dasar kulitnya, dia hanya manusia biasa yang dalam kondisi ini sudah dipastikan dia akan segera mati karena rasa sakit.

Disudut matanya yang hitam, bayangan putih melayang diudara dan lingkaran bola melayang-layang diatas gadis putih itu. Sihir kelas Destruktif  yang sangat luar biasa merusak terlukis digelapnya dasar dungeon.

Tidak ada ekspresi diwajah sang gadis hanya terlukiskan amarah yang luar biasa membunuh dan tanpa pengampunan.

"Shi..Shiro... Hentikan... Shi-ro..." Mulut robek itu mengeluarkan sepenggal suara dengan susah payah tetapi gadis putih itu seolah tidak mendengarnya atau mungkin suaranya terlalu pelan.

Dia ingin berteriak tetapi yang kemudian keluar hanya darah kental dari mulutnya, dan disaat-saat terakhir dari kesadarannya, dia hanya bisa melihat gadis putih itu mengamuk dalam kegilaan.

Butterfly in Fiction-survive in another world that could go crazy at any timeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang