Bandung, April 1998
Seorang pria dengan mengenakan seragam loreng turun dari bus. Ia baru saja pulang setelah mendapat tugas selama bertahun-tahun. Sengaja tidak meminta jemput pada keluarga ataupun kerabat, karena ingin memberi kejutan. Sambil menggendong tas, ia melangkah menelusuri jalan besar menuju ke rumah mewah milik orang tuanya.
Sesampainya di sana, para satpam yang berjaga begitu terkejut melihat anak majikan mereka yang pulang setelah sekian lama tak ada kabar. Bukan karena gugur, tetapi buruknya signal dan keadaan yang tidak tepat menjadi hal utama.
"Ya Allah, Mas Iqbal!" jerit salah satu satpam yang sangat antusias melihat kedatangan anak majikannya.
Iqbl tersenyum dan memberi kode agar jangan berisik. "Sstt ... jangan teriak-teriak, Pak. Saya pulang nggak minta jemput, apalagi bilang-bilang, mau ngasih kejutan sama Ibu dan Bapak," peringatnya.
"Maaf, Mas Iqbal. Kita terlalu senang melihat Mas balik ke rumah dengan keadaan sehat, masih utuh tanpa hilang sedikitpun bagian tubuhnya," ucap satpam yang tadi berteriak, bernama Pak Ilyas.
"Bener kata Pak Ilyas, Mas. Anton juga yang lain senang, akhirnya Mas Iqbal pulang setelah sekian lama," timpal seorang pria bernama Anton yang juga satpam di kediaman orang tua pria berseragam loreng itu.
Muhammad Iqbal Pratama atau biasa dipanggil Kapten Iqbal. Seorang perwira menengah atau tentara angkatan darat berpangkat kapten. Memiliki segudang prestasi di dunia kemiliteran, prestasi tersebut diraih dalam setiap tugas yang ia emban bersama anak buah maupun atasannya, mungkin juga seorang diri. Kapten Iqbal merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, yang mana kedua saudaranya juga berkecimpung di dunia militer.
Kakaknya bernama Muhammad Alvaro Pratama, berprofesi sebagai tentara angkatan darat dengan pangkat letda. Sedangkan adiknya Muhammad Rizky Pratama merupakan tentara angkatan darat berpangkat sertu. Kapten Iqbal sudah berusia 37 tahun, tetapi ia belum menikah. Berbeda dengan sang kakak dan adik yang sudah memiliki istri juga anak. Namun, ia tidak memusingkan hl itu, karena yang terpenting adalah keberhasilannya dalam bertugas.
"Ibu dan Bapak ada di rumah, Pak?" tanya Kapten Iqbal, keempat satpam itu mengangguk.
"Lagi kumpul, Mas. Ada Mas Varo dan Mas Rizky juga. Eh, keluarga kecil mereka berdua juga ada," jawab Pak Ilyas.
Kapten Iqbal tersenyum semringah. "Oke, Pak. Terima kasih banyak. Kalau begitu saya masuk dulu ya, sebelum ketahuan kalau ada di sini. Kan nggak seru kepergok lagi ngobrol sama kalian berempat," pamitnya.
Kapten Iqbal melangkah ke dalam rumah dengan perlahan-lahan, lalu mendekat ke ruang tamu. Semua orang terkejut akan kedatangannya, terutama pasangan paruh baya. Mereka menyambut dengan raut bahagia meskipun terdapat tangis. Anak kedua yang sangat disayangi pulang dan baik-baik saja, membuat terharu karena mengira sudah tidak bernyawa. Tidak salah perkiraan semua keluarga Kapten Iqbal, sebab tugas bertahun-tahun tanpa kabar, bertanya kepada siapa pun tidak mendapat jawaban pasti, sehingga mereka berusaha ikhlas jika seandainya sang kapten ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa.
"Allah mengabulkan doa kita semua, agar Bang Iqbal pulang dalam keadaan sehat dan utuh badannya. Alhamdulillah," ujar Sertu Rizky, adik Kapten Dika sekaligus bungsu keluarga Husein Pratama.
"Alhamdulillah, atas izin Allah abang bisa pulang ke mari. Terlindung dari maut ataupun rasa sakit, itu karena-Nya," sahut Letda Alvaro.
Happy Reading!
Beri vote & Komentarnya, Don't Sider!
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntukmu Kapten
RomanceMuhammad Iqbal Pratama Seorang tentara angkatan darat berpangkat kapten. Memiliki segudang prestasi yang berhasil diraih saat menjalankan tugas, dari yang teringan maupun terberat. Setelah bertugas di salah satu negara, kedua orang tuanya menjodohka...