"Lo lebih suka topik tentang tumbuhan apa hewan kalo ambil skripsi?"
Helma cuma terus menonton game dari layar ponselnya. Setelah lebih dari 30 detik, dia akhirnya menoleh. Melihat Karina dengan ekspresi tak terbaca. "Lo mau ambil topik yang mana?"...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Anw, sebelum lanjutt, pada sadar typo ini ga ..
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
😭NANGISSS BGT AUTO CORRECT GA NGOTAK BGT AUTONYA, MasyaAllah untung sadar
***
Dosen Prof. Talita : dengan saudara Helma? Saya masih menunggu tugas akhir kamu untuk UTS kemarin, apabila tidak mengunggah secepatnya, maka nilai kamu tidak akan keluar. Tk.
Helma menggigit pipi bagian dalamnya sambil men-scroll beranda WA-nya. Memang hal-hal seperti ini sudah beberapa kali terjadi. Saking seringnya, Helma tak merasa sedih, takut, atau reaksi-reaksi normal lainnya.
Sudah terlalu biasa. Jadi rasanya ya begitu saja. Toh, kenapa, sih kalau nilainya tidak keluar? Ya, sudah pikir Helma.
Baru menarik napas sekali, laki-laki berambut agak gondrong itu menatap layar ponselnya karena ada pesan baru masuk.
Bunda : Kak, kamu pulang jam berapa? Bunda lagi ke kosan kamu, tapi ga bisa lama. Nanti jam 11.30 bunda harus pergi lagi, kamu bisa pulang dulu, Kak?
Napas yang tadinya teratur tenang, beranjak menaikkan frekuensinya. Makin tak teratur dan terus bertambah cepat ketika Helma mempercepat langkah kakinya keluar kelas untuk segera mengambil motornya dan segera pulang.
Dia ingin segera pulang ke kosan. Ada yang sudah menunggunya ... Akhirnya Bundanya datang. Dia harus cepat ke kembali ke kosan.
Dalam perjalanan ke parkiran ia melihat Karina, seorang gadis yang selalu galak kalau ia ajak berbicara.
Sayang sekali, padahal dia cantik. Helma menyapa seadanya. Ya, meskipun awalnya si Karina yang malah ngingetin tugas, sih. Dia anak ambis dan Helma ga suka itu.
Cowok itu lantas menyalakan motor dan pergi dari parkiran segera melajukan kuda besinya. Belum juga ia sampai ke gerbang samping KWU. Saat di dekat kantin rektorat dia melihat sosok yang sejak kemarin terus menghubunginya.
