☘️8📚

295 36 1
                                    

<Reader POV>

"Tanomu"

"Ha'i"

Ehm, sudah ada 5 hari kira-kira Alhaitham selalu minta diberkati.

Padahal aku lakukan itu untuk mengusir mimpi buruk anak yatim piatu dulu di camp bersama Dehya-san.

Aku lakukan sebelum mereka tidur dan Dehya-san bilang, hanya aku yang bisa.

"Gantian"

"Ah, iya"

Alhaitham juga melakukannya padaku.

Setiap saat ketika aku akan melakukan sesuatu yang dikiranya akan membuatku sial.

"Terima kasih, semoga rapatnya lancar"

"Hm, ittekimasu"

"Itterashai~"

Apa dia gugup sampai meminta begitu?

Tapi dia tidak pernah begitu.

"Irinya~ seperti pasutri baru saja~"

"Kami hanya berteman Kaveh, kau tahu itu"

"Aku pernah dengar kalau ada 2 Nara melakukan kontak fisik berarti mereka suka"

"Araci jangan ikut-ikut"

"Iya, iya, betul itu", Kaveh kok gitu sih.

Kami hanya berteman tidak lebih.

Padahal Kaveh tahu pasti itu, kan kami bertiga bersahabat sejak dulu.

"Pakai kecup-kecup, aku juga mau dong~"

"Araci juga mau, padahal dulu Nara [y/n] sering begitu dan bilang kami imut. Sekarang Araci sering dicubit huhuhu"

"Aku cuma memberi berkat padanya saja", kalian ini. "Kalian mau?"

"Aku pass~ nanti ada yang marah, hehe~"

"Araci mau! Araci mau!"

Ya sudahlah yang penting dia senang.

Lagipula setelah ini mungkin aku tidak perlu lakukan lagi pada Alhaitham.

"Kya~ hehe~ Araci senang!"

"Sesenang itu ya kau"

Setelah ini ada hal besar yang harus kulakukan.

Bersama Araci nanti.

"Kaveh kuberi ini saja"

"Nani kore?"

"Ehm, seperti jimat mungkin? Ini batu sihir, bisa melacak seseorang hanya dengan letakan rambut atau sesuatu yang sering dipegangnya"

"Hah!? Benda sehebat ini kau berikan padaku dengan gratis!? Serius [y/n]!?"

"Hehe, mochiron"

☘️📚☘️

<Author POV>

Akademiya Sumeru selalu memiliki lulusan terbaik di sana.

Siswa terbaik.

Dengan segudang prestasi.

Namun, ada juga yang biasa saja.

"Ehm, Lisa-san?"

"Ara, [y/n]chan desu ne? Douzo"

Bahkan untuk murid yang sekiranya tertinggal.

"Jangan sungkan ya"

"Anu ehm...mohon bantuannya untuk..."

"Kenapa tegang begitu sih? Santai saja"

"Lisa-san murid paling jenius dan semua guru...memuji"

"Tidak juga kok, mau teh?"

"Arigatou gozaimasu"

Seperti dirimu yang diminta untuk memgerjakan proposal bersama Lisa karena tipe vision yang sama.

"Kenapa tidak minta Cyno-kun?"

"Merepotkan, dia membenciku"

"Fufu, dia memang begitu"

"Aku sudah selesaikan ini"

"Hm...sudah bagus, kau mengerjakannya dengan baik begini kenapa profesor malah memberimu nilai rendah?"

"Lisa-san, shite imasuka? Watashi no koto"

"Hm, kau cuma ceroboh saja bukan berarti kau pembawa sial"

"Minna wa...watashi no koto kirai dakara"

Tindakan tidak adil terkadang terjadi di setiap sekolah.

Entah dilakukan sesama murid atau bahkan ada campur tangan guru.

"Dibela dengan apapun akan percuma"

"[Y/n]chan, ganbatte kudasai"

"Daijoubunyo Lisa-san~ watashi wa tomodachi ga iru kara~"

"Yakin tidak mau lapor ke kepala akademi?"

"Tidak perlu kok, sudahlah selesaikan ini saja sebagai syarat aku sangat berterima kasih"

"Tsuyoi hito desu ne"

"Iie, iie"

Bagimu tidak hanya di akademi.

Semua orang membencimu.

Bahkan kau kadang ragu dengan perlakuan Alhaitham dan Kaveh padamu.

Keduanya selalu membelamu.

Keduanya selalu ada di sisimu membantu sebisa mereka untukmu.

"Kyou arigatou, ashita mou yoroshiku onegaishimasu!"

"Kochirakoso, test ganbatte ne"

"Uhn!"

Selalu menyebunyikan segalanya dengan senyuman.

Sejak rumor itu senyummu menjadi palsu :v

Berlagak semua baik-baik saja.

Tanpa memusingkan apapun.

"Kenapa kau selalu membuang waktumu?"

"Dotto?"

"Padahal yang kau lakukan percuma saja, kenapa kau masih berusaha?"

"Aku mau lulus! Kau ini bodoh ya?"

"Kau yang bodoh! Bodoh!"

"Makanya aku usaha untuk lukus!"

"Itulah kebodohanmu!"

"Daripada tidak mau membantuku tapi malah mengataiku, kau buang-buang waktumu!"

"Damare!"

"Kau tuh yang diam!"

Kegiatanmu terhenti ketika ada profesor yang lewat.

Pria sok misterius dan sering dibilang gila ini selalu mengganggumu.

Kalian berdua selalu berakhir dengan pertengkaran tak berarti.

"Awas saja kau!"

"Blew!"

"Dia mengganggumu lagi?"

"Kaveh, Alhaitham? Yah, seperti biasa"

"Dia tidak punya kerjaan apa?"

"Proposalmu bagaimana?"

PaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang