👑👑👑
Waktu berganti tanpa disadari dan lantai atas yang tengah dikerjakan itu kini nampak makin terlihat walaupun belum selesai.
"Lumayan cepat juga tukangnya."
"Iya, lumayanlah. Semoga sebelum lebaran udah selesai. Walaupun gue ga yakin."
"Pak Dwi! Saya minta maaf." Salah satu tukang yang mengerjakan rumah itu turun untuk menemui yang punya rumah dengan wajah menyesal.
"Kenapa, pak?"
"Ibu tadi panik minta tolong, jadi saya dobrak kamar mandinya bapak." Dwi kaget atas penuturan tukang yang cukup berumur ini.
"Terus?"
"Sepertinya rusak, tapi ini waktunya saya pulang. Besok saja saya perbaiki yah."
"Istri saya gimana Pak?"
"Ibu baik-baik aja Pak, keponakan bapak sepertinya yang marah."
"Itu jemputan saya, Pak. Permisi."
"Iya ."
Dwi dan Anan pun masuk ke dalam rumah dan benar saja pintu kamar mandi itu kini di angkat Catur untuk disandarkan pada arch menuju dapur.
"Kok bisa jadi gini?" Tanya Anan membantu Catur mengkokohkan posisi pintu kayu itu agar tidak jatuh.
"Ini salah gue. Tadi panik banget. Kimi lagi mandi, tapi gue mikirnya kemana-mana. Karena manggilin dia tapi dia ga nyahut. Jadi gue minta pak Matius dobrak pintu ini sampe lepas. Terus sekarang Kimi marah karena pintunya kebuka pas dia mau ganti baju. Gimana ini? Kimi pasti kesel banget!"
Dwi hanya mengamati tanpa bertanya karena dia bisa menangkap ekspresi Catur yang sudah hampir menangis dengan masih melanjutkan cerita lengkapnya agar Dwi tidak marah pada Kimi seperti subuh kemarin.
Anan pun menepuk bahu Catur untuk memberikannya ketenangan.
"Tenang, tarik nafas dalam terus keluarkan perlahan. Ga lama lagi azan. Sayang puasanya." Saran Dwi kemudian mendekati Catur yang kini duduk di stool tempat Kimi sebelumnya menggeletakkan Gitar listrik berwarna hitam milik Anan.
Allahuakbar
Allahuakbar"Tuh udah buka!" Ajak Anan pada Catur yang masih diam di depan Stoll sambil liatin pintu kamar yang masih tertutup.
"Buka dulu. Untuk Kimi biar gue yang bujuk." Tutur Dwi setelah keluar dari dapur dengan segelas air dan mengajak Anan dan Catur untuk segera membatalkan puasa mereka hari ini.
"Kimi!"
Panggilan itu tidak berbalas membuat Dwi kini mengetuk beberapa kali dan masih saja tidak ditanggapi.
"Kimi! Buka sekarang atau paman buka sendiri pakai kunci serep?"
Akhirnya keluarlah yang sedari tadi dipanggil.
KAMU SEDANG MEMBACA
24.3 Jenselle AU
FanfictionCatur ditipu saat menyewa sebuah rumah dengan harga murah. Dia tidak bisa keluar dari sana karena beberapa alasan. Sementara Dwi, sang pemilik asli rumah tersebut berusaha hidup tenang di kediamannya setelah 6 bulan lebih di atas laut. Catur Rahayu...