PROLOG

102 29 3
                                    

°°°

Suara monitor ICU berbunyi nyaring di sebuah kamar rumah sakit. Suara itu berbunyi setiap detik yang menandakan pasien itu masih bernafas. Terdapat seorang gadis yang terbaring lemas di ranjang rumah sakit. Tak ada tanda-tanda bahwa ia ingin membuka mata cantiknya.

Seorang lelaki yang tengah menggenggam tangan gadis itu menghela nafas lelah. "Udah sebulan kamu koma, kapan mau bangun, hm? Gak capek tidur terus?" Tangan satunya bergerak merapikan helaian rambut gadis itu.

"Aku kangen kamu. Kangen senyumanmu, semuanya tentang kamu." Lalu tangan besarnya beralih mengelus pipi gadisnya.

Sudah sebulan lamanya ia selalu mendatangi rumah sakit ini. Tempat di mana gadisnya dirawat. Gadisnya yang rapuh tengah berjuang untuk hidupnya. Tak pernah bosan ia memandang wajah cantiknya dan mengajaknya berbicara walaupun tak ada jawaban. Lalu setelahnya ia pulang dengan perasaan kosong di hatinya. Kapan kamu bangun? Pertanyaan itu selalu terlintas dipikirannya.

"Aku pulang dulu ya? Udah sore soalnya. Besok aku bakal kesini lagi kok." Ucapnya lalu beranjak dari tempat duduknya. Lelaki itu berjalan menuju pintu keluar. Namun, langkahnya terhenti kala mendengar suara seseorang yang selama ini memenuhi hidupnya. Suara itu terdengar lirih, menandakan betapa rapuh dan lemahnya gadis itu.

"J-jangan pergi!"

°°°

"Ini tentang kamu yang kupercaya, namun memberi luka. Ini tentang kamu yang tak ku duga, namun melindungiku dari bahaya. Dan ini tentang aku yang tak mempercayai fakta, karena halusinasi yang ku derita."

°°°

The Story Of SheilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang