Setelah tujuh bulan menghilang....
Iyaaa tahu, kok, aku telah mencampakkan kalian selama beribu purnama༎ຶ‿༎ຶ Mohon maaf atas kehinaanku dan ketidaktahuan diriku🙏
TAPI SEKARANG AKU BALIK LAGI, SAYANGG ( ・ั﹏・ั)*dilempar cangkang duren*
Makasih buat kalian yang udah mau nunggu notif dariku *tunduk dalam-dalam*, I luv u guys❤️
******
Preview chapter...
"Gue udah maafin lo. Jangan pikirin soal yang pagi. Dan ..., gue minta maaf karena kelakuan gue." Jaemin menatap langsung ke bola matanya. Tanpa berkedip. Dan itu membuat Jeno ketar-ketir.
"Aa—ya, ya, gapapa kok." Sahut Jeno asal. Cowok itu menghindari kontak mata dan fokus ke nasi goreng.
"Jen? Keras banget." Celetuk Jaemin membuat Jeno bingung.
"A-apanya?"
"Jantung lo."
Maka dengan ini Jeno menyatakan gagal untuk tidak salah tingkah! Sekian dan terima gaji.
MAU tahu apa yang terjadi setelah malam itu? Inilah kelanjutan kisah mereka yang sempat tertahan selama tujuh bulan....
***
Pulang dari kafe sekitar pukul sebelas malam. Mereka mengendarai motor masing-masing menuju rumah, lalu tidur, bermimpi, dan bangun dikeesokan harinya untuk menyambut kisah baru. Saat itu, Jeno pulang diboncengan suaminya, bukan lagi Renjun yang menatap iri melalui bola mata hitam kecokelatan. Tidak ada yang terjadi. Semuanya masih aman. Belum.
Sampai di mana, di pertengahan perjalanan, Jaemin memelankan laju motor. Sebelah tangannya tiba-tiba membawa tangan Jeno—yang tersimpan dibahu— untuk melingkar diperutnya sendiri. Lalu mencengkeram lembut tangan Jeno agar tidak bisa ke mana-mana. Katanya, "Dingin. Punggung gue kena angin. Lo merapat ke gue, coba, biar kita sama-sama anget."
Jeno gagal paham akan maksud dari tindakan Jaemin. Sedari tadi cowok itu telah banyak dikejutkan oleh sikapnya. Tetapi yang lebih mengejutkan lagi adalah dirinya sendiri, yang mana jantungnya berdebar tak tahu diri.
"Lola, anjir," celetuk Jaemin. Cowok itu malah menggeser pantatnya, menyorong punggung ke arah Jeno yang masih mematung bahkan tak berkedip untuk beberapa saat. Dengan begitu, punggung Jaemin menempel dengan perut Jeno, dia tersenyum merasakan kehangatan dari suhu tubuhnya. "Nah, gini kan, enak."
Jeno menjatuhkan pandangan ke arah lain. Dia berdeham gugup. Tatapan tak nyaman terlihat dari matanya. "Astaga, gue udah mewanti-wanti buat jangan jatuh cinta. Tapi kenapa jantung gue berkhianat?" Jeno gusar. Dia sama sekali belum pernah merasakan jatuh cinta. Dulu, Jeno sempat bertanya pada Jisung, "Jis, rasanya jatuh cinta kayak gimana? Kayak lo yang masturbasi di bawah selimut sambil membayangkan wajah Iyih?"
Pertanyaan tolol. Jeno akui. Tapi setiap menginap di rumah Jisung, Jeno ingat pernah mendengar cowok itu mengerang sambil bergerak-gerak gelisah di bawah selimut. Ketika Jeno bertanya, Jisung akan langsung menggulung tubuh Jeno dengan selimut yang lain, katanya "jangan ganggu konsentrasi gue, bentar lagi keluar, nih." Saat itu Jeno langsung tahu kalau Jisung tengah masturbasi. Bermanja dengan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Marriage [JAEMJEN] ✓✓
Фанфик*** "Mewek mulu kerjaan lo," sinis Jaemin sembari menatap Jeno tajam seperti tatapan elang yang mengintai mangsanya. Jeno menggigit bibirnya, mungkin ini bawaan bayi, jadi hati Jeno lebih sensitif dari biasanya. "Gue gak nangis. Cuma kelilipan aja...