01 || case

26 5 16
                                    

December 25th, 2019

Apa arti Natal sesungguhnya tentu mudah diketahui. Natal adalah hari spesial yang paling ditunggu-tunggu bagi siapapun. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menyambut Hari Natal, khususnya mendekorasi rumah hingga menghidangkan aneka makanan spesial.

Natal juga dijadikan momen untuk berkumpul bersama keluarga dan orang-orang terdekat. Agar semakin hangat dan seru, perayaan Natal juga digunakan untuk saling bertukar kado. Meski tampak sederhana, hal ini mampu membuat suasana Natal menjadi lebih meriah dan menyenangkan.

Kendati demikian, hal ini tak berlaku pada Luke Hemmings. Lelaki itu kini harus bergelut melawan koma, terbaring membisu di atas ranjang rumah sakit tanpa ada tanda-tanda untuk segera sadar.

Disampingnya, Calum mematung menatap wajah damai Luke. Andrew menelepon, bahwa hujan salju mengurung mereka di rumah. Membuat kedua pasangan suami-istri itu tak dapat melajukan mobilnya menuju rumah sakit tempat Luke di rawat inap. Cukup jelas, Andrew begitu khawatir ingin segera bersua anaknya yang terbaring tak sadarkan diri. Sementara Calum yang mendengarkan isak tangis Liz dari seberang sana, mampu merobek hatinya cukup parah, seperti yang sudah-sudah.

Ini bukan kali pertama bagi Calum melewati kesedihan. Namun, ini cukup membuatnya terluka kesakitan.

Harusnya Luke tengah membuka kadonya saat ini. Mendapatkan selimut hangat yang Calum jahit sendiri selama Luke berada di dalam tahanan. Tapi, hal ini harus tertunda, kala sebuah panggilan menyadarkan dirinya malam itu. Dimana ia sedang dalam perjalanan menuju TKP sembari menelepon Luke yang kemungkinan sedang dalam arah perjalanan pulang. Namun, siapa sangka semuanya tak sesuai harapan. Bunyi dentuman dari seberang, diiringi putusnya panggilan lekas membuat Calum memutar balik roda kemudi.

"What happened with you, Luke?" Bisiknya lamban.

"Sir, ada sesuatu yang harus kau lihat!" Sahut seseorang dari daun pintu. Calum menelisik sosok itu mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala, dan begitu sebaliknya.

"Who are you?" Tanyanya dingin.

"Eum, i'm Reece Bibby, dari kepala polisi bagian. Masih dalam pelatihan dan siap menerima kasus yang diberikan." Lelaki brunette itu berkata memberi identitas pada Calum yang tak lain dan tak bukan adalah seniornya.

"Oh." Keadaan cukup hening pun cukup awkward kala Calum tidak mengatakan apapun berikutnya. Menyadari hal demikian, Calum langsung memberi isyarat untuk Reece atau siapapun namanya untuk keluar, diiringi olehnya dari belakang.

"Katakan dengan singkat, padat dan cepat."

"Um, well, aku dan George menemukan apa yang terjadi pada adikmu." Calum menyerngit manakala lelaki brunette itu menyelesaikan ucapannya.

"Pardon?"

"Ada CCTV yang dapat menjadi petunjuk untuk ini, dan--" Segera saja Calum berjalan cepat keluar rumah sakit menuju pos kepolisian terdekat yang tak jauh jaraknya. Di belakangnya, Reece mengekor antara takut salah langkah atau salah kata, ia akan di depak Calum begitu saja.

Sesaat sampai, ia menemukan George yang tengah mengutak-atik komputer. Segera saja George memberi akses untuk Calum melihat dengan jelas rekaman tersebut. Beberapa kali Calum mempercepatnya, ingin cepat-cepat menuju bagian terpenting dari rekaman yang di putarkan.

Detik berikutnya, rekaman itu menampakkan mobil yang diketahui adalah miliknya telah terbalik, di susul dengan kehadiran orang tak di kenal. Penasaran, ia sengaja mengundur rekaman tersebut hingga sampai pada mobilnya yang melaju dengan kecepatan sedang. Hingga titik dimana mobil itu meledak, ia sengaja memperbesar layar. Memperhatikan dengan saksama takut jika ke-tidak telitiannya menyebabkan ia kehilangan bagian penting.

𝐒𝐔𝐏𝐄𝐑 𝐑𝐈𝐎𝐓 「CONTINUED」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang