Enjoy to read all..
Aku bakalan melakukan revisi cerita secepatnya Yaa jadi tunggu aja....
.
.☘️☘️☘️
"Apakah agensi mengetahui semua hal yang sudah terjadi selama aku disini." Gumam Catharina di dalam hati.
Sebangun dari tidurnya Catharina lansung menuju balkon untuk sekedar menghirup udara segar dan melihat pemandangan.
"Good morning." Suara berat seseorang laki-laki dengan wajah khas bangun tidurnya, tengah memeluk seorang wanita dari belakang yang tengah berdiri di balkon dan menikmati udara pagi.Wanita itu hanya diam tak merespon apa yang ia lakukan.
"Aku mohon jangan pernah tinggalkan aku, kau berharga bagiku. Aku sakit jika kau sakit seperti ini." Menyembunyikan kepalanya di lekuk leher Carin. "
"Aku tau aku laki-laki yang brengsek sayang, tapi aku benar-benar mencintaimu dan aku tidak peduli siapa kamu saat ini." Masih betah dengan posisinya.
Carin hanya bisa mendengarkan semua perkataan Andrea, lalu menunduk dengan napas yang tidak teratur, tanpa ia sadari air matanya jatuh kembali.
Catharina menyekat air matanya, kemudian melepaskan pelukan Andrea. Kemudian lansung berlalu.
☘️☘️☘️
Atmosfer Dining room pagi ini memunculkan aura yang tidak nyaman, ada hati yang sama-sama tersakiti dengan kasus yang berbeda.
Andrea di khianati oleh Elga sedangkan Carin di khianati oleh Andrea.
"Sayang?" Kata Andrea, melihat Carin yang duduk di seberangnya, dengan tatapan yang lekat.
"Aku benar-benar minta maaf tentang semua yang sudah terjadi, ini semua diluar kendali dan keinginan ku juga." Lanjutnya.
"Sudah ku maafkan Andrea. Don't worry about me, I am always still with you until I'm tired." Meminum obat.
"Jangan pernah tinggalkan aku, sampai kapanpun. Aku mohon padamu." Melihat Carin.
"Mau sampai kapan kamu memohon seperti ini Andrea?" Tanya Carin.
"Sampai kau memaafkan ku. Apakah kau sakit?" Jalan mendekati Carin.
Melihat tubuh tinggi semampai Andrea yang Mendekatinya, "botol obat? Aku tidak sakit, tidak demam, tetapi hanya sedikit gila." Jawabnya santai
"Tidak. Aku hanya bercanda, itu obat penenang." Melihat Andrea yang duduk di sampingnya.
"Sejak kenapa kau bisa meminum itu?"
"Sudah dari dulu. Ini terjadi karena trauma yang ku miliki."
"Trauma? Apakah Sam yang membuatmu seperti ini Catharina?"
Carin melihat Andrea dan terdiam setelah mendengarkan pertanyaan laki-laki tersebut, tubuhnya seketika bergetar, detak jantungnya berdetak dengan cepat melebihi batas normal.
Membuang muka Engan menatap Andrea, "Siapa kau sebenarnya Andrea?" Memejamkan mata menghela nafas berat, sembari mengepalkan tangan agar bisa tenang.
"Apakah kau tidak mengenal ku sedikitpun Rin?" Melihat kedepan dengan tatapan kosong.
"Siapa kau sebenarnya Andrea? Jangan bertanya hal lain padaku." Ulangnya melihat Andrea dengan rahang yang sudah mengeras ingin menangis.
Tersenyum remeh, "aku adalah orang yang Samuel tembak ketika di malam pelelangan, di saat kau menggunakan dress di foto yang terpajang dalam ruang kerjaku, Aku sudah lupa kapan kejadian itu terjadi, tiga tahun silam? Atau dua tahun silam? Aku lupa." Jelasnya.
Carin hanya bisa terdiam mendengarkannya.
"Yaaah. Itu semua terjadi karena aku menuduh mu sebagai mata-mata kami, tapi pada kenyataannya itu semua benar kan?" Jelas Andrea
"Pasti kau ingat. Kau tau pada akhirnya saat itu juga aku menjadi sasaran peluru laki-laki licik itu. Aku tau itu kesalahan ku juga. Dan nasib ku sama seperti laki-laki yang melecehkan mu di malam pelelangan yang ku buat kemarin. Hanya saja pelatuk ku tidak melayang padanya."
"Kemudian, tak mungkin seorang utusan agensi tidak tau seluk beluk targetnya. Kau tau kami punya wilayah kekuasaan masing-masing. Jika ada pengganggu nyawa mereka akan menjadi sasaran." Tersenyum.
Carin hanya diam dan mendengarkan semuanya.
"Aku rasa kau tidak ingat tetang pertemuan kita Rin, mungkin Sam sudah mempengaruhi pikiran mu dan ingatan mu dengan obat halusinasi ciptanya, karena ia tau kau seorang yang spesial di MIWA."
"Ingat perkataan ku ini sayang. Jika mereka bisa memantau mu setiap saat, maka aku juga bisa melakukannya." Andrea tersenyum, mengelus rambut Catharina.
Carin masih betah mendengarkan semua perkataan Andrea. Ia tidak tau apa maksud dari senyuman dan tatapan laki-laki yang bersamanya saat ini.
"Sekejam-kejamnya dunia kalian, gengster, psychopath, aku rasa dunia kami mengalahkan segalanya. Lagian tidak akan semudah itu untuk menangkap ku sayang. Kenapa demikian? Karena jejak kejahatan ku selama ini tidak terlihat. Berbeda dengan mafia-mafia yang telah kalian lenyapkan, mereka adalah mainanku!" menyeruput kopi, nengendikan bahu.
Carin hanya bisa berdiam diri sembari memegang kepala yang begitu berdenyut dan memberikan rasa yang amat pening.
"Mau percaya atau tidak, semua rencana yang kalian buat tidak akan jauh berbeda dengan cara kalian menghancurkan semua rekanku. Itulah alasannya mengapa aku tidak memberikan banyak space untuk kamu bergerak dan mencari tau siapa aku sebenarnya." Lanjutnya sembari menikmati minumannya.
"Aku rasa kalian melakukan sebuah kesalahan besar dan pasti kau tau hal itu? Melepaskan Samuel dengan cuma-cuma." Tersenyum jahat.
"Dunia ini penuh dengan mutilasi dan permainan game yang menjebak sayang."
"Lagi pula kau bisa melakukan hal yang kalian mau disini, aku tau kau siapa. Hanya satu yang harus kau ingat, jangan pernah melanggar peraturan yang ada di rumah ini."
"Kau ada jadwal pemeriksaan kan hari ini? Bersiap-siaplah kita akan pergi sebentar lagi." Andrea berdiri, tak lupa mencium puncak kepala Catharina sayang.
Catharina kini hanya melamun, memikirkan semua perkataan Andrea. Ia ingin sekali berteriak dan menangis. Tetapi situasi tidak mengizinkannya. Ia benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa.
__________________
TO BE CONTINUE GUYS...
AKU AKAN UP TERUS JANGAN LUPA DI TUNGGU YAAA.....
LOVE ALL
KAMU SEDANG MEMBACA
MIWA AND WINE [END]
RomanceNOTE: WINE AND MIWA "Segelas WINE yang di hidangkan, tidak akan habis jika tuanya tidak meminumnya, begitu juga dengan MIWA, kami tidak akan datang jika benalunya tidak menemui inangnya." #Rank 1 di agen #Rank 1 di emosional #Rank 2 di Andrea #Rank...