"Lihatlah wilayah kekuasaanmu, Pa! Tidak akan ada siapa pun berani menentangmu!" seru Jaden dalam bahasa Italia dengan arogan.
Alessandro tertawa, tetapi masih menjaga wibawanya. "Harta dan kekuasaan sangat penting bagi seorang pria. Kita belum bisa disebut sebagai pria sejati tanpa menggenggam semua ini, Jaden, dan aku senang karena kau tidak perlu bekerja keras untuk mendapatkan semua ini. Karena kau lah pewarisku yang akan melanjutkan kekuasaanku." Dia menepuk bahu putranya.
Jaden tersenyum lebar. "Aku bersumpah akan menjaga semua ini dengan nyawaku, Papa. Aku berjanji tidak akan mengecewakanmu dan leluhur kita."
"Aku percaya padamu, Jaden." Alessandro memeluk putranya dengan penuh rasa bangga. Dia sangat bahagia melihat anak satu-satunya itu tumbuh menjadi sosok pria yang kuat dan penuh ambisi. Alessandro tidak perlu mencemaskan masa depan kekuasaannya di tangan Jaden. Dia yakin sang anak lebih dari mampu menjalankan semua bisnis gelapnya.
Duar!
Tiba-tiba saja gedung bertingkat tempat mereka berdiri meledak. Tubuh Alessandro terpental, menyangkut di lampu gantung akibat ledakan dashyat itu sedangkan, Jaden meringis seraya memegangi wajahnya yang terbakar dengan kaki kanan yang merambatkan nyeri tak terperi sulit digerakan. "Papa," ucap Jaden lirih lalu tergugu.
"PAPA!" teriak Jaden terkencar-kencar seraya bangun dari tidur. "Mimpi itu lagi," gumamnya. Gerakan mata Jaden menunjukan ketakutan liar dan marah terpendam. Dia segera menyeka keringat yang membasahi wajah lalu mengatur helaan napas. Setelah cukup tenang, Jaden beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Selama di kamar mandi, Jaden terus terbayang foto pembunuh bayaran yang sudah merenggut nyawa ayahnya. Rahangnya mengeras lalu dengan penuh marah dia meninju dinding kamar mandi. "Aku berjanji akan menemukannya, Pa! Dan saat dia tertangkap, aku tidak akan pernah melepaskannya. Aku akan membuat hidupnya menderita sampai mati," desisnya geram.
Saat tengah mengenakan pakaian, tiba-tiba ponselnya berdering. "Hallo." Jaden mengangkatnya.
"Kami sudah menemukan wanita itu, Bos. Hari ini kami akan kembali ke Italia."
Hati Jaden seketika membara marah. Dia tak sabar ingin segera bertemu dengan si pembunuh dan memberikannya hukuman. "Masamu sudah habis, Jalang," kemam Jaden seraya merasakan geram kembali menggugahnya. Dia memejamkan irisnya rapat lalu menghirup napas banyak.
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya tiba waktunya bagi Jaden bisa membalas dendam. Dia akan menyiksa wanita keparat itu perlahan-lahan sampai memohon ampun pada Jaden untuk melepaskannya. Dia pula tak sabar ingin segera mengetahui motip dari pembunuhan itu. Siapa-siapa saja yang terlibat dalam pembunuhan tersebut. Apakah di tubuh kelompoknya ada pengkhianat?
Sesudah kematian ayahnya, Jaden menjadi orang yang sangat waspada. Dia menyelidiki latar belakang setiap orang yang ingin bekerja bergabung dengan kelompoknya. "Riley!" panggil Jaden.
Riley–keponakan sekaligus tangan kanan Jaden–pun menghadap. "Uncle."
"Wanita itu sudah ditemukan. Siapkan mobil. Aku ingin ke kuburan ayahku untuk meminta restu sebelum mengeksekusinya."
Riley pun membungkuk patuh. "Baik, Uncle."
Dendam yang Jaden miliki benar-benar dalam dan takkan hilang sebelum menghabisi orang-orang yang telah melenyapkan ayahnya. Dia sangat yakin kalau ada dalang di balik peristiwa hari itu dan bersumpah atas nama Tuhan takkan membebaskan mereka yang terlibat. "Dendam kita akan terbalaskan, Pa," ucap Jaden dengan sorot mata dipenuhi kemarahan.
Jaden pun menuju walk in closet dan membuka beberapa laci berisi senjata. Hari ini dia akan keluar rumah dan sudah pasti harus mempersenjatai diri lengkap sebagai perlindungan. Jaden tidak mau sampai dia kenapa-napa atau mati sebelum membalaskan dendam. Jaden akan menjadi arwah penasaran bila mati sebelum menunaikan hajatnya untuk merenggut nyawa pembunuh sang ayah dengan tangannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iblis Di Sampingku (Tamat)
ChickLit(Sebagian bab telah dihapus untuk kepentingan penerbitan) Nyx Ivona-berprofesi sebagai guru taman kanak-kanak serta freelance voice over artist-harus berhadapan dengan Jaden Benvalio-mafia kejam asal Italia-yang menuduhnya sebagai pembunuh. Namun, u...