2. Penculikan

219 12 0
                                    

"Siapa kalian?! Tolong lepaskan aku! Aku bukan siapa-siapa! Aku bukan orang yang kalian cari!" Nyx Ivona berteriak-teriak menggunakan bahasa Inggris dengan tubuh yang sudah gemetaran. Dia tidak tahu dibawa ke mana dan akan diapakan. Nyx Ivona juga tidak bisa melihat apa-apa, karena kini matanya ditutup kain. Dia benar-benar gelisah, ngeri khawatir akan disakiti. Pasalnya Nyx Ivona bukan orang penting pun merasa tidak mempunyai musuh atau pembenci. Dia hanya seorang guru taman kanak-kanak biasa dengan latar belakang keluarga yang biasa.

"Selamat datang di hari pembalasan," ucap seseorang dengan suara berat menggunakan bahasa Italia. Bariton itu sangat asing, karena Nyx Ivona baru mendengarnya hari ini. Dia bukan salah satu dari lelaki yang menculiknya kemarin. Nyx Ivona sangat yakin itu.

"Si–siapa kau?" ujar Nyx Ivona yang sedang ketakutan. Dia sama sekali tidak memahami bahasa Italia.

Kemudian tawa sumbang pun menggema di gudang kosong tersebut. "Really kau tidak mengenalku? Sudahlah Bit ch, jangan terus bersandiwara. Aku sudah mengetahui muslihatmu." Jaden pula menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dengan wanita di hadapannya.

"Muslihat? Muslihat apa? Tolong katakan yang jelas. Aku benar-benar tidak tahu apa-apa dan sama sekali tidak mengenal kalian." Nyx Ivona yang tengah dirundung cabar hati itu pula dibuat frustrasi.

Jaden menerima barang-barang Nyx Ivona yang diberikan sang bawahan lalu duduk dengan tak acuh di sebuah kursi, jauh dari perempuan itu. Dia mengambil dompet, mengamati bagian dalamnya. Jaden mendapati uang dengan nominal 20 GBP dan foto bahagia keluarga kecil Nyx Ivona bersama ibu dan almarhum ayah angkatnya. "Aku tidak menyangka orang sejahat dirimu ternyata hommy juga." Maksud Jaden ialah foto yang ditaruh di dompet. Karena orang yang menaruh foto keluarga di dalam dompet biasanya memiliki perhatian besar terhadap keluarga, penyayang, dan berbakti. Kemudian mengambil kartu identitas wanita tersebut, mengamatinya. "Nyx Ivona? Ck! Setidaknya kalau mau mengubah identitas, pakailah nama yang berbeda, jangan yang hampir sama begini. Cih! Sepertinya kau sangat menyukai namamu," cibir Jaden yang sama sekali tidak Nyx Ivona mengerti.

"Apa sebenarnya mau orang-orang ini? Kenapa aku?" batin Nyx Ivona kelam kabut lalu dia berusaha menarik kedua tangannya kembali dari ikatan tambang kuat di belakang kursi. Rasa perih mulai menyengat, sebab pergelangan tangan Nyx Ivona lecet, karena terus berusaha melepaskan diri. Dia harus pulang. Nyx Ivona tidak boleh meninggalkan ibunya yang kini menjadi kembang ranjang sendirian terlalu lama. "Siapapun kau, lepaskan lah aku. Aku tidak memiliki urusan apa pun denganmu. Tolong, aku tidak bisa terlalu lama tinggal di sini. Ibuku sedang sakit keras dan dia sekarang sendirian di rumah."

"Apa kau pikir aku peduli?" ketus Jaden. Dia melihat sosok Nyx Ivona penuh kebencian. Kemudian beranjak mendekatinya dan menjambak penutup mata hingga terlepas. "Kau sudah membunuh ayahku. Tapi tenang, aku akan memulangkanmu setelah puas bermain-main denganmu. Pulang ke alam baka," ujar Jaden seraya menatap Nyx Ivona penuh kemarahan.

Nyx Ivona tercengang melihat wajah menyeramkan Jaden. Seperempat dari wajah bagian atasnya memerah dan rusak, sangat mengerikan. Pun kaki sebelah kanannya tampak diapit besi seperti kaki robot. "A–apa? Membunuh ayahmu?" Nyx Ivona segera menggelengkan kepala. "Tidak. Kau pasti salah orang. Aku tidak pernah melakukan perbuatan itu. Aku tidak pernah membunuh siapapun. Tolong percayalah. Aku tidak …."

"Breng sek!" Jaden menyambar leher Nyx Ivona, mencekiknya kasar. "Masih punya keberanian mengelak. Apa kau pikir aku akan percaya? Hah! Ja lang sia lan!" bentaknya di depan wajah Nyx Ivona.

Nyx Ivona memejamkan iris berairnya dengan tubuh yang bergetar. Dia pula kesulitan bernapas dan lehernya kini terasa sangat sakit. Nyx Ivona benar-benar tidak mengenal pria berwajah seram ini dan Nyx Ivona sangat ketakutan sekarang. Jaden terlihat seperti bukan pria baik-baik dan intuisi Nyx Ivona memberikan sinyal bahwasanya lelaki tersebut amat berbahaya. "Su–sumpah de–mi Tuhan, a–aku ti–tidak …."

Plak!

Sebelah tangan Jaden yang terbebas, mendaratkan tamparan pada wajah mulus Nyx Ivona.

Iblis Di Sampingku (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang