18. Semena-mena

148 9 0
                                    

Jaden mengurungkan niatnya. Dia memutuskan untuk menemui wanita itu sendiri. Jaden ingin memberikan Nyx Ivona kejutan. Dia meminta kunci lain kamar si wanita ke pihak hotel dan tentu saja mereka tidak kuasa menolak karena sang pemilik tahu siapa pria tersebut sebenarnya.

Sesampainya di dalam kamar Jaden mendapati Nyx Ivona tidur meringkuk dengan lampu tidur temaram sebagai penerang. Perlahan Jaden pun menaiki ranjang, mengungkung Nyx Ivona, membalikan tubuh wanita itu supaya terlentang. Bayangan Nyx Ivona memakai dress selutut yang longgar berjalan ke sana kemari di tepi pantai membuat Jaden tersenyum sendiri. Wanita pendek tersebut masih saja terlihat imut meski sedang hamil besar.

"Ja lang sialan! Harusnya kau tidak menampakan dirimu di depanku. Sekarang tanggung sendiri akibatnya karena aku tidak akan melepaskanmu," bisik Jaden sebelum mencium bibir Nyx Ivona.

Nyx Ivona yang tengah nyenyak pun terbangung saat merasakan ciuman dari Jaden. "Riley, apa yang kau lakukan?" Dia segera mendorong kuat tubuh pria di atasnya hingga melepaskan pagutan mereka. Langsung manik monolid Nyx Ivona membulat saat melihat wajah Jaden. "Kau? Apa yang kau lakukan di sini?" Dia sangat terkejut melihat keberadaan Jaden di sana.

Jaden sempat keheranan kala Nyx Ivona menyebut nama Riley. Namun dia menyingkirkan dulu pikiran itu, ingin bersenang-senang terlebih dahulu dengan wanitanya. "Hallo, Woman! Sepertinya kita ditakdirkan bertemu lagi." Jaden menyeringai sinis.

"Siapa kau? Beraninya masuk ke kamar orang lain tanpa izin. Cepat keluar sebelum aku panggilkan staff hotel!" ancam Nyx Ivona marah sembari mencoba menyingkirkan tubuh Jaden yang membatu di atas badannya.

"Aku tidak ada waktu untuk bertele-tele. Aku berjanji kita akan berbicara setelah aku selesai."

Nyx Ivona bingung. "Selesai? Selesai apa?"

Jaden menyungggingkan senyumannya sebelum memulai hajatnya. Hal tersebut membuat Nyx Ivona kelabakan. Sekuat tenaga dia berusaha melawan, tidak mau membiarkan Jaden menguasainya. Namun di tengah perlawanan sengitnya dia menyerah saat Jaden meremas kuat perutnya. Nyx Ivona menjerit-jerit kesakitan.

"Diam atau aku bunuh bayi ini."

Satu kalimat yang membuat Nyx Ivona melemah. Dia tak mau sampai anak itu kenapa-napa. Ancaman Jaden sungguh tidak main-main. Lihat saja bagaimana tadi dia meremas perut Nyx Ivona dengan tak berperasaan. Dia yakin pria itu maniak jahat.

Kepala ranjang itu patah oleh cengkraman tangan Jaden. Seorang wanita hanya bisa menerima semua perlakuan menyakitkan dari pria di atas tubuhnya. Nyx Ivona menangis sesenggukan. Dia takut melawan malah mencelakakan dirinya dan sang anak. Nyx Ivona tidak berdaya.

Setelah mengulang sebanyak tiga kali, Jaden pun tumbang. Dia yang merasa lelah pun jatuh terlelap di samping Nyx Ivona yang justru tidak bisa tidur senyenyak biasanya. Dia tak mengenali pria itu. Jaden langsung masuk begitu saja ke kamarnya lalu memaksa Nyx Ivona menuruti keinginannya. Dia kembali terpuruk. Kenapa selalu ada pria seperti Jaden dalam hidupnya? Orang yang sudah menghamilinya saja tidak Nyx Ivona ingat. Kini malah muncul penjahat baru.

Nyx Ivona pun menguatkan tubuhnya untuk keluar dari kamar, meminta pertolongan pihak hotel. Namun, beberapa kali teleponnya langsung ditutup. Mereka tak mau menanggapi keluhan Nyx Ivona yang mengadu ada pria asing yang datang ke kamarnya dan dia membutuhkan pertolongan mereka. Mendapatkan sikap seperti itu, Nyx Ivona pun memutuskan untuk turun sendiri ke bawah menemui manager hotel.

Semula sang manager mengaku tidak mengetahui apa-apa, tetapi saat Nyx Ivona menyuruhnya untuk melaporkan pria tersebut ke polisi, si manager malah menolak. "Jangan libatkan hotel ini dengan masalah pribadimu, Nyonya. Aku memberikan Tuan Jaden kunci lain kamarmu karena beliau mengaku sebagai suamimu. Tolong jangan bawa-bawa hotel kami. Kami tidak mau berurusan dengannya."

"Ada apa ini?" Jaden berdiri diambang pintu ruangan sang manager dengan jubah tidurnya. Dia menerobos masuk dengan laga sok kuasa.

Si manager langsung berdiri dengan kikuk. "Ti–tidak ada apa-apa, Tuan."

Jaden mendekati meja sang manager. "Ada apa menemui pria ini? Apa kau pikir dia bisa melepaskanmu?"

"Siapa kau sebenarnya? Kenapa harus aku?" tanya Nyx Ivona dengan mata memelotot menggenang.

Iblis Di Sampingku (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang