20. Pilu

151 8 0
                                    

Nyx Ivona tersedu-sedu di tepi ranjang. Dadanya terasa berat dan sakit. Dia pula malas bernapas, sakitnya sebak memenuhi rongga paru-paru. Nyx Ivona tertunduk pilu. Kenapa takdirnya senahas ini? Apa ruginya bila Tuhan memberikan Nyx Ivona kebahagiaan sedikit saja? Hidup yang sedari kecil dia jalani tidak pernah mudah. Saat dewasa menjelang kian sulit dan rumit. Nyx Ivona merasa sangat menyedihkan. Tak pernah ada seorang pun yang menganggap keberadaan dirinya. Menghormati dirinya seperti layaknya sesama manusia. Semua selalu diukur oleh strata sosial dan kini bukan hanya harta yang tidak dimiliki, tetapi juga harga dirinya sudah lenyap. Nyx Ivona semakin merasa kecil dan tidak berarti. "Ayah, Ibu, kenapa kalian lahirkan aku ke dunia ini jika harus merasakan semua kesakitan ini? Percuma hidup panjang umur jika rasanya semenyakitkan ini. Tolong aku. Bantu aku membujuk Tuhan untuk segera mengambil nyawaku. Aku mohon," ucap Nyx Ivona yang menangis dengan mengharu biru.

Sejak kecil sampai sekarang Nyx Ivona tidak pernah meminta banyak dari-Nya. Dia hanya terus berdoa meminta kebahagiaan, tidak lebih. Nyx Ivona tidak pernah meminta dijodohkan dengan lelaki baik yang kaya raya atau meminta kekayaan dan jabatan dari Tuhan. Dia hanya meminta yang satu itu, tetapi sampai saat ini belum juga Tuhan kabulkan atau mungkin doanya itu takkan pernah dikabulkan. Nyx Ivona tidak peduli lagi, karena dia sudah berada di titik nadir hidupnya. Nyx Ivona tidak menginginkan apa pun. Dia sudah tidak kuat lagi. Sepertinya setelah nanti melahirkan sang anak, Nyx Ivona akan bunuh diri. Dia sudah enggan melanjutkan hidup.

Memikirkan rencana kematiannya membuat tangis Nyx Ivona semakin kacau. Hatinya tak tega mendada pilu kala membayangkan meninggalkan anak yang dia lahirkan nanti sendirian menghadapi dunia tanpa Nyx Ivona dampingi. Namun dia sudah benar-benar tidak sanggup lagi menjalani hidup. Membunuh diri dengan anak masih berada dalam kandungan pun dia tak ingin. Nyx Ivona tidak mau membunuh anaknya. Dia amat menyayanginya.

"Ivona," panggil Riley ragu.

Nyx Ivona lantas menoleh dengan geram karena mengenali suara. "Untuk apa kau datang kemari?!" teriaknya dengan air mata yang bercucuran membasahi wajah. Dia berdiri lalu melempari Riley dengan bantal atau apapun benda yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri. Nyx Ivona mengamuk sebab marah kepada Riley yang sama sekali tidak mengulurkan tangan padanya. Apakah pria itu sudah lupa siapa yang telah menyelamatkan nyawanya beberapa bulan yang lalu? Nyx Ivona kelam kabut dan saat semua benda sudah habis dia lempar, Nyx Ivona menghampiri Riley dengan terpogoh-pogoh, memukuli dada, perut, dan wajah pria itu dengan membabi buta. "Baji ngan! Kenapa kau dia saja saat melihat kekasihmu disakiti pria lain? Jahat kau membiarkan lelaki jahanam ini memper ko saku berkali-kali! Kenapa kau tidak membelaku? Kenapa tidak menyelamatkanku?"

Riley hanya bisa diam menerima semua kemarahan dari Nyx Ivona. Lelaki itu meneteskan air mata tanpa membantah semua amukan sang kekasih. Riley memang pengecut. Dia tidak berani melawan Jaden meski yang sang paman sakiti ialah pacarnya sendiri. Riley tak kuasa. Dia terlalu takut pada Jaden. "Maafkan aku. Aku terlalu pengecut," lirih Riley.

"Kau baji ngan, Riley. Kau jahat! Aaaaaaaaa!" Nyx Ivona yang sudah memerosot kehabisan tenaga pun menangis kencang, menjerit-jerit kacau. Dia memukuli dadanya yang terasa penuh dan sakit. Nyx Ivona kepayahan teronggok di lantai.

Iblis Di Sampingku (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang