21. Bantuan kecil

153 9 0
                                    

"Aku tidak bisa membantu banyak, Ivona. Aku tidak berani melawan pamanku. Tapi semoga ini bisa membantumu. Meskipun aku tidak yakin." Riley mengusap bahu Nyx Ivona beberapa kali. Dia menyadarkan wanita itu dari pengaruh hipnotisnya. 

Hal tersebut malah membuat tangis Nyx Ivona kian terkencar-kencar. Dia mengingat mereka, orang-orang yang menculiknya di Newcastle. Riley pun salah satu dari mereka. Nyx Ivona menangis menjerit-jerit seraya menutup wajah dengan kedua tangan. "Kenapa kalian semua begitu jahat? Aku juga sama manusia seperti kalian," racaunya lirih.

Riley perlahan bangkit dari bertinggung dan meninggalkan wanita itu sendirian. Dia tak tega melihatnya sekacau ini. Riley merasa sangat bersalah padanya. Andai dia memiliki sedikit saja keberanian untuk membawa Nyx Ivona lari dari genggaman sang paman, mungkin wanita itu takkan semenyedihkan ini.

Nyx Ivona teronggok di lantai seraya bersandar lemas ke kaki ranjang setelah puas menangis. Tiada lagi suara, hanya tatapan kosong. Nyx Ivona tak tahu harus bagaimana melepaskan diri dari pria itu. Semua celah di kamar ini dikunci dan seseorang akan datang sekadar untuk memberikan Nyx Ivona beberapa porsi makanan. Dia diperlakukan seperti peliharaan di dalam kandang. Lama kelamaan Nyx Ivona mungkin akan kehilangan jati dirinya kalau terus diperlakukan begini.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Jaden sudah kembali dan mendapatkan mainannya terduduk lemas di dekat kaki ranjang. Dia bertinggung, menghapus jejak basah di sisi muka Nyx Ivona. "Berhentilah menangis atau nanti matamu akan bengkak." Jaden membopong wanita yang sedang hamil tua itu ke peraduan, membaringkannya. Dia mengendus puas tubuh Nyx Ivona yang kini sudah wangi. "Wanita kaku itu sepertinya sudah melakukan tugasnya dengan baik. Kau wangi, Sayang." Jaden mempekerjakan seorang wanita paruh baya untuk mengurusi Nyx Ivona, memandikannya dan memberikannya makan.

"Kapan kau akan melepaskanku?" tanya Nyx Ivona tiba-tiba. Wajahnya tampak kaku melihat keluar jendela. Dia tidak mau menatap wajah menjijikkan Jaden. Nyx Ivona layaknya dutch wives–boneka se ks asal Jepang, kaku dan tak berperasaan.

Jaden tersenyum samar. "Saat aku sudah bosan bermain denganmu."

"Kapan kau akan bosan?"

Jaden mengungkung Nyx Ivona. "Aku tidak bisa memastikan." Lelaki itu menundukan wajah mencumbu tubuh Nyx Ivona dengan tak acuh. Dia tak peduli dengan perasaan wanita itu. Jaden hanya ingin memuaskan hasrat kelelakiannya.

Nyx Ivona memejamkan mata, menahan semua kesakitan yang menghantam dadanya. Dia sudah putus harapan dan tidak peduli lagi. Masa bodoh Jaden mau melakukan apapun. Nyx Ivona menangis dalam diam, membiarkan lelaki itu lagi-lagi menyetubuhinya.

Setelah Jaden selesai menuntaskan hajatnya Nyx Ivona pun menarik selimut tebal di kakinya, menyelimuti seluruh tubuhnya. Dia terisak-isak hingga badannya bergemetaran. Nyx Ivona benci tubuhnya, lemahnya dirinya, menyedihkan hidupnya. Dia benci semuanya. Dia tergugu tanpa suara merasakan kesedihan ditemani dengkuran damai pria jahat di sisinya.

Jam tiga malam Nyx Ivona terbangun oleh rasa sakit di perut. Dia pergi ke toilet untuk buang air besar, tetapi saat telah selesai, sakit itu tetap tidak kunjung hilang. Nyx Ivona gelisah, tidak bisa tidur. "Apa sekarang sudah waktunya?" kemam Nyx Ivona sembari meringis-ringis. Satu jam kemudian mulas di perutnya makin intens. Nyx Ivona sama sekali tidak bisa duduk atau berbaring, sebab dua hal itu membuat sakit perutnya mengencang. Wanita tersebut hanya bisa mondar mandir, berjalan-jalan kecil di dalam kamar. Sadar kalau dirinya membutuhkan bantuan, Nyx Ivona pun mencoba membuka pintu. Dia menggerakan kenopnya naik turun lalu menggedor-gedor berharap seseorang di luar akan mendengar lalu menolongnya. Dia yakin kalau sekarang sudah waktunya sang anak lahir dan Nyx Ivona harus segera ke fasilitas kesehatan. "Tolong buka pintunya!" serunya dari dalam beberapa kali. Namun tidak ada sahutan, Nyx Ivona memegangi perutnya yang semakin sakit. Dia meringkuk di lantai merasakan mulas pada perutnya.

"Kau kenapa?" Jaden terbangun karena suara bising yang Nyx Ivona buat. Dia pula terkejut melihat wanita itu meringkuk di dekat pintu dengan wajah kesakitan.

Nyx Ivona menggelengkan kepalanya. Dia tak ingin dibantu Jaden. Nyx Ivona ingin orang lain. 

Jaden membopong Nyx Ivona ke tempat tidur lalu memanggil wanita yang biasa mengurusi peliharaannya tersebut.

Iblis Di Sampingku (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang