Nyx Ivona melenguh, dia siuman. Wanita itu linglung belum menyadari kalau dirinya sudah berpindah tempat–berada di pesawat. Kabin pribadi tersebut terasa nyaman lengkap dengan tempat tidur mewah ukuran besar, dua bantal empuk, serta sebuah selimut katun lembut bordiran yang dirancang brand mewah asal Perancis, Lalique. Nyx Ivona tersentak–terbangun tiba-tiba tersadar dari kantuk. "Aku di mana?" gumamnya panik.
"Kau dalam pesawat. Kita di perjalanan menuju Italia," jawab Jaden tak acuh seraya sibuk dengan benda ponsel di tangan.
"I–italia?" Nyx Ivona bingung, sebab seingatnya tadi berada di kamar rawat inap rumah sakit. Namun Nyx Ivona menepiskan semua pikiran itu dan tersulut kemarahan saat mengingat perihal bayinya. Lekas dia bangkit, menyambar kerah kemeja lelaki yang duduk di kursi samping ranjang. "Mana bayiku, Breng sek?! Kau apakan dia?"
Jaden melihat Nyx Ivona tak peduli. "Aku menenggelamkannya di laut." Dia menyeringai miring. Hatinya senang melihat Nyx Ivona kembali bersemangat seperti sekarang. Itu artinya wanita tersebut sudah pulih dan siap melayaninya seperti biasa.
"Baji ngan kau, Jaden! Kau bodoh! Asal kau tahu, bayi itu anakmu!" bentak Nyx Ivona penuh marah. "Teganya kau membunuh anakmu sendiri!" Dia memukul menampari tubuh dan wajah Jaden yang bergeming.
Jaden terkesiap mendengar gertakan Nyx Ivona. Dia terkejut sekali. "A–apa?"
Nyx Ivona menghentikan amukannya, menatap lekat manik lelaki yang tercengang seperti kehilangan akal itu dengan bulir air mata terpesai-pesai–berantakan membasahi wajah. Dia yang lunglai pun mundur terhenyak di tepi ranjang. Nyx Ivona menangis melaung-laung. Bayi yang susah payah dia jaga, dengan segala upaya dan penuh harap kini sudah tiada. Nyx Ivona tersedan-sedan. "Kenapa kau begitu jahat? Siapa kau sebenarnya, Jaden? Apakah kau tidak mempunyai sedikit saja rasa kasihan untuk orang lain?"
"Kau pasti bohong, Ivona! Jelas-jelas Riley mengatakan kalau bayi itu anak dari mantan pacarmu, lelaki yang sudah meninggalkanmu demi wanita lain." Jaden memegang kedua bahu Nyx Ivona frustrasi. "Kau tidak mungkin hamil anakku. Kita hanya …." Dia memegangi kepalanya gusar. Tiba-tiba saja kemarahan besar menyusupi hatinya. Penuh murka Jaden mengacak-acak surai kecokelatannya. "Kenapa kau tidak mengatakannya dari awal, Ivona?!"
Nyx Ivona tersenyum mengejek. "Apa pedulimu? Sejak dia dalam kandunganku, kau tidak pernah menyayanginya. Kau terus meremas perutku untuk menyakitinya. Aku yakin dia sudah membenci saat itu juga. Kau ayah yang buruk." Dia menatap Jaden menjeling dengan air mata tercerai berai.
"Sialan kau ja lang! Tahu apa kau tentang hidupku?!" Jaden menyambar leher Nyx Ivona, mendorong wanita itu terlentang, mencekik lehernya kencang. "Wanita sialan! Kau sudah membuatku membunuh anakku sendiri. Aku tidak akan melepaskanmu sampai mati. Kau akan menerima balasannya." Dia menatap bengis Nyx Ivona yang megap-megap di bawah tubuhnya, karena tidak bisa bernapas. Tangan wanita itu memukuli lengan Jaden, berusaha melepaskan cengkramannya. "Aku tidak akan melepaskanmu, Ivona. Selamanya." Jaden melepaskan cekikannya, tetapi saat itu pula dia memukul wajah Nyx Ivona hingga tak sadarkan diri.
Jaden keluar dari kamar pribadinya membekal geram. "Riley!" teriaknya marah. Informasi dari keponakannya itu pula turut andil untuk kekesalannya kali ini. Tidak biasanya Riley keliru mendapatkan informasi. Dia ingat Riley lah yang memberitahunya pasal silsilah bayi itu.
"Pa-paman, ada apa?" Riley menghampiri Jaden dengan terpogoh-pogoh.
Jaden langsung menodongkan senjata api tepat ke kepala Riley. "Kau harus mati, Riley!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Iblis Di Sampingku (Tamat)
ChickLit(Sebagian bab telah dihapus untuk kepentingan penerbitan) Nyx Ivona-berprofesi sebagai guru taman kanak-kanak serta freelance voice over artist-harus berhadapan dengan Jaden Benvalio-mafia kejam asal Italia-yang menuduhnya sebagai pembunuh. Namun, u...