Usai pertemuan dengan beberapa sekutunya, Jaden pun mengambil waktu rehat. Tiduran sendiri sambil memainkan ponsel. Sejenak dia berkhayal tentang Nyx Ivona yang tidur nyenyak di kamarnya. "Harusnya aku membawa dia ke sini," gumamnya seraya membayangkan wajah gembira Nyx Ivona saat melihat pulau indah ini. Namun sebuah gedoran kuat di pintu segera menghamburkan imajinasi Jaden. Dia mengepal tangan dengan geram seraya beranjak dari pembaringan. "Siapa be debah yang ingin mati malam ini?" kemamnya.
"Ada apa?" tanya Jaden saat membuka pintu.
"I–itu, Tuan. Kita diserang!" Lapor si pengawal yang seketika menyulut kemarahan Jaden.
"Apa?! Bagaimana mereka bisa …. Brengsek!" Jaden kembali ke dalam, mengambil senjata di lemari khusus. Lalu keluar dengan membekal gusar.
Benar saja, di luar mansionnya kini sedang terjadi baku tembak dan serangan langsung. Kemarahan Jaden kian memasap. "Siapa yang sudah membocorkan tempat ini?" batinnya. Setahu Jaden pulau ini adalah tempat teraman. Dia sudah beberapa kali melakukan transaksi haram dengan para koleganya di teman ini. Lalu bagaimana caranya musuh mereka bisa tahu dia di sini? Jaden yakin ada mata-mata atau pengkhianat di tubuh organisasinya. "Lihat saja tikus, aku pasti akan menangkapmu," gumamnya seraya mengepalkan tangan kesal.
Sementara di tempat lain Nyx Ivona sudah dapat keluar dari sarang Jaden. Riley beralasan kalau dirinya ditugaskan membawa Nyx Ivona jalan-jalan mencari angin atas perintah Jaden. Tentu saja mereka percaya, sebab loyalitas Riley terhadap Jaden yang tak terbantahkan. Penjaga pun membiarkan keduanya pergi setelah sebelumnya mencoba menelepon Jaden, tetapi tak kunjung diangkat.
"Ini alamat sahabatku di Indonesia. Kau ambil penerbangan langsung Milan-Bali supaya cepat. Jangan ke Jakarta dulu. Oke?" Riley menyerahkan identitas baru Nyx Ivona sebagai Ellara Zemira.
"Apa ini Riley?"
"Itu identitas barumu. Kau akan aman memakai nama itu," jelas Riley yang masih fokus mengemudi.
"Terima kasih, Riley. Aku tak tahu harus bagaimana berterima kasih padamu. Kau sangat baik padaku." Nyx Ivona berlinangan air mata haru. Pasalnya selama seminggu ini dia gelisah memikirkan keberhasilan hari ini. Namun, semua kekhawatirannya tidak terbukti, karena kini dia sudah dapat keluar dari kediaman Jaden.
"Cukup jalani sisa hidupmu dengan bahagia, Ivona. Karena kau pantas mendapatkan semua itu. Besarkanlah anakmu dengan baik."
"Pasti, Riley. Aku akan berusaha membahagiakannya. Aku akan hidup bahagia dengannya."
Riley tersenyum haru, mengusap puncak kepala Nyx Ivona. "Selamat tinggal, Ivona. Karena setelah ini kita tidak akan pernah bertemu lagi. Terima kasih sudah menjadi wanita yang kuat dan masih memercayaiku. Aku mencintaimu. Sangat," batin Riley.
Riley tak tahu apakah esok atau lusa dirinya masih hidup. Namun dia tak peduli. Yang penting dirinya sudah melakukan hal baik kepada satu-satunya wanita yang dicintai. Sebenarnya batin Riley amat tersiksa setiap kali Jaden menyentuh Nyx Ivona dan dia ingin menghentikan semua kebe jatan itu. Barulah setelah menyusun rencana sedemikian rupa dia bisa melarikan Nyx Ivona. Semoga pengorbanannya tidak sia-sia. Semoga Nyx Ivona bisa hidup bahagia.
"Pergilah," ucap Riley mengindahkan kepergian kekasihnya.
Nyx Ivona menghamburkan pelukan, menangis sesenggukan. "Kau ikutlah denganku, Riley. Kita lari bersama. Aku takut kau akan dia sakiti."
Riley memeluk erat Nyx Ivona. Sebenarnya dia amat sekali ingin pergi menemaninya, tetapi Riley tak bisa. Dia harus memastikan pamannya tidak dapat menemukan Nyx Ivona. Meski Riley tahu kalau kali ini dia takkan hanya dihajar sampai tak berdaya. Riley yakin kali ini nyawanya takkan selamat. Namun, apapun yang terjadi, Riley bersumpah takkan pernah membocorkan tujuan Nyx Ivona.
Setelah memastikan Nyx Ivona menaiki pesawat dengan mulus, Riley pun kembali ke mansion Jaden.

KAMU SEDANG MEMBACA
Iblis Di Sampingku (Tamat)
ChickLit(Sebagian bab telah dihapus untuk kepentingan penerbitan) Nyx Ivona-berprofesi sebagai guru taman kanak-kanak serta freelance voice over artist-harus berhadapan dengan Jaden Benvalio-mafia kejam asal Italia-yang menuduhnya sebagai pembunuh. Namun, u...