47. Permintaan?

1.8K 230 40
                                    

Setelah dua jam berada di bawah. Jisoo akhirnya naik keatas menuju kamar nya. Ketika membuka pintu kamarnya. Dia langsung melihat Jennie yang sudah terlihat segar dan berganti dengan piyama bergambar pikachu—yang jelas miliknya, sedang duduk bersandar di ranjangnya sambil memainkan ponsel. Jisoo sedikit memicingkan mata melihat pemandangan di depan nya, setelahnya tawa kecil keluar dari bibirnya saat Jisoo melihat ponsel lama nya yang dimainkan oleh Jennie.

"Kau sedang bermain game apa, Unnie?" Tanya Jisoo sambil menghampiri Jennie yang terlihat Fokus.

Namun, Jennie tidak menjawab. Dia terlalu fokus pada gamenya. Jari jempolnya bergerak dengan lincah pada layar ponsel. Sesampainya di samping Jennie. Jisoo yang penasaran mencoba mengintip apa yang sedang dia mainkan. Dilayar ponselnya, Jennie sedang fokus menyetir mobil balap dengan karakter sonic sebagai pengemudi. Jisoo hanya bisa tersenyum saat tau game apa yang dimainkan Jennie. Dia kemudian duduk di tepi ranjang menunggu Jennie selesai sambil memperhatikan ekspresi wajahnya yang terlihat serius. Kemudian, tidak lama Jisoo melihat ekspresi frustasi diwajah Jennie.

"Pfft, gagal?"  Tanya Jisoo dengan nada mengejek. Sedangkan Jennie hanya bisa merengut sambil meletakan ponselnya dengan sebal. Melihat itu, Jisoo mempersempit jarak mereka dan tanganya terulur untuk mengacak rambut Jennie. " Jangan cemberut begitu. Kau masih bisa mencobanya lain kali. Itu hanya sekedar rekor di game."

Jennie mengangguk ringan. Dia akhirnya sadar apa yang dia lakukan. Kenapa dia sampai marah hanya karena game semata? Sejak kapan seorang Jennie bertindak kekanakan seperti ini?

Jennie mencoba untuk berpura-pura bahwa dia tidak terlalu peduli dengan game itu lagi. Ia juga sadar jika mengabaikan Jisoo sejak dia masuk ke kamar. Lalu, dengan nada penyesalan, Jennie berbicara pada Jisoo yang sudah menarik tanganya kembali "Maaf mengabaikan mu, Chu."

Jisoo hanya mengangguk, tidak terlalu mempermasalahkan hal itu. Kemudian pandangan Jennie beralih pada sesuatu yang dibawa Jisoo.

"Apa itu?" Tanya nya.

"Susu untuk mu" Jawab Jisoo singkat sambil mengangkat gelas untuk ditunjukan pada Jennie. Melihat Jennie yang hanya diam mengamati gelas yang dia bawa dengan penuh pertimbangan. Jisoo langsung peka jika Jennie takut rasanya berbeda dari susu ibu hamil yang sering dia minum. Pasalnya, Jennie adalah tipe orang yang sulit menemukan rasa yang dia suka. Jisoo ingat, Jennie pernah bercerita bahwa dia harus mencoba lima merk lain sebelum akhirnya cocok dengan merk susu yang sekarang

"Tenang saja, Unnie. Ini merk yang sama persis seperti yang kau miliki di apartemen mu." Jisoo mencoba meyakinkan Jennie. Namun, Hanya pandangan meragukan yang dia dapat. Jelas Jennie tidak percaya.

"Aku menyuruh ahjussi untuk membelinya tadi. Mangkanya aku terlalu lama berada di bawah karena menunggu ini" Jelas Jisoo lagi. Kali ini Jennie menatapnya dengan heran.

"Bukan karena kau berbicara dengan Seokjin Oppa?" Tanya Jennie.

"Gak, aku dan Oppa hanya berbicara beberapa menit. Sisanya aku menonton TV dibawah" Mendengar perkataannya sediri, Jisoo merasa sedikit bersalah pada Jennie karena dia tidak kunjung naik ke kamar nya. "Maaf, kau pasti menungguku ya.."

Jennie menggeleng. Dia tidak masalah mau selama apa Jisoo dibawah. Namun, Dia penasaran dengan apa yang kedua saudara itu bicarakan. Jadi, dengan nada suara ragu, Jennie mencoba bertanya pada Jisoo. "Apa yang kalian berdua bicarakan?"

"Apa lagi?" Jisoo tersenyum ringan kearah Jennie. "Tentu saja membahas soal kita"

Meski ada nada riang di suara Jisoo. Jennie tetap merasa was-was. Dia takut jika pembicaraan mereka tidak terlalu baik. Jisoo yang melihat perubahan ekspresi Jennie kembali mengikis jarak diantara mereka. Kali ini kakinya naik diatas ranjang. Ia duduk di samping Jennie, menghadapnya sembari duduk bersila. Tangan kanannya masih memegang gelas susu sedangkan tangan kirinya memegang tangan Kanan Jennie.

My Baby's Daddy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang