Jechan mengendarai motornya untuk kesekolah, mungkin dirinya akan terlambat masuk karena jam sudah menunjukkan pukul 07.12 dan bell masuk sekolah jam 07.00.
Ia terlambat karena ada masalah sebelum berangkat ke sekolah, tetapi ia juga sekarang tidak memperdulikan lagi mau terlambat ataupun tidak, yang terpenting menurutnya hanya masuk kesekolah saja.
Karena mungkin ia tidak ada harapan lagi untuk berada disini, mamanya sudah pergi untuk keluar negri dan mungkin tidak akan tinggal disini lagi.
Jechan sudah sampai di sekolah dan ia melihat gerbang depan sudah tertutup. Baru kali ini ia terlambat, tetapi ia akan mencoba untuk melihat gerbang belakang, siapa tau masih terbuka dan tidak ada orang.
Dengan cepat ia memarkirkan motornya terlebih dahulu di pinggir sekolah, dan menguncinya supaya tidak ada yang mencuri motornya. Setelah selesai Jechan berlari kearah belakang sekolah untuk memastikan gerbang masih terbuka atau tidak.
"Yah sial banget hidup gue" ujar Jechan kesal setelah dilihat dari gerbang belakang ternyata sudah ditutup, mungkin bukan sudah tetapi memang masih tertutup dan belum ada yang membukanya.
Ahh Jechan mempunyai ide untuk itu, mungkin ia harus memanjat karena tidak ada pilihan lain selain memanjat pagar atau tidak kesekolah sama sekali dan artinya ia kembali kerumah.
Dirasa tidak ada orang dari dalam maupun luar, dengan segera Jechan memanjatnya dengan hati hati, dan ia berharap tidak ada anak osis disekitarannya agar ia tidak kena hukuman.
Brukk
Jechan sudah turun dari pagar yang bisa dibilang lumayan tinggi, tetapi untungnya ia bisa melewatinya begitu saja tanpa ada kendala sedikitpun.
"Telat?" ucap seseorang dan itu membuat Jechan terkejut. Lagian Jechan belum sempat berdiri dan di kagetkan dengan suara orang yang tiba tiba saja.
Jechan mendongak melihat siapa yang mencoba mengagetkannya itu. Setelahnya wajah Jechan berubah masam melihat siapa yang ada di depannya.
"Melvind" ujar Jechan. Ya orang yang mengagetkan Jechan adalah Melvind sang ketos yang tak mendapatkan ekspresi apapun saat tuhan memberikannya.
Melvind Vladlen Eversfield sang ketos yang jarang menampakkan ekspresi apapun saat bertemu orang dan hanya mengekspresikan dengan ekspresi datarnya.
Melvind menatap Jechan dengan tajam dan yang di tatap hanya berdecih.
Jechan berdiri dan menjajarkan tubuhnya dengan Melvind walaupun tinggi badannya lebih pendek dari tubuh Melvind.
"Ikut" ujar Melvind sambil menarik tangan Jechan yang sedang memandanginya dengan tatapan sengit dan di kagetkan saat Melvind menarik tangannya dengan paksa.
"Sabar bangsat, ga usah narik narik segala!" umpat Jechan kesal karena Melvind menarik tangannya dengan keras dan pastinya tangan Jechan kesakitan akibat Melvind.
Melvind membawa Jechan ke pinggir lapangan yang sudah ada beberapa murid yang mungkin terlambat.
"Lari 4 kali putaran" ucap Melvind dengan tegas memberi hukuman untuk murid yang terlambat ke sekolah agar memperingati mereka untuk tidak terlambat lagi.
Melvind melirik Jechan dengan tatapan tajam dan Jechan yang di tatap mengalihkan pandangan kearah samping agar tidak bertatapan dengannya.
"Kecuali kamu.. 2 putaran" sambungnya menujuk Jechan dan semua murid terkejut bukan main termasuk Jechan juga. Bahkan jantungnya hampir disko.
"Ga bisa gitu dong. Dia terlambat lewat 12 menit, masa kita yang terlambat lewat 1 menit dapat hukuman 4 putaran. Ga adil banget" bela cowo yang tidak terima dengan ketidak adilan Melvind untuk menghukum murid.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little bear
Teen FictionYang awalnya benci pada Melvind, tetapi pas ia tahu bahwa Melvind adalah teman masa kecilnya yang sering ia ajak main, sekarang menjadi lebih manja, bukan dirinya, tetapi Melvind yang memanjakan dirinya. Melvind sedari dulu sampai sekarang tidak jau...