Hayo vote dulu sayang ku, muach.
Btw kangen gweh tidak, oh jelas iyah.
Male/Female reader.
MALAM HARI - Sepasang iblis dan malaikat sedang duduk santai di dalam rumah, menghabis kan waktu mereka untuk berbincang."Hey pak tua, napa lu? Lesu amat kek ga pernah dikasih makan, di tolak sama manusia novelist itu lagi? Makannya jangan alay anjg" Tanya sang malaikat sedikit sarkas.Sang iblis berusaha tidak memukul kepala temannya itu. "Diem Lu, masih mending gw bisa jatuh cinta lah elu kaga" balas nya sarkas.
"Heh Vox. Asal Lo tau gw ini sudah jatuh cinta sama orang itu sejak 50 tahun lama nya tapi dianya aja kaga peka." Celoteh sang malaikat. Vox, sang iblis memasang wajah sedikit terkejut "buset, lu suka sama sapa? Perasaan gw lu kaga pernah suka atau cinta sama orang, [name]" Vox meminum segelas wine milik nya.
"Yah, gw selalu ngomongin dia dan lu malah kaga dengerin, asu" [name] mengambil teko berisi teh hangat, menuangkan teh kedalam gelas.
Keheningan menyelimuti mereka.
"Gw..." [Name] menggantung perkataannya "gw sebenernya udh ci-" baru saja ingin melanjutkan teman teman lainnya sudah pada berdatangan.
Vox dengan cepat menyambut Ike dengan semangat, sedangkan [name]? Hanya tersenyum sendu.
'gw sebenarnya udh cinta lu selama 50 tahun, Vox Akuma.'
[Name] meninggalkan tempat duduk nya, sedari tadi Vox melihat tingkah laku [name] pun menyusul nya. Membuat yang lain kebingungan.
[Name] duduk di tepi atap sembari menatap milyaran bintang di langit malam, Vox datang dan duduk tepat di samping [name].
Vox tau, Vox sudah mengenal [name] selama ratusan tahun. Ketika [name] sedang sedih ia akan menatap bintang bintang.
"Kenapa lu disini?" Tanya [name] acuh "gw balik tanya, kenapa lu disini?" Balas Vox yang hanya di hiraukan oleh [name].
"Lu udh tau napa nanya? Lu tau gw kalau sedih pasti plototin bintang" cetus [name], Vox menghela napas panjang "iya, lu napa sedih?" Tanya Vox sekali lagi dengan nada yang lebih halus.
".... Vox, kalau misal nya orang yang lu cintai itu mencintai orang lain lu bakal apa?" Jujur, pertanyaan [name] membuat Vox sedikit terkejut namun ia mengontrol keterkejutan nya.
"Gw sih, bakal sedih banget tapi mau bagaimana lagi? Satu satunya cara hanya merelakan nya. Soalnya pada dasarnya gw bukan siapa siapa dia." Jawaban Vox membuat [Name] tersenyum sendu.
"Jadi, gw bakal ngerelain elu buat pacaran sama Ike, Vox. Karena aku pada dasarnya bukan siapa siapa mu" [name] mengeluarkan air matanya namun dengan cepat ia mengusapnya.
Vox terkejut bukan main, temannya yang selama ini bersama nya Beratus ratus tahun ternyata menyukai dirinya? "Tunggu, apa maksud mu?"
"Aku tau kau sudah mendengar semua nya Vox Akuma."
(Back to Ike, Shu, Mysta, and Luca)
"Huh, hubungan malaikat dan iblis memang rumit" cetuk Mysta berkacak pinggang. "Jadi, kau selalu menolak [name] karena kau tau [name] sudah lama mencintai Vox?" Tanya Luca pada Ike yang sedari tadi diam melamun.
"Iya, aku tidak ingin rasa cinta yang [name] Miliki pada Vox berakhir sia sia karena diriku" ucap Ike lesu "dan karena kau melakukan itu malah berdampak pada [name] yang merasa lebih jauh" balas Mysta.
"Sudah, pada dasarnya ini bukan salah mu Ike. Jangan di besar besar kan" sela Shu, takut takut tuh dua bocah malah berantem.
"This is unpog. [Name] sakit hati dan malah makin menjauh dari kita" sendu Luca. Hawa di dalam ruangan itu menjadi berwarna abu.
"Jujur, aku takut kelanjutan ini menjadi kacau, tapi ya mau bagaimana lagi. Nasi sudah menjadi bubur" - Ike.
"Kita tunggu saja mereka." - Shu.
"Tapi Ike, lu suka sama Vox engga?" - Luca.
"Engga pernah, sebelum Vox terus menggoda ku, aku lah tempat [name] bercerita tentang betapa sukanya ia pada Vox" - Ike.
"Bulol ancrit" - Mysta.
???
???
Vox mencium bibir [name].
[Name] berusaha untuk menolak bahkan sudah memukul mukul dada Vox, namun usahanya malah sia sia. Malahan makin di tekan tengkuk leher [name].
Melepas ciuman itu [name] langsung memukul kepala Vox, dengan wajah memerah [name] mengatai Vox di depan mukanya langsung.
Anti ngomong di belakang dek - [Name]
"Brengsek kau Vox. Katanya kau menyukai Ike, bodoh. Mengapa kau mencium ku, jangan mempermainkan perasaan orang." Kata [name] berusaha menghindari kontak mata dengan Vox.
Vox meraih dagu [name], melakukan kontak mata dengan sang malaikat. "Gw sebenernya udh cinta elo dari lama. Gara gara gw denger lu juga cinta sama gw, ya gw testing dengan cara gw nge godain Ike secara langsung di depan Lo. Biar Lo ini keliatan cemburu apa kaga." Vox mengambil napas.
"Ternyata lu pandai nyembunyiin emosi, jadi sifat cemburu Lo ga keliatan. Bahkan gw ga sadar gw udh ngelakuin hal yang sama secara satu tahun buat ngeliat Lo cemburu." Jawab Vox panjang lebar.
"Vox, kau brengsek. Bodoh, bego, anjg." Umpat [name] sembari mengangis. Vox memeluk [name] dengan erat "maaf." Bisik nya.
"Bacot, lu anjir." Sekali lagi, [name] memukul kepala Vox.
"Galak, tapi gemes" sang iblis dengan gemas menggigit pipi sang malaikat. Membuat sang iblis di hadiahi pukulan di kelapa untuk, entahlah author lupa keberapa kali nya.
"Masuk woy, dingin diluar!" Teriak Mysta dari dalam rumah. "Yaudah ayo masuk" ajak [name] menggandeng jari kelingking Vox.
"Ayok sayang" - Vox
"Alay" - [Name]
"Gini gini gw pacar lu" - Vox
"Serah" - [name]
"Lucu bet punya pacar stundere" - Vox
"Gw bukan stundere" - [name]
"Iya iya~" - Vox
word count: 847Jangan lupa vote ya guys.
Ini jujur chapter kali ini gara gara author gabut ga ngapa ngapain, pikiran kosong bisa ngebuat cerita ancrit. Mejik.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗘𝗦𝗧𝗜𝗡𝗬 || ʟᴜxɪᴇᴍ
Non-FictionCERITA KEGABUTAN AUTHOR AHAHHAHAHAHAHAHAHA . . . . udh gitu doang - Kata kata non baku - OOC!!! - Hc! And oneshoot ˚₊· ͟͟͞͞➳❥ᴄʜᴀʀᴀᴄᴛᴇʀ ➶𝓥𝓸𝔁 𝓐𝓴𝓾𝓶𝓪 ➶𝓜𝔂𝓼𝓽𝓪 𝓡𝓲𝓪𝓼 ➶𝓛𝓾𝓬𝓪 𝓚𝓪𝓷𝓮𝓼𝓱𝓲𝓻𝓸 ➶𝓘𝓴𝓮 𝓮𝓿𝓮𝓵𝓮𝓷𝓭 ➶𝓢𝓱𝓾 𝓨𝓪𝓶𝓲𝓷𝓸