Chapter Four: Bestie - 3

397 69 37
                                    

Diam-diam gadis itu menarik sudut bibirnya. Dia terhibur, hanya karena baru saja menekan tombol kirim pada kiriman Baron beberapa menit lalu. Dosennya bukan lagi fokus utama, dia lebih suka memperhatikan lajunya respons dan komentar yang dia dapatkan setelah membalas unggahan itu.

Ini pertama kalinya dia melakukan kontak dengan Baron di akun rahasia yang dia buat hanya untuk mengikuti pria itu. Dengan sedikit pemanis berupa foto seksi, dengan mudah Yerim--alias Baby, menarik perhatiannya.

Sangat lucu ketika pria itu menjadi sampah hanya dengan topeng saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sangat lucu ketika pria itu menjadi sampah hanya dengan topeng saja. Padahal kharisma serta reputasinya sangat baik. Dengan bangga dia mengakui bahwa dia adalah mahasiswa berprestasi. Tetapi dia juga tidak mampu mengendalikan nafsu dan menjadikan tempat orang-orang menambah ilmu sebagai latar imajinasinya yang liar.

"Yerim-a!"

Entah yang keberapa kali nama itu dipanggil sampai pemiliknya berbalik akibat terganggu oleh punggungnya yang ditusuk-tusuk ujung pulpen.

"Kenapa?"

"Kau bekerja hari ini?"

Yerim tidak terlalu senang dengan pembicaraan tidak penting, dia sedang sibuk mengurusi Baron. Dia ketus tanpa sadar, "tidak. Aku libur."

Kalimatnya sinis, tetapi si Geumran punya sifat ceria yang juga lamban membaca suasana hati seseorang itu tidak menghiraukannya. "Bagus! Kau mau pergi ke salon hari ini? Aku ingin mengecat kuku. Aku yang traktir!"

Biasanya telinga Yerim akan sangat mengembang ketika mendengar kata 'traktir'. Jiwa miskinnya kembali setelah beberapa bulan terakhir. Dia selalu senang saat mendapatkan traktir makan siang dan segalanya yang tidak mengeluarkan uang. Tetapi hari ini, dia sudah memutuskan untuk pergi bersama Bomin.

"Aku tidak bisa. Sudah punya janji."

Geumran sangat tertarik, "dengan siapa?"

"Bomin Sunbae."

"Kim Yerim!"

Suara Geumran sangat keras, gadis itu baru saja menjadi pusat perhatian seluruh penghuni kelas. Si pemilik nama memandangnya dengan kesal, sementara pasang-pasang mata yang lain keheranan. Gadis itu meminta maaf dengan kikuk dan segera menghilangkan diri dari pandangan dengan menunduk dalam.

Luar biasa sekali, Yoo Geumran ini.

"Kau sudah gila, ya?"

Tetapi dia bukan sosok yang mudah menyerah.

Yerim mengira tatapan tadi sudah cukup membuatnya bungkam, nyatanya dia masih saja bicara. 

THE GAMBLER 2: Big League🔞 | TXT & EN-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang