🤡🤡🤡🤡🤡🤡🤡
🔞🔞
...
Jeno mengecup bahu Rena seiring jemarinya melepas ikatan tali bra di tengkuk perempuannya itu.
Dengan tatapan yang begitu dalam, seolah mereka saling menyampaikan perasaan mereka.
Hingga tali pun terlepas jatuh di punggung Rena, membuatnya dengan otomatis memegangi bra bagian depannya agar tidak terbuka.
Jeno tersenyum begitu lembut sembari meraih tangan Rena yang menahan branya, lalu dikecupnya punggung tangan tersebut.
Kini tubuh bagian atas Rena benar-benar polos tanpa penghalang apapun. Bahkan rambut panjang tergerai yang menutupi bahu Rena pun disingkap oleh Jeno.
"Cantik.."
Rena tersipu dipuji seperti itu.
"Gimana kamu bisa secantik ini, hhm?"
"Mas... malu."
Jeno terkekeh. Ya gimana bisa Rena bilang gitu sih kalo mereka aja udah biasa ngelihat tubuh masing-masing sejak kapan tahun.
Tapi serius deh, abis dinikahi aura Rena jadi makin kuat. Mungkin karena sekarang Jeno udah merasa punya hak paten kali ya.
Rena jadi lebih menawan banget katanya.
Jeno merubah posisi mereka, membaringkan tubuh Rena diatas kasur dengan dia diatasnya.
Raut wajah Rena nyaris sama dengan saat mereka making love untuk yang pertama kali dulu. Tatapan sendu yang mendamba akan sentuhannya.
Jeno melepas kaosnya sesaat sebelum dia mendekatkan wajahnya pada Rena. Bergerak seolah akan mencium Rena, tapi enggak. Ngebuat Rena frustasi sendiri.
"Relax.." Bisik Jeno. Tapi dia malah dapet pukulan di dadanya karena daritadi cuma godain Rena doang.
Rena berdecak kesal dengan raut wajah yang masih merah padam. "Mas! Aku nggak suka yah digituin terus! Nyebelin tauk!"
Bukannya segera merealisasikan keinginan istrinya, Jeno malah ketawa. "Gemesin banget kamu, pengen tak gigit."
Rena masih menatap Jeno kesal. "Minggir ah! Aku mau mandi!" Kata Rena sambil berusaha mendorong tubuh Jeno dari atas tubuhnya. Tapi nggak bisa. Jeno bener-bener kuat mempertahankan posisinya itu.
"Sorry.." Sahut Jeno masih dengan kekehannya. Lalu diciuminya seluruh wajah Rena, berusaha menghapuskan kekesalan Rena padanya. Membuat perempuannya itu memejamkan kedua matanya saat Jeno akan mencium bibirnya.
Celah bibir Rena sedikit terbuka, dan Jeno pun segera meraupnya. Dilumatnya bibir atas dan bawah Rena bergantian, sebelum melesakkan lidahnya kedalamnya.
Rena melenguh saat lidah Jeno membelai langit-langit mulutnya, lalu menyesap lidahnya didalam sana.
Tangan Rena bergerak menahan tengkuk Jeno. Membiarkan suaminya itu memperdalam ciumannya.
Ciuman menggairahkan itu membuat puncak payudaranya bereaksi. Nafasnya terengah.
...
Sehelai benang pun kini tak lagi menghalangi tubuh mereka. Jeno tersenyum saat jemarinya menyentuh inti tubuh Rena. Membuat perempuannya itu mendongak dalam lenguhan panjangnya karena jari Jeno yang bergerak di bawah sana.
Gimana Rena nggak basah disaat Jeno menyentuhnya dengan begitu lihainya sampe rasanya Rena nggak bisa nafas.
"Mas.. mau.. itu..."