05. Makan malam

38 28 2
                                    

°°°

"Impian gue sih cuma satu."
"bahagia."

°°°

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

"Yuk pulang!"

Sheila mendongak menatap Nathan yang sudah menaiki motornya. Gadis itu mengangguk berjalan ke arah lelaki itu. Namun saat hendak menaikinya, ia sudah ditahan oleh Nathan.

"Ehh bentar, paha lo kelihatan. Nih pake!" Ucap lelaki itu sambil memberikan jaketnya.

Sheila tersenyum lalu menerimanya. "Thanks ya." ia melilitkan jaket ke pinggangnya lalu mulai duduk di jok motor bermerek Kawasaki Ninja  tersebut.

Tubuh gadis itu menegang kala kedua tangannya dililitkan ke perut lelaki tersebut.

"Pegangan biar gak jatoh." Terang lelaki itu agar Sheila tak salah paham.

Motor yang mereka naiki melaju dengan kecepatan sedang. Membelah jalanan Jakarta yang selalu samai. Sheila memejamkan matanya menikmati angin yang memang sedang cukup kencang.

Nathan sesekali melirik gadis yang tengah memejamkan mata tersebut. Bibirnya membentuk senyuman kecil. Lalu ia tersadar pada sesuatu yang harus di sampaikannya.

"Shei, nyokap sama bokap gue ngajak buat makan malam nih. Lo mau kan?." Tanya lelaki itu memecah keheningan.

Sheila berpikir sebentar. "Boleh deh, gue juga bosen di rumah terus." Putusnya memberi jawaban.

Nathan tersenyum senang. "Oke, nanti malem gue jemput jam setengah delapan."

"Oke."

Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai di depan rumah Sheila. Rumah dengan gaya modern tak terlalu besar tapi juga tak terlalu kecil itu terlihat nyaman untuk di tinggali. Namun Sepertinya tidak untuk Sheila.

"Emm gue masuk dulu ya. Hati-hati di jalan, jangan ngebut!" Tegasnya memberi muka garang.

Nathan sungguh gemas. "Iya Sheila, bawel deh!" Gemasnya sambil mengacak-acak rambut Sheila.

"Ishh rese deh, jadinya berantakan nih!" Kesal Sheila mengembungkan pipinya.

Nathan terkekeh kecil lalu mulai menghidupkan mesin motornya.

"Sampai ketemu nanti malem." Ucapnya sebelum meninggalkan pekarangan rumah gadis itu.

Setelah Nathan sudah tidak terlihat dari pandangannya, Sheila mulai memasuki rumahnya menunggu malam tiba.

The Story Of SheilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang