✿
Warning banyak typo
Ego Jinpachi, siapa yang tidak kenal pelatih menyebalkan di proyek Blue lock ini? Pria cerdas, licik, dan hobi menjatuhkan mental banyak orang tak memandang gender sekali saat menghujat, ternyata seorang duda yang memiliki 1 anak berumur 5 tahun.
Dan mengejutkan nya lagi ank itu punya sifat berbanding terbalik dengan nya, ia bernama Ego Mahisa, Jika di sandingkan, mereka itu bagaikan matahari dan Pluto.
Mahisa itu plek ketiplek mirip Papanya. Mulai dari mata dan surai hitam mereka itu sama bahkan sifat buruk Ego juga ada di dirinya namun lebih dominan sifat cerah ceria segala sisi positif ibunya ada di dalam diri Mahisa, cuma beda hairstyle nya ajah
"Gimana Anli? Apa semuanya lancal?" Mahisa berdiri dari duduknya dengan antusias menghampiri Anri yang baru keluar dari ruang rapat.
"Menyebalkan sekali, mereka meremehkan projek Ego-san"
"Apa-apaan itu!? Belani sekali meleka!" Sebal karena Papanya di remehkan Mahisa hendak masuk ke ruang rapat dan memarahi mereka.
"Eittt jangan berulah nanti papamu marah, ayo sudah waktunya makan siang" mengerti jika si kecil akan memukul bahkan bisa saja di tendang karena mengejek Papanya, Anri langsung menggendongnya.
"Horayy makan!"
Ia langsung senang ketika mendengar kata makan keluar dari mulut Anri, makanan selalu bisa mengalihkan nya kawan. Mahisa mengoceh banyak hal selama perjalanan ke kantin terkadang Anri tertawa karenanya.
Di kantin Mahisa lebih banyak tertarik dengan dessert yang mereka sediakan dan banyak makan manisan hingga Anri harus menjauhkan nya dari dessert agar Mahisa bisa makan nasi dulu.
Sebenarnya dari awal Ego sama sekali tidak memperbolehkannya ikut tapi karena pada dasarnya memang suka jalan-jalan akhirnya Mahisa maksa ikut pergi dengan syarat tidak boleh buat onar dan harus nurut.
"Halo Anri ngomong-ngomong presentasi mu bagus juga"
"Terimakasih pak" tatapan yang awalnya senang langsung berubah kala bertemu dengan si gendut itu saat akan pulang.
"Wahh kita bertemu lagi eh siapa namamu ohh iya Ego Mahisa"
"Kenapa?" Bahkan Mahisa juga ikut sebal harus bertemu dengan orang yang pernah ia tendang lantaran mengejek Papanya saat pertama kali bertemu.
"Kau semakin tinggi padahal dulu kau masih sekecil semut"
"Wahh telimakasi paman juga semakin gendut" perkataan Mahisa nampaknya berdemage besar padanya.
"Apa maksudmu hah?!"
"Itu kenyataannya, papa bilang halus jujul masa paman tidak mengelti?"
"Apa Ego-san tidak mengajarkan sopan santun padamu? Pantas saja sangat tidak sopan upss" kata Burat mempermasalahkan cara Ego mengajari anaknya.
"Papa mengajali itu, tapi untuk apa belsifat sopan jika paman saja tidak menghalgai Papa" ia mengucapkan kalimat itu dengan ekspresi polosnya tanpa rasa bersalah meski tersirat ingin memukulnya.
Sebelum masalahnya semakin besar Anri segera pamit pergi membiarkan si gendut itu ngamuk-ngamuk dengan Mahisa yang malah menatapnya sambil menjulurkan lidahnya dari leher Anri.
"Lain kali jangan begitu tidak sopan" kata Jinpachi terkekeh setelah mendengar cerita Anri.
"Habisnya meleka menghina Papa, Mahi tidak suka"
"Terimakasih atas pembelaan mu, si matre itu tetap lebih tua darimu lain kali harus lebih tajam" tak bisa dipungkiri Ego senang mendengar kalimat yang dikatakan Mahisa pada si gendut, jujur saja ia juga kesal dengan sikap nya.
"Um! Maaf papa" kembali penuh semangat
"Anli lagi apa?"
"Menyeleksi calon murid papamu"
"Ihhh Mahi mau pilih juga!"
Anri berikan tabletnya, mempersilahkan Mahisa memilih calon murid pilihannya sendiri dan memantapkan pilihan pada seorang pria berambut oranye memiliki muka dengan segala vibes positif dan aura kepahlawanan dalam dirinya.
"Kunigami Rensuke ya pilihan yang bagus" puji Anri mengusap halus surai hitam Mahisa.
Setelah itu ia meminta permen lolipop yang tadi ia dapat dari Chef di gedung yang gemas dengan wajah imut Mahisa,
"Bukankah kemaren Mahi sudah makan permen? Kenapa makan lagi?"
Ego beranjak mengambil permen lolipop berukuran sedang dari tangan Anri sebelum benar-benar diberikan pada Mahisa
"Aaaa pelmen itu telihat enak jadi Mahi ambil! Kembalikan pelmen Mahi papa!!" Mencoba meraih permen itu meski mustahil.
"No still no"
Bukannya mengembalikan permen itu Ego malah memakannya dan kembali bekerja tak peduli nangis sekencang apapun ia tidak akan luluh jika soal kesehatan Mahisa.
Yahh seperti biasa habis nangis tidur sambil memeluk kaki Ego usai merengek masalah permen. Setelah memastikannya benar-benar tidur baru Ego bisa memindahkan ke kasurnya yang telah di beri penghalang agar tidak jatuh dan tak lupa menyiapkan susu formula untuk berjaga-jaga jika ia haus tengah malam.
"Oyasumi"
To be continued
•
Welcome cinta! maaf bangett revisinya lama soalnya akhir-akhir ini kondisinya ga mendukung buat update revisi.
Maaf dan terimakasih sudah baca•3•
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA || E. Jinpachi
FanfictionEgo jinpachi As father [Slow update] - Ego Jinpachi pelatih sekaligus manager dalam projects ciptaan nya yakni blue lock bersifat kejam dan hobi menjatuhkan mental murid nya justru punya anak yang berbanding terbalik dengan nya di bagian sifat Discl...