Chapter 2

6.2K 500 32
                                    

BYUR!

GASP!

"Ha. . Ha. . Ha. . Hh. ."

tik. . tik. . tik. .

"Ha, bangun juga orangnya."

"Hoy! Manusia kau tuh dah siap atau blom?!"

"Blom! Kasih lima menit buat dandan dulu."

"Ya sudah, kita lanjutkan dengan pelelangan lainnya dulu."

Hm Hm? Pelelangan?

"Ish, cepatlah siapkan dia! Tak siap lima menit nahas kau!"

"Baik Tuan."

"Ehh. . he?! Aku mau diapakan ni?!" panik Boboiboy

lelaki berbadan besar dan kokoh itu menyeret Boboiboy yang tangannya terikat ke belakang ke sebuah kursi. Depannya sudah ada cermin yang lumayan besar untuk melihat kondisi dirinya.

Pakaian sekolahnya sudah diganti dengan daster putih polos yang lusuh. Ada kalung aneh juga yang melilit lehernya seperti choker, tapi terbuat dari besi.

"Baik-baik ya dik."

"Ha–?! Aku dimana ni?! Kau siapa?!"

"Sstt! Duduk diam, jangan banyak gerak."

"T-Tidak! Lepaskan aku!"

"Diam!"

"Hiya!"

Boboiboy melayangkan tendangan kearah perut laki-laki itu, tapi laki-laki itu berhasil menangkap kaki Boboiboy dengan mudah dan mengikat seluruh badan Boboiboy ke kursi.

Tapi Boboiboy tidak menyerah. Boboiboy terus berusaha melepaskan diri, laki-laki yang ingin mendandaninya jadi kewalahan.

"Lepaskan aku!"

Selain berusaha melepaskan diri, Boboiboy juga terus berusaha menghindar dari setiap kuas yang mendandaninya. Sampai akhirnya saat ingin mencatok rambut Boboiboy, dahinya tak sengaja terkena alatnya yang panas.

"AH!"

"Makanya, kalau disuruh diam tuh diam! Lasak amat anak ini."

Selesai mencatok rambut Boboiboy, laki-laki itu mengecek keadaan dahi Boboiboy terlebih dahulu.

Laki-laki menghela nafas lega saat tidak ada bekas luka yang tertinggal karena alat catoknya.

Tanpa basa-basi, ikatan Boboiboy segera dilepas, termasuk ikatan pada tangannya dan diseret kembali ke Tuannya.

Tuannya puas dengan hasil dandan bawahannya yang simpel tapi cantik.

Tunggu, apanya yang cantik?

Perasaan gak ditaruh apa-apa, cuma dikasih bedak bayi doang, trus rambutnya dicatok.

(⁠⌐⁠■⁠-⁠■⁠)

"Bagus, bawa dia keluar!"

"Baik."

"Eh eh– Tunggu, setidaknya jawab aku dimana?!"

Tidak ada yang menjawabnya, lelaki itu terus membawa Boboiboy keluar dari situ menuju suatu tempat, seperti. . . panggung. . panggung yang besar~

"T-Tunggu, hei! Lepaskan aku! Sialan!"

"Baiklah! Saatnya melelangkan barang milik Tuan Borara!

Ini dia! Barang pertama yang spesial! Tuan Borara melelangkan seorang Beta! Mari kita mulai dari harga satu miliar!"

'B-Barang?! Aku manusia woe! Makhluk hidup!' teriak batin Boboiboy yang tidak menerimanya.

"Astaga dia seorang Beta?"

Aku Adik dari Sekelompok Mafia?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang