25: Karena Lapar

117 12 3
                                    

Happy Reading

Enjoy

~>•<~

"Pangeran Keempat... Tunggu Hamba!"

Kuda Feng Yizhu sudah berlari kencang melewati jalan istana sementara pelayannya baru menaiki kuda tunggangannya lalu mengejar sang tuan.

"Gadis itu benar-benar pembuat masalah!" Feng Yizhu menggerutu sepanjang perjalanan.

Tidak puas merusak rencana Feng Yizhu dengan bunuh diri, kali ini gadis itu bahkan berani pergi dari keluarga Qiu. Tanpa statusnya sebagai Nona Muda Keluarga Qiu, maka Ling Shanshan akan membuat rencana Feng Yizhu menjadi hancur berantakan.

"Kau adalah kunci utama yang kujaga dengan susah payah. Qiu Lingxia, kau tidak boleh lari dariku!" desisnya penuh amarah.

"Haachuh!" Ling Shanshan menggosok hidungnya yang tiba-tiba saja terasa gatal.

Angin malam berembus ke arahnya, membawa berbagai aroma sedap makanan yang ada di pinggir jalan. Seketika perut gadis itu bersuara.

Ling Shanshan memegangi perutnya sambil tersenyum tipis. "Perasaan ini... Ah! Aku hampir lupa kalau dulu juga pernah seperti ini."

Suasana kota klasik yang ramai dan penuh orang berlalu lalang saat ini mengingatkan Ling Shanshan pada masa kecilnya yang pedih.

Saat itu hujan baru saja reda, menyisakan rintik air yang dingin. Ling Shanshan yang hanya seorang anak berusia enam tahun seorang diri berada di tengah keramaian kota Shanghai.

Sejak usia di mana dia mulai bisa mengingat, dirinya sudah tinggal di sudut tergelap dari megahnya kota Shanghai. Ling Shanshan kecil tidak tahu siapa ayah dan siapa ibunya.

Ketika lapar, orang-orang akan singgah di restoran. Sementara Ling Shanshan mengais di tempat sampah setiap hari. Kadang ada makanan sisa, kadang tidak ada sama sekali, dan terkadang harus berdarah-darah karena dikejar anjing liar.

Saat itu adalah masa tergelap Ling Shanshan, sampai seorang pria berpakaian hitam datang mengulurkan tangan padanya. Pria itu yang membuat Ling Shanshan merasakan betapa nikmatnya makanan utuh nan segar, serta menjanjikan hidup penuh cahaya pada Ling Shanshan.

Setidaknya Ling Shanshan diberi harapan untuk terus hidup walau menjadi pengedar narkoba.

Lima tahun hidup dalam rasa teror dan dikejar-kejar polisi kembali menjerumuskan Ling Shanshan dalam kegelapan. Sampai seseorang yang lebih menjanjikan datang padanya dan menawarkan hal yang sama pada gadis itu.

"Nak, kau memang berani dan pekerja keras. Namun jalan yang kau pilih tidaklah benar. Ikutlah denganku, akan kutunjukkan cahaya padamu."

Satu lagi pria datang mengulurkan tangan pada Ling Shanshan, tetapi tak langsung disambut gadis itu. Dia tidak ingin seperti sebelumnya yang juga dijanjikan cahaya namun malah berakhir menghancurkan diri sendiri.

"Paman, apakah dalam kehidupan ini kita bisa memilih jalan hidup?"

"Kenapa tidak?"

"Aku ingin punya ayah dan ibu. Aku ingin punya keluarga yang sayang dan peduli padaku. Apa bisa?"

Pria itu menanggapi ucapan Ling Shanshan dengan tersenyum lembut. Tangannya mengusap kepala gadis itu.

"Nak, tidak semua orang terlahir dalam keadaan beruntung memiliki orang tua. Namun itu bukan alasan untuk menyalahkan takdir. Dalam hidup ini, tentu ada yang akan menyayangimu. Misalnya... teman."

"Tapi aku tidak punya teman."

"Lalu, apa kau ingin punya teman?"

Ling Shanshan mengangguk.

TIME TRAVEL: One Last ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang