PART 8

75 9 0
                                    

"Eh Dek...Dek, lihat...lihat itu Dek," Teriak Ilham sambil menepuk-nepuk bahu kiri Fahmi dengan brutal. Membuat Fahmi seketika menoleh ke arah Ilham.

"Ada apa sih Kak? Kenapa Kakak teriak?" Tanya Fahmi dengan sambil mengusap telinganya yang sedikit pengang karena teriakan Ilham yang tepat di dekat telinganya.

"Itu tuh lihat dulu," Ilham masih dengan suara kerasnya menunjuk seberang jalan.

Fahmi yang sudah tidak tahan dengan teriakan Ilham pun kemudian menuruti Ilham dengan melihat ke arah seberang jalan. Tapi walau Fahmi telah melihat ke seberang jalan, tetap saja Fahmi masih bingung dengan apa yang di maksud Kakaknya itu.

"Apa sih yang Kakak maksud sampai Kakak teriak-teriak begitu? Aku nggak ngerti" Tanya dan ucap Fahmi.

"Itu lho dek, ada penjual bubur ayam di seberang. Kita beli yuk," Ajak Ilham dengan wajah cerianya.

"Jadi dari tadi yang bikin heboh Kakak tuh bubur ayam?" Ilham tersenyum lebar dan mengangguk menanggapi pertanyaan adeknya itu.

"Kira in ada apa tadi Kakak teriak,"

"Kita beli yuk keburu penjualnya pergi," Ajak Ilham lagi.

"Ya ayo Kak, kita beli," Kata Fahmi.

Mereka pun menyeberang jalan menuju ke penjual bubur ayam.

"Assalamu'alaikum Pak," Ucap salam Ilham dan Fahmi.

"Waalaikumsalam Nak," Jawab Bapak penjual bubur ayam.

"Pak, saya pesan bubur ayam dua ekstra ati ampela ya Pak. Terus minumnya air putih aja,"

"Iya Nak, silahkan duduk dulu," Kata Bapak penjual sambil menunjuk ke tikar yang telah di bentangkan di atas trotoar. Ilham mengangguk dan mengajak Fahmi duduk di sana. Sedangkan Bapak penjual segera membuatkan pesanan Ilham.

Tak berapa lama pesanan mereka telah terhidang. Ilham dan Fahmi segera menikmati bubur ayamnya.

Mereka berdua terlihat sangat lahap selain karena mereka lapar juga karena rasa bubur ayamnya sangat enak.

Selesai makan, Ilham pesan lagi 4 bungkus bubur ayam untuk Kakek, Nenek, Ayah dan Bunda.

Setelah semua pesanannya jadi, Ilham segera membayar semuanya. Kemudian mereka segera pulang.

💖💖💖

Mereka telah sampai di rumah.

"Assalamu'alaikum,"

"Waalaikumsalam. Eh kalian sudah pulang,"

"Iya Nek,"

Ilham dan Fahmi pun menyalimi dan mencium punggung tangan Nenek.

Kemudian mereka masuk ke rumah dan menuju ruang keluarga, dimana Ayah dan Kakek mengobrol sambil menunggu sarapan siap.

Ilham dan Fahmi pun menyalimi dan mencium punggung tangan Kakek dan Ayah.

"Kakek, Ayah, Nenek, Bunda mana?" Tanya Ilham.

"Itu Bunda kalian sedang mau masak sarapan,"

"Oh...kalau gitu Ilham ke Bunda dulu ya Kakek, Nenek, Ayah," Semua mengangguk.

Ilham pun segera beranjak dari ruang keluarga menuju ke dapur.

"Bunda,"

"Eh Ilham,"

"Iya Bunda. Mmm...Bunda mau masak sarapan ya?"

"Iya sayang,"

"Bunda hari ini nggak usah masak sarapan, Bun,"

KESABARAN BERBUAH KEBAIKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang