Chapter 18: Bukan kesalahanku

648 80 67
                                    

Enjoy to read all..
Aku bakalan melakukan revisi cerita secepatnya Yaa jadi tunggu aja...

.
.
.

☘️☘️☘️

Carin dan Vern kini sudah tiba di suatu tempat rahasia, tetapi masih berdomisili di daratan Eropa yang biasa mereka sebut Kantor atau agensi.

Tempat ini bersifat tersembunyi dan hanya orang-orang tertentu yang mendapatkan akses untuk bisa masuk ketempat ini, semuanya berhubungan dengan DNA para anggota.

"Dad I Want to end it all, dan aku izinkan kalian menangkap Sam, sebelum dia berhasil kabur." Melihat kedepan dengan tatapan kosong.

"Bagaimana dengan Andrea sayang?" Anson Melihat Carin.

Ia senang kalau perempuan yang ia anggap anak sudah mau melepaskan target mereka.

"Biarkan dia hidup, untuk saat ini. Sam? Mari tangkap dia secepatnya!" Ajak Catharina melihat semua orang di ruang rapat.

"Kenapa hanya Sam?" Sahut Seorang laki-laki.

"Kita tangkap dia dahulu. Lalu bagaimana dengan Andrea? Dia milik ku saat ini." Melihat pria tersebut, lalu penglihatannya beralih ke Anson.

"Dek kau tidak bisa seperti itu, mereka bisa saja menghancurkan kita. Selama ini, apa yang kita dapatkan setelah membiarkan mereka hidup?" Seorang laki-laki protes dengan apa yang Carin sampaikan.

"Tidak ada. Bukankah selama ini yang kita anggap benalu itu sudah musnah? Dan tidak ada yang di rugikan di antara kalian, iya kan?"

"Tentu kami di rugikan selama ini. Karena kecerobohan mu! Kau mencintai orang yang sudah pasti tidak akan menghargai perasaan mu, kau yang tidak mau bangkit dari__ penyakit mentalmu." Laki-laki itu menghentikan ucapannya sebentar sembari menatap Carin meremehkan dan tajam.

"Oh, dan sekarang kau menyalahkan ku? Membawa semua masalah pribadi ku ke pekerjaan ini? Okey siapa takut! sekarang aku lupakan siapa peran aku disini." Berdiri dari tempat duduknya lalu melihat lawan bicaranya mengepalkan tangan kuat.

"Listen! Coba kau pikir baik-baik, selama ini kau mendapatkan apa yang kau mau, karena siapa? Kau berada di posisi mu sekarang karena siapa?" Lanjut Carin melihat lawan bicaranya tajam, dengan rahang yang sudah mengeras karena menahan emosi.

"Karena kerja keras ku. Semenjak identitas kau terbongkar, kita semua kesulitan untuk mendapatkan akses, dalam mencari tau tentang musuh kita."

"Haa, are you kidding me? Oh man!! bukankah selama ini, aku sudah menolak ajakan kalian? Aku seperti itu demi kalian, dan sekarang kau?" Nunjuk Steffan dan semua orang di ruang rapat yang menunduk.

"Kalian semua ingin menyalahkan aku?" Carin Benar-benar frustasi dan tak habis pikir akan perkataan laki-laki tersebut dan menghentikan perkataannya sejenak karena syok.

"I like it! Kemana semua orang yang kalian perintahkan hidup berdampingan dengan para target? Apakah mereka melakukan tugasnya dengan baik? Edward? Giselle? lili? dan masih banyak lagi. Apakah mereka pernah kembali? JAWAB!" Kata Carin dengan tegas.

"SIAP TIDAK." jawab semuanya menunduk.

"Edward? Dia lebih memilih penyamarannya tertutup rapat tanpa kembali pada kita, dan berpihak pada Andrea. Giselle? Orang yang kalian sembunyikan identitasnya dariku?" Tersenyum jahat, "Lili? Wanita kembanggan MIWA, seseorang pencipta Human eye? Yang kalian gunakan untuk melacak semua aktivitas dan pencuci pikiran ku? Kemana dia?"

"Alex? Where is he?"

Semua orang tak berkutik sedikit pun termasuk Anson.

"AND WHY NOW? kalian menyalahkan ku? Di saat aku ingin mengakhiri misi ini? Seakan aku adalah orang yang paling bersalah! Bagaimana dengan mereka?" Lanjutnya tegas, melihat semuanya dengan tatapan marah, meneteskan air mata.

"Catharina stop it, nak ini tidak seperti yang kamu bayangkan, dad bisa___" ucapnya terhenti di saat ingin menghentikan pertengkaran antara mereka. Karena Carin memotong pembicaraannya.

Carin melepaskan pegangan Anson dengan kasar, "Selama ini identitas ku yang terbongkar, bukan kalian. Kalian melarang ku untuk hengkang dari sini. Berapa banyak mafia yang sudah ku dekati, demi memudahkan kalian melenyapkannya?" Melihat semua anggota.

"Remember! Berani kalian menyentuh Andrea tanpa seizin ku, KALIAN AKAN BERURUSAN DENGANKU! And Ren__?" Menunjuk wajah Ren. "Tolong jaga mulut kekasih mu itu, jikalau kau tidak ingin dia mati di tanganku." Menatap kekasih Ren tajam lalu hendak pergi.

"One more, Selamatkan Alex secepatnya." Menatap Anson memberikan kartu memori, "ku tunggu kedatangan kalian!" Setelahnya Carin berlalu.

Semua anggota hanya bisa terdiam setelah apa yang terjadi. Kebohongan yang sudah mereka sembunyikan sedari dulu, kini sudah terbongkar.

"Jangan ikuti aku, kembalilah kedalam." Ujar Carin setalah menghentikan langkahnya. Ketika indera pendengarannya merasakan ada seseorang yang mengikutinya.

☘️☘️☘️

Ditempat lain...

Setelah menyelesaikan urusan pekerjaan, Andrea mendapatkan telpon dari anak suruhannya, kalau di penginapan terjadi kericuhan dan lebih mengejutkan lagi adalah Carin menjadi dalang kekacauan tersebut.

"Shit!" Andrea mengumpat lalu memukul kuat jendela mobilnya. Kepalanya cukup pening saat ini. Bisa-bisa semua suruhanya tumbang dan merenggut nyawa begitu saja.

"Lihat saja sayang. Sebentar lagi kau akan menerima hukuman dari ku. Karena kau sudah mulai bermain-main dengan ku." Andrea berbicara sendiri melihat pemandangan sepanjang jalan.

Sesampainya...


Langkah Carin terhenti dan ia tersentak kaget di saat melihat siapa yang ada di depannya sekarang. Dengan keberanian yang sudah di kumpulkan selama di perjalanan tadi, ia palingkan tubuhnya berbalik arah, seperti seseorang yang ketahuan mencuri dan kepergok. Andrea hanya berdiam diri di tempat melihat tingkah perempuan tersebut.

Laki-laki itu belum mendapatkan informasi siapa saja yang menyerang daerah kekuasaannya, yang pasti itu adalah anggota MIWA selain Catharina.

Disayangkan sekali permainan mereka semua sangat mulus tanpa meninggalkan jejak sedikitpun. Membuat otaknya berpikir sangat keras saat ini.

"Hm, ingin kabur dariku? Sangat berisiko jika kau membawa anggota mu ke daerah ku." Kata Andrea, kini mereka sudah di kamar sembari memborgol tangan Carin.

"No, Andrea aku minta maaf." Carin membentak menarik rantai yang memborgol tangannya.

Ia sangat takut kali ini. Ia tidak mau melayani nafsu laki-laki tersebut dengan cara paksaan.

"Aku akan menghukumu." Tersenyum nakal, "Aku suka sekali melihat mu seperti ini" Andrea kini menatap Carin tanpa mengenakan busana dari atas, dengan posisi telentang dengan kaki tangan yang terborgol, taklupa mengecup wanitanya dengan sangat lembut.

Carin benar-benar pasrah, akan aktivitas yang Andrea lakukan pada dirinya. Malam ini ia melayani semua hasrat dari orang yang berasal dari masa lalu yang ia lupakan. Percuma ia membentak itu akan mengakibatkan dirinya terluka.

______

TO BE CONTINUE GUYS...

Note: aku bakalan merevisi beberapa chapter lagi jadi tunggu aja ya...

MIWA AND WINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang