Part.19

559 56 16
                                    

Katakan bahwa bukan aku yang kamu maksud dalam bait rindu milikmu.

.
.
.

Happy Reading...

.
.
.

Senja kini tak lagi sama.
Harusnya kebahagiaan sampai di akhir senja. Tetapi kini Justru berubah menjadi kesedihan.
Senyum itu pun pada akhirnya tak lagi sama.
Diam, sosok yang sudah berhasil Jaehyun cairkan kini kembali pada mode lama.
Sosok yang sudah banyak bicara, kini kembali diam dan berbicara seperlunya.
Mungkin luka yang di berikan terlalu besar. Hingga membutuhkan waktu untuk sembuh. Dan Jaehyun, memaklumi hal itu ...

Sosok Mingyu kini hanya diam, berbicara sesekali, dan kehilangan nafsu makan yang parah sejak kejadian itu.
Mungkin bisa di katakan bahwa separuh jiwanya sudah pergi. Dan itu benar. Kehilangan calon anak nya. Sama saja kehilangan separuh jiwanya..

Sakit...
Jaehyun sangat sakit melihat keadaan Mingyu sekarang. Sejak pulang dari rumah sakit, Mingyu selalu ingin sendiri. Dia menghabiskan waktunya untuk termenung seorang diri di taman belakang mansion.
Dia selalu menghabiskan waktunya berjam-jam hanya untuk berdiam diri di sana.
Bahkan saat ini, Jaehyun menatap miris. Bahkan, ketika hujan yang begitu deras pun tak mampu mengusik Mingyu.

"Tuan". Ucap salah satu pengawal Jaehyun. Jaehyun mengangguk dan mengambil payung dari tangan sang pengawal. Membuka payung itu dan segera berjalan menghampiri Mingyu di sana.

"Hey, hujan deras sayang, nanti kamu bisa sakit. Ayo masuk". Jaehyun mengelus punggung Mingyu dengan lembut dan kini Mingyu sedikit mendongakkan kepalanya menatap Jaehyun.
Mata kedua nya bertemu, Hati Jaehyun seketika ikut rapuh. Mata indah itu, memancarkan kesedihan yang teramat. Bohong jika Jaehyun tidak merasa kehilangan. Tetapi, Mingyu Jauh lebih kehilangan.
Dan Jaehyun mengerti akan hal itu.

"Sampai kapan Gyu? Sampai kapan kamu akan terus seperti ini?".

Mingyu menangis. Ia segera bangun dari duduk nya dan segera mendekap Jaehyun erat. Jaehyun melepaskan payung yang Ia pegang. Membalas dekapan Mingyu dengan sangat erat. memberikan pelukan hangat meski keduanya kini di guyur hujan.

"Ku mohon, jangan seperti ini. Aku mengerti bagaimana rasanya kehilangan. Tetapi, Hidup akan terus berjalan Gyu. Jika kamu merasa kehilangan. Aku pun sama".

Mingyu masih terisak di sana.

"Kenapa? Kenapa Tuhan begitu membenci ku Jae? Dia mengambil anak ku. Dia juga membuat ku tidak bisa memiliki anak lagi". Tangisan Mingyu sangat pecah kali ini.

Jaehyun menegang di tempatnya. Jadi? Mingyu sudah tau kebenaran nya? Kebenaran tentang Dia tidak bisa lagi mengandung dan memiliki anak. Dari mana Mingyu tau?.
Jaehyun melepaskan pelukannya pada Mingyu. Meraih wajah Mingyu di sana.

"Apa yang kamu katakan sayang?".

Mingyu menggeleng.

"Seseorang bernama Jack menelfon ku. Dia mengatakan semua nya pada ku hiks... Dan aku juga sudah menghubungi Dokter Jungwoo, Awalnya dia menolak mengatakan. Tapi pada akhirnya dia mengiyakan".

Jaehyun menggeleng. Kemudian kembali mendekap Mingyu dengan erat.

"Maaf". Lirih Jaehyun pada akhirnya.

Obsession [JaeGyu FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang