CTISK. 04

466 54 4
                                    

Assalammualaikum
Jangan lupa until Vote

AssalammualaikumJangan lupa until Vote

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"Dia kan? Gadis itu? "

Al semakin menajamkan penglihatannya, untuk memastikan apa benar itu adalah gadis yang tanpa sengaja Ia tabrak? Atau bukan!.

Al tersenyum kecil, Entahlah apa yang terjadi pada dirinya. Ada rasa senang, bahagia dan bingung yang tak bisa Ia di ungkapkan. Rasanya itu—ah sudah lah!

Bingung? Mengapa Ia bisa sebahagia ini ketika bertemu dengan gadis itu!... Astaga aneh sekali bukan.

'Gue kenapa sih?! '

"Apa ini yang di namakan 'Jatuh cinta pada pandangan pertama'? " Al menggeleng pelan

"Ngomong apaan sih luh, Al! " Gumam Al

"Ini pasti bukan perasaan cinta! Bukan!... "

Al menatap ke arah di mana gadis itu berdiri, namun gadis itu sudah tidak ada di sana? Kemana perginya gadis itu?...

"Lho? Kok gadis itu nggak ada di sana? Kemana ngilang nya, perasaan gue nggak salah liat deh?! "

"Siall! Kenapa tadi nggak langsung luh samperin aja! Al, hilangkan jadinya sekarang. " Lirih Al.

♡♡♡

"Assalamu'alaikum! " Ucap Al yang baru saja pulang dari kantor, lelaki berperawakan tinggi dengan badan atletis berjalan memasuki rumah yang megah.

##Foto!

"Waalaikumsalam!. " Jawab seorang lelaki paruh baya berusia kepala empat. Yang tak lain adalah Aldi Wijaya, Papah kandung Aldebaran.

"Ingat pulang juga kamu, Boy! " Tegas Aldi dengan muka datar dan sorot mata tajam. Yang di warisi oleh Aldebaran Putra Wijaya, Anak keduanya.

Al memutar bola mata dengan malas "Bukan urusan, papah! "

Aldi mengeraskan lehernya dengan tangan yang terkepal kuat, Ada rasa sedih dan amarah di dalam hatinya secara bersamaan

Satu fakta yang tak bisa di sembunyikan siapapun, bahwa hubungan Aldi dan Al tak pernah baik sejak dulu. Ego Aldi yang begitu tinggi membuat Al begitu sangat membenci Pria yang berstatus Ayah kandungnya itu.

Selalu membeda-bedakan Al dengan sang kakak, semua kelebihan sang kakak di ucapkan sedangkan Al? Hanya kekurangan saya yang selalu Aldi ucapkan. Selalu saja di beda-bedakan! Astaga Al sangat lelah!

Al harus jadi ini, Al harus begitu. Selalu saja Al di paksa untuk menjadi seperti kakak pertamanya!.

Hanya mamahnya—Nindi Qausari—yang mengerti dan memahami apa yang di inginkan oleh Al.

"Kenapa kamu jadi seperti ini Aldebaran! Liat abang kamu, dia nggak pernah kurang ajar sama papah! Tidak seperti kamu! " Bentak Aldi kepada Al

Al memalingkan wajahnya sehari terkekeh miris, Ia ingin menjadi dirinya sendiri, bukan menjadi seperti kakak nya! Niat hati pulang ke rumah ingin menenangkan pikiran, malah menambah beban pikiran! Astaga

"Al jadi begini juga karena papah!! Apapun keinginan papah sudah Al turuti! "

'Al jika nanti kamu sudah lulus kuliah, kamu harus menjadi CEO seperti abang kamu! '

'Tapi Al pengen jadi dokter Pah! Biar Al bisa nolongin orang-orang yang sedang kesulitan ekonomi'

'Tidak! Kalau papah bilang kamu harus jadi CEO, kamu harus nurut! Papah tidak menerima penolakan! '

Al menanggahkan kepalanya, guna menahan air matanya agar tidak mengalir. Ia tidak ingin terlihat lemah dan cengeng di harapan, papah ny! Ia harus terlihat kuat dan tegar!.

'Lihatlah abang kamu, yang begitu sangat membanggakan Papah dan mamah. Tidak seperti kamu! Yang hanya bisa membantah, dan selalu membantah! '

'Sepertinya saat mamah kamu melahirkan kamu di rumah sakit, mungkin pada saat itu kamu tertukar?! '

JLEB!

Kata-kata itu masih saja tergiang-giang di pikiran serta telinga Al, sampai saat itu. Mungkin bagi Aldi itu hanya perkataan kecil atau candaan, tapi bagi Al itu sama saja bagaikan belati yang menancab di hatinya!.

"Kenapa kamu diam saja, apa kamu tuli sekarang? Hah! "

Al menggeleng pelan "Udah kan ngomong nya? Kalau udah Al mau istirahat! " Ucap Al tanpa memandang Aldi

Berjalan melewati Aldi begitu saja, Saat ini Al sedang tidak ingin bertengkar. Ia hanya ingin beristirahat untuk merilekskan tubuhnya yang begitu lelah

"Anak kurang ajar! " Gumam Aldi yang kesal melihat sang anak yang pergi begitu saja dari hadapan ny!

Tanpa mereka berdua sadari, ternyata sedari tadi mereka berbicara. Ada seorang lelaki yang menguping pembicaraan mereka atau lebih di katakan bertengkar.

'Maafin gue Al, karena gue luh selalu di banding-bandingkan oleh papah. Maaf! '

Bersambung!!!!

Mohon maaf, karena Bab 4 ini cuman sedikit! 🤭🖤🙏

30K Vote
langsung Update Bab Selanjutnya!!! 🖤🖤🖤

CEO Tampan Itu SuamiKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang