Selamat malam....
Happy Reading
~>•<~
Ling Shanshan memandangi Feng Yizhu yang masih terdiam. Dia ingin mengintip apa yang ada dalam kepala pemuda tersebut, tapi Feng Yizhu memang sosok yang tak bisa dia baca.
"Kau ingin mengadiliku, Pangeran Keempat?"
Feng Yizhu menoleh Ling Shanshan tetapi tidak menjawab. Pandangannya kemudian beralih ke pria si penjual bakpao.
"Paman, kerugian yang disebabkan olehnya, biar aku yang membayar," ucapnya lalu melirik Wen Shun.
Pelayannya mengeluarkan kantung uang yang terisi penuh serta berat lalu menyerahkannya pada si penjual.
"Apa itu cukup?"
Mata Ling Shanshan langsung melotot melihat kantung yang penuh dengan uang. Bila dipikir-pikir, dia sungguh rugi karena hanya mengambil dua bakpao tetapi harus membayar dengan uang sebanyak itu.
"Pangeran Keempat, ini.... terlalu banyak." Tangan si penjual sudah bergetar bahkan sebelum dia menyentuh kantung uang tersebut.
Feng Yizhu tersenyum singkat. "Ambillah. Dan aku minta padamu anggap masalah ini tidak pernah terjadi."
Si penjual langsung membungkuk hormat. "Hamba tidak berani, Pangeran Keempat. Hamba tidak berani. Hamba tidak pantas membuat Anda memohon. Apapun yang Pangeran Keempat inginkan, hamba akan menurut tanpa bertanya."
"Bagus. Sekarang pergilah."
"Terima kasih, Pangeran keempat. Terima kasih banyak." Si penjual memberi hormat lalu berlari menuju kedainya sembari berpikir untuk mendirikan kedai yang lebih besar lagi.
Setelah berhasil menyelesaikan masalah gadis itu, Feng Yizhu membawa pandangannya ke arah Ling Shanshan dengan senyum lembut sembari menunggu ucapan terima kasih.
Ling Shanshan juga menatap Feng Yizhu. Guratan curiga muncul di antara kedua alisnya.
"Pangeran Keempat, bantuanmu ini... apa karena menginginkan sesuatu lagi dariku?"
Senyum Feng Yizhu langsung membeku, sedangkan Wen Shun terbatuk keras karena tersedak napasnya sendiri.
Feng Yizhu berdeham pelan untuk menetralkan suaranya sebelum menjawab Ling Shanshan dengan segores senyum lembut.
"Nona Muda Qiu, bukankah kita sekarang berteman? Membantu teman tentu tidak perlu meminta imbalan apapun."
Ling Shanshan menaikkan sebelah alisnya, tidak yakin dengan perkataan pemuda itu.
"Tapi di penginapan kemarin... kau menyuruhku membayar dengan kantung uang. Untuk apa itu?"
Feng Yizhu tidak langsung menjawab. Kata-kata yang sudah dia siapkan di kepalanya hilang entah ke mana. Lirikan matanya berujung jatut pada seseorang, yaitu pelayannya.
Wen Shun segera bertindak setelah melihat sang tuan diam-diam memberi kode isyarat padanya.
"Aiya, Nona Muda Qiu. Kenapa bertanya untuk apa? Bukankah sudah jelas itu karena Pangeran Keempat menyukai Anda?"
Feng Yizhu melototi pelayannya dengan tajam kemudian menyikut Wen Shun dengan keras.
"Tidak adakah alasan lain yang bisa kau katakan?" bisik Feng Yizhu dengan memiringkan bibirnya sembari mendesis halus.
"Apa yang harus hamba katakan, Pangeran Keempat?" balas Wen Shun juga dengan bisikan.
"Alihkan topik pembicaraan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME TRAVEL: One Last Chance
Fantasy[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] ~Time Travel~ ... Ketika mendapat misi paling berharga dalam hidupnya, Ling Shanshan mengira permainan kucing dan tikus itu akan sangat menyenangkan dan dia ingin sekali mengoyak tikus kecil dengan taringnya yang tajam. Tapi...