Sudah kuduga ada yang tidak beres, batin Raga sembari menyahut jaket dan kunci mobil.
Raga menanyakan sekaligus memastikan keberadaan Hening kepada Aden, dan benar seperti dugaan sebelumnya, informasi antara keduanya tidak cocok. Kemarin Aden tidak menghubungi kakaknya karena Hening sudah mengirimi pesan kalau memang akan pergi sampai malam ke mall dengan Raga dan Enzi. Lalu hari ini, jawaban Aden menguatkan semua perasaan cemas Raga, adik Hening itu bilang jika kakaknya bertingkah aneh dan sudah pergi dari jam 5 pagi tadi, yang jadi perhatian pria itu adalah amplop cokelat dan foto, Raga merasa tidak pernah mengirim berkas itu kemarin.
Beruntung Aden sempat mengorek informasi dari Hening perihal tujuan kakaknya ke Kedai Kopi 24 jam, secara tidak sengaja. Raga mengendarai mobilnya sendiri, bergegas ia menuju lokasi itu.
Kenapa gadis itu harus berbohong? Raga mengeratkan genggamannya pada kemudi, maniknya lurus menatap ke dapan, berfokus pada jalanan ibu kota yang sialnya penuh dengan kendaraan yang saling menyalakan klakson karena macet. Maklum karena jamnya orang berangkat kerja. Sesekali ia melirik spion untuk menancap gas saat bisa menyalip kendaraan di depannya. Raga tampak tidak sabar sambil menahan kesal.
Antara dua kemungkinan, pertama, Hening terdesak oleh sesuatu sehingga terpaksa tidak memberitahu Raga bahkan ke Aden sekali pun. Lalu yang kedua, Hening merencanakan sesuatu di luar kendalinya selama ini, meski opsi kedua ini sangatlah mustahil, yang pria itu tahu, Hening gadis yang jujur dan tidak terbiasa berbohong, dia lebih suka menghindari konflik dan susatunya yang rumit. Ah, seperti Raga sudah tahu saja sifat asli Hening. Kesepakatan antar keduanya pun terbilang sederhana, sejak awal memang tidak mengikat kan?
***
Hening melangkah mundur, alisnya hampir bertaut karena menatap pria di hadapannya dengan waspada.
"Mas Danar? Mas yang kirim amplop ini?" tanya Hening memastikan dengan nada getir, sambil sedikit mengangkat totebag berisi amplop yang dimaksud.
Pria berjas hijau muda itu mengambil sisir kecil dari dalam jas, lalu menyisir rambutnya ke belakang dengan rapi, sebuah anggukan pelan diikuti senyum miring yang congkak menjadi jawaban valid. "Ya, bagaimana hadiah dariku? Ibumu sakit apa? Sepertinya saya tahu alasan kalian berpacaran." Danar berujar sok tahu seraya memasukkan sisirnya kembali ke dalam jas.
Ngurusin amat sih! seru Hening tidak suka.
Danar maju selangkah, badan besar yang berisi seperti preman komplek cukup menggentarkan hati Hening, rasa takut seketika menjalar. Dia harus benar-benar waspada sambil memeluk totebag-nya lebih erat.
"Kenapa melakukan hal kayak gini? Mas orang hukum seharusnya tahu kalau kelakuan Mas itu bisa dilaporkan ke pihak yang berwenang. Berkas ini bahkan bisa jadi bukti kalau Mas menguntit ibu saya dan melakukan ancaman!" sergah Hening dengan berani, suaranya lugas meski tidak sampai menyita perhatian orang-orang sekitar.
"Sshh ... kecilkan suaramu, Ning." Danar mendekat sembari mengacungkan telunjuk di depan mulutnya, meminta Hening untuk mengendalikan sikap. Tendas pria itu menoleh ke sekitar, lalu kembali menatap Hening seraya berkacak pinggang. "Kamu tahu kan kalau orang saya ada di sekitar ibumu? Saya bisa saja menyuruh mereka sekarang juga untuk melekukan sesuatu padanya."
Suara rendah Danar dengan senyum penuh kemenangan itu sungguh dibenci oleh Hening, sampai kapan pun. Kalimat Danar membuat gadis itu bungkam, kemarin malam Hening langsung menghubungi Sayani untuk memastikan kalau keadaan ibunya baik-baik saja, tapi sekarang dia malah langsung diancam begini. Gadis itu menggigit bibir bawahnya karena kalah telak.
Pria itu semakin mendekatkan dirinya kepada Hening. "Mari kita mengobrol dengan tenang, jaga ucapanmu sebelum aku bertindak lebih jauh, Ning," Danar menjeda seraya kembali menjauhkan tubuh, "tapi tidak di sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mitambuh
Romance[TAMAT] Hening Merona setuju pacaran pura-pura dengan Raga Tatkala Juang karena lelaki itu konon mampu menghilangkan kutukan yang menempel pada dirinya. Tidak hanya Hening yang punya kepentingan pribadi, Raga pun sama. Hubungan baru yang semula Heni...