Seorang gadis terlihat sedang melamun di atas kasurnya, matanya menatap kosong ke depan dengan pikiran yang melayang.
Ia menghela napas kasar, entah yang ke berapa kalinya.
"aarghh!! Kenapa hidup gue sial banget, sih?!" Gadis itu berteriak, mengacak rambutnya kasar lalu setelahnya menangis kencang.
"Hiks.. napa gue malah nyangkut di tubuh figuran gila ini, sih? Seharusnya sekarang 'kan gue udah ada di alam baka, bukannya malah di sini!"
Gadis itu, Naya.
Lebih tepatnya hanya jiwanya saja seorang Naya, tidak dengan raganya.
Seingatnya, tadi ia mengalami kecelakaan saat dalam perjalanan menuju kampusnya. Namun saat bangun, bukannya Naya ada di rumah sakit ataupun alam baka, gadis itu malah bangun di tempat asing yang sama sekali tidak ia kenali. Tentu saja hal itu membuatnya heran, berfikir mungkin saja ia diculik.
Dengan kalang kabut, Naya berlari menuju sebuah pintu yang ia yakini sebagai pintu keluar. Saat hendak memegang kenop pintu, matanya tak sengaja melirik ke arah kaca yang berada di samping pintu.
Betapa terkejutnya Naya karena bukan wajahnya lah yang terlihat di sana, melainkan wajah seorang gadis cantik yang bahkan tak dikenali olehnya sama sekali.
Awalnya Naya tidak percaya dengan apa yang dilihatnya itu. Mungkin saja 'kan ia hanya berhalusinasi?
Hingga akhirnya ia menghampiri kaca tersebut, memegang wajahnya, bibirnya, hidungnya, yang kemudian diikuti oleh bayangan yang ada di dalam kaca. Lalu setelahnya Naya menampar dirinya sendiri, dan rasanya sakit. Tidak mungkin, kan, ini hanya mimpi?
Akhirnya Naya menyadari satu hal, ia bertransmigrasi ke dalam tubuh seorang gadis yang tak dikenalinya. Naya mencari data diri gadis itu, bahkan sampai mengabaikan teriakan ibu dari sang gadis yang menyuruhnya untuk segera sarapan.
Setelah menemukannya, di sinilah Naya berakhir, menangis meratapi nasibnya sambil guling-guling di kasur.
"Anjing, anjing, anjing!! Gue gak mau nanti jadi gila kayak dia! Masa udah cantik gini malah gila!"
"Tapi emangnya gue bisa apa? Ini kan garis takdir yang udah ditentuin penulis."
"Berarti sekarang gue jadi manusia fiksi, dong? Huaaa!!" Naya kembali menangis kencang.
Arvelyn Fairlyta Earshy, gadis yang kini ia tempati tubuhnya. Seorang Figuran dalam novel yang baru saja selesai dibacanya kemarin.
Arvelyn, si figuran yang memiliki akhir tragis karena mengejar cinta sang antagonis. Gadis itu berakhir di rumah sakit jiwa alias gila karena si antagonis selalu menolak cintanya, dan lebih memilih protagonis wanita daripada dirinya.
Kehidupan Arvelyn bisa dibilang sempurna, jika saja otaknya tidak korslet mengejar laki-laki yang jelas-jelas mencintai gadis lain.
Arvelyn anak tunggal kaya raya, di dalam novel pun dijelaskan jika kehidupan Arvelyn sangat baik.
Ya, setidaknya itu sebelum ia mencintai si antagonis.
Setelah Arvelyn bertemu dengan sang antagonis, gadis itu langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dan selalu mencoba untuk menarik perhatian si antagonis. Mengintilinya kemana pun, bahkan sampai melakukan hal di luar nalar agar bisa dilirik oleh sang antagonis. Termasuk menyerahkan keperawanannya sendiri.
Namun pada saat itu sang antagonis telah jatuh cinta kepada pemeran utama wanita, hingga akhirnya menolak mentah-mentah tawaran gadis itu dan malah mencaci-makinya.
Hingga puncaknya ketika Arvelyn mem bully pemeran utama wanita karena sudah kelewat kesal, sang antagonis yang mendengar hal itu pun menyeret paksa gadis itu ke gudang belakang sekolah yang sudah tak terpakai, lalu menyuruh teman-temannya untuk melecehkan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist Fiancé [HIATUS]
Teen FictionNaya Rivera, gadis 19 tahun yang mati akibat kecelakaan beruntun yang dialaminya ketika ia hendak pergi ke kampus. Namun bukannya pergi ke alam baka, jiwa Naya malah tersesat ke dalam tubuh seorang figuran di dalam novel yang baru saja selesai dibac...