2. Sebagai Bentuk Pertanggungjawabanmu

7.6K 296 5
                                    

Zeus bertanya, tetapi tidak mendapat jawaban apa pun. Namun tiba-tiba, pukulan keras mendarat di kepalanya. Sontak, kepala pria itu terdorong ke samping. Dengan tangan yang terkepal kuat, ia menggertakkan giginya.

"Siapa kau? Beraninya ..." Zeus menoleh ke belakang dan mendapati sang ayah berada tepat di sampingnya, "Pa-papa? Apa yang Papa lakukan di sini? Lalu, kenapa Papa memukul kepalaku?" tanya pria itu terkejut.

"Kau masih berani bertanya? Harusnya papa yang tanya, sebenarnya ada apa denganmu? Apa yang kau lakukan pada Hely, sedangkan besok pagi kau akan menikah?" sanggah Asilas menggebu. Pria itu berkata sambil menggertakkan giginya. Manik matanya menatap tajam putranya bak mata belati.

"Maksud Papa apa? Memangnya apa yang aku lakukan pada Hely?" tanya Zeus masih belum sadar atas apa yang telah ia lakukan pada Helios.

Tatapan mata Asilas tertuju pada Helios yang meringkuk di lantai menggunakan selimut. Kemudian, Zues mengikuti arah pandang ayahnya.

"Hely? Apa yang kau lakukan di kamarku?" tanya Zeus terkejut.

Helios semakin menenggelamkan wajahnya dan semakin terisak. Ia merasa hidupnya sudah hancur karena sesuatu yang paling berharga darinya sudah direnggut paksa oleh Zeus. Terlebih, pria itu bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.

"Jangan tanya pada Hely. Tanyakan saja pada dirimu sendiri, apa yang telah kau lakukan padanya. Kau lihat? Tubuhmu terlihat sangat kotor dan menjijikan," timpal Asilas menatap jijik pada tubuh putranya.

Saat ini, tubuh polos Zeus seperti kain merah menyala dengan motif garis-garis. Tubuh pria itu berlumuran darah dengan banyak sekali bekas cakaran.

"Astaga!" terkejut Zeus hampir melompat terkejut melihat kondisi tubuhnya. Bahkan ia baru merasakan perih di sekujur tubuhnya karena luka itu.

"Cepat bersihkan tubuhmu yang kotor dan bau itu! Setelah itu, papa dan Mama akan menunggumu di bawah." Tatapan mata Asilas berpindah pada Helios, "Kau juga. Cepat bersihkan tubuhmu dan kita akan bicara di bawah," lanjut pria itu.

Setelah mengucapkan kata-kata itu, Asilas meraih tubuh istrinya dan memapahnya keluar. Sementara di dalam, Zeus langsung menatap tajam ke arah Helios.

"Sebenarnya apa yang kau lakukan di kamarku? Apa kau yang menjebakku?" tanya Zeus dingin.

Pria itu tidak bisa menerima kenyataan bahwa di malam terakhirnya ia melajang telah menodai kesucian seorang wanita. Apalagi wanita itu adalah seorang asisten rumah tangga di rumahnya sendiri. Rasa-rasanya, ia ingin sekali menenggelamkan tubuhnya ke dalam air laut hingga menjadi buih.

Mendengar pertanyaan yang Zeus lontarkan membuat Helios mengangkat kepalanya tiba-tiba. "Jangan asal bicara, Tuan. Di sini saya yang menjadi korban dan tolong Tuan jangan bersikap seolah saya pelakunya," sanggah Helios tidak kalah dingin.

"Lalu, kenapa kau ada di kamarku malam-malam begini?" tanya pria itu lagi karena belum mendapatkan jawaban yang pasti.

Ia akui ketika pulang dari pesta, ia dalam keadaan mabuk berat. Ia masuk ke dalam kamar dan mendapati calon istrinya di dalam. Jadi karena tidak bisa menahan diri, pria itu langsung mengungkung tubuh calon istrinya dan bersenang-senang. Namun yang tak disangka-sangka, ia justru menodai wanita lain dengan cara paksa. Tidak sesuai dengan penglihatannya sebelumnya.

"Tuan lihat, baju pengantin yang sudah tidak berbentuk itu?" Helios menunjuk ke arah baju pengantin pria yang jatuh terjerambah di lantai dalam kondisi berantakan dengan noda darah, "Saya datang ke sini untuk mengantar baju pengantin itu. Saya pikir, Tuan tidak ada jadi saya masuk untuk meletakkannya di atas tempat tidur. Tapi ternyata, Tuan tiba-tiba ada di belakang saya dan--"

Terpaksa Menikahi PembantukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang